, ,

    Pelepasan Tim Shorinji Kempo Kukar yang akan mengikuti kejuaraan dunia 2023 di Tokyo Jepang
    (Foto: Endi)

    Tim Shorinji Kempo Kutai Kartanegara (Kukar) akan mengikuti kejuaraan dunia Shorinji Kempo (Taikai) International Study Session 2023 di Tokyo Jepang. 

    Seremony pelepasan yang berlangsung di ruang serba guna kantor Bupati Kukar, Selasa (03/10/2023), ditandai dengan penyerahan bendera merah putih oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sunggono kepada Ketua Harian Persaudaraan Shorinji Kempo (Perkemi) Kukar Ahmad Zulfiansyah 

    Ketua Harian Perkemi Kukar Ahmad Zulfiansyah mengatakan, ada sekitar 30 atlet, 6 pelatih, termasuk manajer dan official yang akan diberangkatkan ke Jepang. Sedangkan usia atlet disesuaikan dengan nomor tanding, yakni dari usia 9-13 tahun, 13-15 tahun, serta usia 16 tahun dan dewasa.

    Pria yang akrab disapa Zul ini mengungkapkan, berdasarkan pengalaman di tahun 2017, atlet junior lebih banyak memiliki peluang, 

    "Karena saingannya cuma Jepang, kalau Eropa, Amerika, Prancis dan lain-lain itu masih dibawah kita. Makanya untuk tahun ini kita menarget semua nomor tanding itu minimal juara dapat perak dan perunggu, kalau yang junior kita target emas," ujarnya.

    Terkait persiapan, para atlet yang dikirim ke Jepang ini telah mengikuti Pra PON dan terus melakukan latihan, termasuk atlit junior yang sebelumnya mengikuti POPNAS.

    "Ini kan butuh range waktu yang luar biasa, hampir 6 sampai 8 bulan, karena kita mempersiapkan dari event sebelumnya atau sebelum melangkah ke kejuaraan dunia," kata Zul yang juga anggota DPRD Kukar ini.

    Yang menarik, atlet Kempo Kukar saat di Jepang nanti turut membawa misi budaya dengan menampilkan tari khas suku Kutai dan Dayak. Misi ini pun disambut baik dan akan difasilitasi oleh panitia pelaksana di Tokyo.

    "Ini luar biasa, ada 2 malam session, malam terakhir persahabatan itu kita diminta menampilkan tarian. Ini murni atlet kempo yang menari dan pakai musik hidup, kita bawa pelatih tari 1 orang dan pemusik 1 orang (Pemain gambus dan sape'), saya cuma tukang gendang sama gong," bebernya.

    Sementara itu Sekda Kukar Sunggono menyampaikan rasa bangganya terhadap atlet beladiri Kempo di daerah ini yang akan bertanding di tingkat internasional.

    "Mudah-mudahan ini menjadi semangat baru bagi kita semua dan bagi atlet Shorinji Kempo untuk terus berprestasi mempersembahkan yang terbaik bagi Kutai Kartanegara dan Indonesia,"ucapnya.

    Atas nama pemerintah daerah, Sekda berpesan kepada para atlet yang akan bertanding agar tetap menjaga kesehatan dan stamina.

    "Serta fokus pada pencapaian prestasi, sehingga bisa mempersembahkan yang terbaik bagi daerah dan negara," demikian diharapkannya. (mmbse)

    , , ,

    Vokalis El Corona Muqadam Nagieb ajak Bupati Kukar Edi Damansyah nyanyikan lagu Pantun Janda
    (Foto: Istimewa)

    El Corona sukses menggoyang penonton yang memadati lapangan parkir Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Minggu (01/10/2023) malam.

    Grup musik beraliran irama gambus yang tengah viral di media sosial ini hadir dalam acara launching buku Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah sekaligus penutupan Expo Erau Adat Pelas Benua 2023.

    Terbentuk saat awal pandemi covid-19 tahun 2020 lalu, El Corona mengawali penampilannya dengan lagu Milikku ciptaan A Rafiq yang dilantunkan Muqadam Nagieb, Anita Pawez dan Ali Zainal

    Penampilan grup berisikan 6 personil ini berlanjut dengan lagu berjudul Seperti Mati Lampu (Pasha Ungu), disusul Kata Pujangga (Rhoma Irama) dan lagu Khayalanku (Alwi Hasan).

    Pengunjung pun terus bergoyang dan ikut bernyanyi saat lagu berjudul Rungkat (Vicky Prasetyo) dinyanyikan grup yang aktif di kanal Youtube ini. 

    Ali Zainal salah satu personil El Corona lantas mengajak Bupati Kukar Edi Damansyah naik keatas panggung untuk bersama-sama mendendangkan lagu Pantun Janda karya maestro gambus Ami Hadi dan Husein Bawafie yang kian dikenal sejak dilantunkan ulang oleh grup band yang mengawali karir musiknya usai berhenti bekerja dari sebuah restoran arab.

    El Corona yang dikenal berkat mengcover sejumlah lagu ini lagi-lagi mengajak Bupati Kukar dan penonton menyanyikan kembali lagu ciptaan Rhoma Irama berjudul Terajana.

    Penampilan El Corona kian pecah saat menutup penampilannya dengan menyanyikan kembali lagu ciptaan Ami Hadi dan Husein Bawafie berjudul Ikan Dalam Kolam yang belakangan ini semakin populer. (mmbse)

    , , ,

    Replika naga laki dan naga bini didepan museum Mulawarman sebelum dibawa ke Kutai Lama
    (Foto: Media Kesultanan/Awal)

    Puncak pelaksanaan Erau Adat Pelas Benua 2023 ditandai dengan prosesi Ngulur naga dan Belimbur oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Minggu (01/10) pagi.

    Prosesi diawali dengan diturunkannya replika Naga Laki dan Naga Bini yang berada di serambi Museum Mulawarman (Eks keraton Kutai). Sultan Kutai ke-21 Haji Adji Muhammad (HAM) Arifin kemudian melakukan ritual Tepong tawar dan Besawai kepada dua naga tersebut.

    Ritual Tepong tawar dan Besawai bertujuan agar selama perjalanan membawa sepasang naga menuju perairan sungai di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, berjalan dengan lancar tanpa ada halangan apapun jua.

    Dalam prosesi Ngulur Naga yang dihadiri jajaran pemerintah daerah, Forkopimda, undangan dan warga masyarakat ini dibacakan riwayat naga oleh kerabat kesultanan yakni Raden Mangkupatih serta sambutan Sultan Kutai ke-21 yang dibacakan Pangeran Noto Negoro.

    Selanjutnya kedua replika naga dinaikkan keatas kapal dan dibawa ke perairan sungai Kutai Lama untuk dilarung tubuhnya, sedangkan kepala dan ekornya dibawa kembali ke Tenggarong. Prosesi Ngulur Naga sendiri dalam kepercayaan adat Kutai secara turun temurun adalah ritual komunikasi para alam dunia dan para alam ghaib yang bersifat sakral.

    Disaat replika naga diberangkatkan, Sultan Kutai ke-21 melaksanakan ritual Beumban, Begorok, dan Rangga Titi, dimana ritual ini wajib dilakukan untuk mendahului ritual belimbur.

    Suka cita belimbur kerabat kesultanan yang berbaur dengan warga disekitar museum Mulawarman
    (Foto: Media Kesultanan/Awal)

    Belimbur sendiri dimulai setelah air tuli atau air suci dari sungai Kutai Lama dibawa bersama kepala dan ekor naga. Ritual ini dimaksudkan untuk mensucikan diri Sultan Kutai beserta kerabat dan orang-orang terdekatnya dari pengaruh jahat.

    Sultan yang duduk diatas Rangga Titi kemudian memerciki dirinya menggunakan mayang pinang serta memercikan ke arah 4 penjuru mata angin. Ritual ini menandai dimulainya belimbur secara bersama-sama oleh seluruh rakyat Kukar dan para pengunjung untuk menyucikan diri dari pengaruh jahat yang berwujud dan tidak berwujud.

    Selain di sekitar museum Mulawarman, belimbur dilaksanakan dibeberapa titik yaitu dari Kelurahan Loa Tebu hingga simpang tiga kecamatan Loa Janan dan dumulai dari pukul 10.00-15.00 Wita.

    Sebelumnya Bupati Kukar Edi Damansyah dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Akhmad Taufik Hidayat mengatakan, Erau sebagai event budaya dan festival rakyat adalah bukti kekayaan dan keragaman budaya yang dimiliki masyarakat Kukar.

    Lanjutnya, Erau merepresentasikan identitas kearifan lokal masyarakat Kukar serta bagaimana antusiasme masyarakat dalam merawat nilai-nilai tradisi yang adi luhung. Diharapkan Erau ini akan memperkuat jati diri masyarakat Kutai ditengah komunitas global bangsa Indonesia dan dapat dinilai citra eksklusif bagi masyarakat Kaltim ketika IKN tumbuh berkembang di masa yang akan datang.

    Terkait upacara adat Erau, ia pun mengajak semua pihak untuk menjunjung tinggi adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ini. "Agar kita semua menjadi warga negara arif terhadap nilai-nilai tradisi dan masyarakat yang peka terhadap adat budaya," ucap Taufik. (mmbse)

    ,

    Kapolres Kukar AKBP Hari Rosena memberikan ucapan selamat kepada 3 perwira usai prosesi sertijab
    (Foto: Humas Polres Kukar)

    Prosesi serah terima jabatan (Sertijab) di lingkungan Polres Kutai Kartanegara (Kukar) digelar di Ruang Catur Prasetya, Mako Polres Kukar, Jumat (29/09/2023).

    Adapun jabatan yang diserahterimakan yakni jabatan Kabag Log dari AKP Priyantana kepada AKP Ahmad Said, Kapolsek Tenggarong dari AKP Purwo Asmadi kepada AKP Sukardi dan Kapolsek Muara Muntai dari AKP Ahmad Said kepada IPTU Wahid.

    Dalam sertijab yang dipimpin Kapolres Kukar AKBP Hari Rosena ini turut dibacakan Surat Keputusan Kapolda Kaltim.Nomor Kep/704 / IX/ 2023 tanggal 15 September 2023.

    Usai pengambilan sumpah jabatan oleh inspektur upacara, selanjutnya dilakukan penandatanganan naskah berita acara sertijab, berita acara sumpah jabatan dan fakta integritas.

    “Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pejabat lama atas pengabdian, loyalitas dan dedikasi terbaiknya dalam menjalankan tugas di Polres Kutai Kartanegara,” ujar Kapolres.

    Kepada pejabat baru, ia menyampaikan ucapkan selamat bergabung menjadi keluarga besar Polres Kukar. Hari juga menekankan jika jabatan yang diemban saat ini merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa serta kepercayaan dari pimpinan Polri.

    “Semoga dapat segera menyesuaikan diri di lingkungan tugas yang baru. Saya yakin dan menaruh harapan besar kepada rekan-rekan bahwa saudara pantas dan mampu untuk mengemban jabatan yang diberikan kepada saudara," ucapnya.

    Hadir dalam giat sertijab ini Wakapolres Kompol Angga Indarta, Kabag Ops Kompol Subari, Kabag SDM Kompol Teguh Joko Sriyono, Kabag Ren Kompol Suparno, Kasi Propam Kompol Puji Santoso, serta para Kasat, Kapolsek dan Kasie Polres Kukar. (*/mmbse)

    , , ,

    Sekda Kukar Sunggono didampingi kerabat kesultanan ziarah ke makam pendiri kota Tenggarong
    (Foto: Media Kesultanan/Awal)

    Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tenggarong ke-241 ditandai dengan ziarah makam pendiri kota Tenggarong yakni Aji Imbut gelar Sultan Adji Muhammad Muslihuddin, di pemakaman raja-raja Kutai komplek Museum Mukawarman, Kamis (28/09/2023).

    Sebelum ziarah ke makam Aji Imbut atau Sultan Kutai ke-15 yang memerintah pada tahun 1780-1816, terlebih dahulu dibacakan riwayat berdirinya kota Tenggarong oleh Camat Tenggarong Sukono.

    Dalam sambutan tertulis Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-21 Haji Adji Muhammad Arifin  yang dibacakan H Heriansyah gelar Pangeran Noto Negoro disampaikan kilas sejarah Kota Tenggarong yang didirikan pada 28 September 1782.

    "Semula kota ini bernama Tepian Pandan ketika Aji Imbut memindahkan ibu kota kerajaan dari Pemarangan, oleh Sultan Kutai nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti rumah raja," tuturnya.

    Dalam kesempataan itu pula, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Pemkab Kukar dan Forkopimda serta seluruh pihak atas partisipasinya dalam membangun kota Tenggarong dengan memperhatikan simbol-simbol budaya Kesultanan Kutai.

    "Sebagaimana kita lihat pembangunan Menara Tuah Himba sebagai landmark kabupaten Kutai Kartanegara yang terdiri dari 3 bagian mengambil filosofi dari Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan Taman Titik Nol depan Museum Mulawarman (eks keraton Kutai)," sambungnya.

    Sementara itu Sekda Kukar Sunggono saat membacakan sambutan tertulis Bupati Kukar berharap, ziarah makam ini dapat menjadikan cermin untuk merefleksi, berkotemplasi, serta berinstropeksi atas kontribusi dan peranan masing-masing dalam membangun kota Tenggarong. 

    "Mari bersama-sama kita jaga dan memberikan penghormatan sekaligus ucapan terima kasih yang tiada terhingga atas segala upaya yang telah mereka lakukan khususnya bagi pendahulu kita dalam membangin kota Tenggarong. Semoga upaya yang telah dilaksanakan menjadi wasilah bagi mereka yang akan berbalas ganjaran pahala disisi Allah SWT," ucapnya.

    Dalam ziarah tersebut, Sekda Kukar, Forkopimda, didampingi kerabat Kesulltanan meletakkan karangan bunga Lompo di makam Aji Imbut serta makam Sultan Kutai ke-20 Aji Muhammad Salehoeddin II sekaligus mendoakan kedua Sultan Kutai itu.

    Ziarah juga dilakukan ke makam Sultan Kutai ke-16 Aji Muhammad Salehuddin, Sultan Kutai ke-17 Aji Muhammad Sulaiman, Sultan Kutai ke-18 Aji Muhammad Alimuddin, dan Sultan Kutai ke-19 Aji Muhammad Parikesit. (mmbse)

    , ,

    DPRD Kukar menggelar rapat paripurna dalam rangka Hari Ulang Tahun Kota Tenggarong ke-241
    (Foto: R. Hidayat)

    Selama kurang lebih 7 abad kejayaan Kerajaan Kutai Kartanegara, pusat pemerintahan telah mengalami dua kali perpindahan, pertama pada tahun 1734 pada masa Pemerintahan Aji Sultan Muhammad Idris, perpindahan pusat pemerintahan dari Kutai Lama ke Pemarangan, atau di wilayah dalam Sungai Jembayan.

    Selanjutnya pada tanggal 28 September 1782 atau 241 tahun yang lalu oleh Raja Kutai Kartanegara ke-15, yakni Aji Muhammad Muslihuddin atau dikenal dengan nama Aji Imbut, memindahkan pusat pemerintahan ke Tepian Pandan, yang selanjutnya pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit di ubah nama menjadi Tangga Arung dan hingga saat ini lebih populer dengan sebutan Tenggarong.

    Sejarah singkat berdirinya Kota Tenggarong ini disampaikan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah dalam Rapat Paripurna DPRD Kukar memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tenggarong ke-241, Rabu (27/09/2023) di ruang sidang utama.

    Dalam kesempatan itu Edi menyampaikan, Tenggarong sebagai ibu kota Kukar dan juga pusat pemerintahan daerah, saat ini terus berbenah, perbaikan tata kota, yang diiringi dengan peningkatan kualitas layanan, khususnya pada fasiltas umum, pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa, yang keseluruhannya didesain secara gradual dan terintegrasi dengan mengarah pada pembentukan karakter wilayah kota yang modern dengan tidak meninggalkan kearifan lokal.

    Lanjutnya, hal ini merupakan bagian dari upaya bersama, untuk mewujudkan salah satu kebijakan pembangunan kewilayahan yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kutai Kartanegara 2021-2026, yakni mewujudkan Tenggarong sebagai pusat sejarah dan budaya sebagaimana tertulis dalam Program Dedikasi Kukar Idaman.

    "Yakni Kukar Berbudaya, dimana Tenggarong ke depan akan menjadi kota yang identik dengan pengembangan budaya nusantara yang didukung dengan pelestarian peninggalan sejarah sebagai pemantik daya saing daerah untuk menjadi destinasi wisata unggulan di sekitar wilayah Ibu Kota Nusantara," ujarnya.

    Atas nama pemerintah daerah, ia memohon dukungan kepada seluruh pemangku kepentingan di Kukar agar dapat melaksanakan pembangunan secara bertahap dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki saat ini.

    "Dimana salah satunya saat ini kita memiliki ruang gerak pembangunan yang lebih luas dengan APBD yang lebih besar, yakni diperkirakan mencapai 12 Triliyun Rupiah pada Tahun 2024. Potensi Pendapatan ini, diharapkan dapat kita optimalkan bagi pembangunan Kota Tenggarong secara proporsional," ucap Edi.

    Salah satu proyek strategis yang dilaksanakan tahun 2023 hingga tahun 2024 adalah, pembangunan Pasar Semi Modern Tangga Arung, pembangunan Kawasan Jembatan Kutai Kartanegara, serta fasilitas pendukung seperti Taman Tepi Sungai Mahakam, Landmark Kota Tenggarong serta Gedung Ekonomi Kreatif, perluasan jalan-jalan utama Tenggarong, perbaikan dan revisioning Pulau Kumala.

    "Diharapkan proyek-proyek strategis ini dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan akan memberikan nilai tambah terhadap eksotisme Kota Tenggarong sebagai Kota Sejarah dan Budaya di Provinsi Kalimantan Timur," cetusnya. (mmbse)

    , ,

    Peresmian Taman Titik Nol depan Museum Mulawarman ditandai dengan prosesi pengguntingan pita
    (Foto: Media Kesultanan Kutai/Awal)

    Taman kota Titik Nol Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura depan Museum Mulawarman di kawasan Jalan Pangeran Diponegoro, Tenggarong, diresmikan pada Selasa (26/09/2023) kemarin.

    Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-21 Haji Adji Muhammad (HAM) Arifin, Bupati Kukar Edi Damansyah, Sekda Sunggono, serta unsur Forkopimda.

    Usai penandatanganan prasasti bersama Sultan HAM Arifin, Bupati Edi Damansyah mengatakan, pembangunan Taman Titik Nol merupakan bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dari PT Mahakam Sumber Jaya.

    "Jadi di Tenggarong ini ada beberapa titik taman seperti di pelataran taman di bawah jembatan Kartanegara, ini dibantu oleh beberapa perusahaan dan masih dalam tahap finalisasi pengerjaan," bebernya.

    Ia mengungkapkan, pemerintah daerah berupaya mengorganisir denegan baik program CSR tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    Sultan Kutai ke-21 HAM Arifin dan Bupati Kukar menandatangani prasasti Taman Titik Nol
    (Foto: Media Kesultanan Kutai/Awal)

    "Perusahaan itu harus bahkan wajib hukumnya mempunyai program Tanggung Jawab Sosial, kalau di sektor batu bara namanya program pengembangan sumber daya masyarakat, begitu juga dengan migas, perkebunan kelapa sawit, semuaanya punya tanggung jawab itu" jelas Edi.

    Terkait pemberian nama Taman Titik Nol, orang nomor satu di Kukar ini telah berkonsultasi dengan Sultan HAM Arifin.

    "Namanya sudah saya mintakan kepada Yang Mulia Sultan, tapi kata beliau lagi dipersiapkan, jadi sebut saja lah Taman Titik Nol," tukasnya.

    Ditambahkannya lagi, konsep pembangunan Taman Titik Nol saling memiliki keterkaitan dengan  taman di lahan eks pemukiman tanjung.

    "Rencananya memang tidak begitu berlebihan, jadi kalau ada taman dan memang memungkinkan space nya kita juga siapkan ruang untuk pelaku usaha mikronya," demikian dijelaskan Edi. (mmbse)

    , , ,

    Sultan Kutai ke-21 bersama Bupati dan Forkopimda serta warga duduk bersama di acara beseprah
    (Foto: Media Kesultanan Kutai/Awal)

    Tenggarong - Tradisi makan beseprah digelar di hari ketiga rangkaian Erau Adat Pelas Benua Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Selasa (26/09/2023) pagi.

    Beseprah merupakan tradisi makan bersama keluarga kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, dimana makanan yang dihidangkan diletakkan diatas kain putih dinikmati dengan cara duduk bersila.

    Makan beseprah bersama Sultan Kutai ke-21 Haji Adji Muhammad (HAM) Arifin beserta kerabat kesultanan ini dihadiri Bupati Kukar Edi Damansyah, Sekda Sunggono Asisten dan Staf Ahli Bupati, Kepala OPD, unsur Forkopimda, undangan, dan seluruh lapisan masyarakat.

    Beragam makanan khas Kutai hasil sumbangan dari berbagai OPD diletakkan diatas kain yang membentang.di sepanjang jalan Pangeran Diponegoro, mulai dari depan kantor Kesbangpol Kukar, hingga sekitar Museum Mulawarman..

    Beseprah dimulai sekitar pukul 08.30 Wita, usai Sultan Kutai ke-21 HAM Arifin bertitah dan memukul kentongan bersama Bupati, Sekda, serta Forkopimda.

    Masyarakat yang antusias hadir pada makan beseprah ini kemudian dipersilahkan untuk bersama-sama menikmati ragam makanan tradisional yang telah disiapkan.

    Bupati Kukar menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dengan menyumbangkan makanan dan minuman pada makan beseprah. Dikatakannya tradisi ini memiliki esensi Sultan menjamu rakyat.

    "Makan beseprah ini bagian dari menguatkan silaturahim, kebersamaan, persaudaraan, karena Erau ini adalah agenda tahunan pemerintah kabupaten bersama Keslutanan Kutai Kartanegara," ujarnya.

    Menurut dia, makna beseprah dapat diartikan dengan pemimpin harus bersama rakyat, dimana beseprah menunjukkan suka cita saat makan bersama.

    "Kalau saya memaknainya bahwa pemimpin harus berada di tengah-tengah masyarakat, baik dalam situasi suka cita maupun duka," kata Edi.

    Terkait Erau, ia berharap agar pesta adat ini dapat dijadikan sarana pendidikan dan pelajaran bagi generasi muda di Kukar.

    "Cintailah tradisi adat istiadat di tanah Kutai Kartanegaraa ini. Jadi walaupun situasi kondisi global era digitalisasi, saya berharap bisa terus terjaga dengan baik budaya tradisi di tanah Kutai," cetusnya.

    Kegiatan makan beseprah kali ini juga dirangkai dengan peresmian taman titik nol Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. (mmbse)


Top