, ,


    Tanjung Pinang – Salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menggelar seremoni sail away tahap kedua Proyek SNB AOI untuk topside platform WPN7 dan WPN8 pada tanggal 6 Mei 2025 di lapangan milik PT Meindo Elang Indah di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Sail away tahap pertama topside platform WPS4 dan WPS5 ke Lapangan Sisi Nubi telah dilakukan pada tanggal 28 April 2025 lalu. Adapun sail away tahap ketiga untuk topside platform WPN5 dan WPN6 direncanakan pada tanggal 16 Mei 2025.

    General Manager PHM, Setyo Sapto Edi menjelaskan komitmen perusahaan untuk terus berinvestasi dalam kegiatan pengeboran eksploitasi dan eksplorasi guna mendukung pencapaian target produksi migas nasional. “Proyek SNB AOI merupakan salah satu proyek strategis dalam mewujudkan komitmen kami untuk memelihara keberlanjutan produksi migas dari Wilayah Kerja Mahakam. Proyek ini sangat penting untuk mendukung ketahanan energi nasional dimana proyek ini meningkatkan produksi gas dan minyak (condensate) PHM dengan kapasitas desain rata-rata 30 MMSCFD per platform,” jelas Setyo.


    Menurutnya, kegiatan pengeboran dalam proyek ini akan menerapkan praktik-praktik terbaik di industri migas yang direncanakan pada semester dua tahun 2025 dengan target onstream pada kwartal keempat tahun 2025. “Penerapan teknologi seperti Suction Pile Foundation, serta implementasi manajemen proyek yang baik menjadi kunci untuk menjaga keandalan operasi dalam mendukung keberlanjutan produksi dan ketahanan energi nasional,” ujar Setyo.

    Pada kesempatan ini, Setyo menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas kinerja HSSE dalam Proyek SNB AOI yang telah mencapai lebih dari 7 juta Jam Kerja Selamat. “Di PHM, kami selalu mengedepankan aspek keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan dalam setiap kegiatan operasi untuk memastikan energi yang seamat, andal, patuh, dan ramah lingkungan,” ungkap Setyo.

    Menambahkan apa yang disampaikan oleh Setyo, Senior Expert Project Management Office Upstream PT Pertamina (Persero) Bambang Arief Wicaksono mengungkapkan bahwa Proyek SNB AOI merupakan salah satu proyek prioritas Subholding Upstream Pertamina yang dinakhodai oleh PT Pertamina Hulu Energi dimana keberhasilan eksekusi proyek ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian kinerja investasi Pertamina secara keseluruhan.

    Sementara itu, Kepala Departemen Pengelolaan Proyek Divisi Manajemen Proyek SKK Migas, Kosario M. Kautsar dalam sambutannya juga turut menyampaikan bahwa proyek SNB AOI adalah salah satu dari 15 (lima belas) proyek strategis Hulu Migas yang direncanakan onstream di kwartal keempat tahun 2025. “Proyek SNB AOI ini masih masih memiliki beberapa tahapan berikutnya. Kami berharap PHM untuk tetap fokus pada keselamatan dan penyelesaian proyek ini sesuai dengan komitmen yang tercantum dalam Work Program & Budget (WP&B) 2025,” ujar beliau.

    Proyek SNB AOI merupakan proyek pengembangan lapangan lepas pantai (offshore) Sisi Nubi, 25 km lepas pantai dari Delta Mahakam di wilayah operasi PHM di Provinsi Kalimantan Timur dengan kedalaman air mencapai 60-80 meter. Hingga saat ini, keseluruhan 6 (enam) unit jacket (kaki-kaki platform) telah berhasil dipasang di lokasi offshore Lapangan Sisi Nubi menggunakan teknologi Suction Pile Foundation, sebuah pendekatan inovatif yang memungkinkan instalasi struktur bawah laut secara lebih cepat, efisien, dan ramah lingkungan. Teknologi ini merupakan teknologi baru dan pertama kalinya dilakukan di Indonesia, berupa 6 (enam) segmen pipa bawah laut dengan total panjang 22 km yang akan menghubungkan anjungan baru dengan fasilitas eksisting di area sisi Nubi. Saat ini, penggelaran pipa bawah laut telah selesai dilakukan sesuai dengan tata waktu yang telah direncanakan sebelumnya. (*)

    , , ,


    Tenggarong - Pelepasan jamaah calon haji (Calhaj) Kutai Kartanegara (Kukar) 1446 H/2025 M berlangsung di Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Tenggarong, Selasa (06/05/2025) pagi.

    Pelepasan calhaj yang tergabung dalam Kloter 3 ini merupakan rangkaian kegiatan safari subuh dan silaturahmi jajaran Pemkab Kukar beserta unsur Forkopimda dengan jamaah calon haji.

    Bupati Kukar Edi Damansyah menyampaikan rasa syukur atas tercapainya cita-cita keberangkatan para jamaah calon haji ke tanah suci, sebab berdasarkan data Kantor Kemenag Kukar, daftar tunggu keberangkatan haji mencapai 12 tahun.

    "Semoga keberangkatan haji ini bisa terlaksana dengan baik khususnya pelayanan, karena ada petugas yang ditetapkan pemerintah, sehingga petugas bisa melaksanakan tugas dengan baik dan jamaah haji pun bisa mempersiapkan diri dan mengikuti semua tata tertib," ujarnya.

    Baca JugaRatusan Calhaj Kukar Ikuti Bimbingan Manasik Haji Massal 2025

    Lanjut dia, terkait pelayanan haji, pemerintah telah berupaya setiap tahun melakukan perbaikan demi perbaikan.

    "Dalam manajemennya ada pembagiannya, ada urusan pemerintah pusat, ada urusan Pemprov dan ada urusan Pemkab/Pemkot. Terkait urusan agama, ini adalah kewenangan pemerintah pusat yang dilaksanakan instansi vertikalnya kantor Kemenag," kata Edi Damansyah.

    Ia berharap, seluruh jamaah calon haji Kukar yang akan senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan, serta kelancaran dalam melaksanakan rangkaian ibadah di tanah suci.

    "Dan harapannya menjadi haji yang mabrur dan selalu taat kepada Allah SWT," ucap Edi Damansyah.

    Untuk diketahui, sebanyak 524 calhaj Kukar yang akan diberangkatkan pada musim haji 2025 ini dibagi dalam 3 kloter, yakni kloter 3 berangkat pada 8 Mei, kloter 12 pada 22 Mei, dan kloter 15 bertolak tanggal 27 Mei. (mmbse)

    , ,


    Kutai Kartanegara – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), menerima Kunjungan Kerja (kunker) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Bahlil Lahadalia di lapangan Senipah Peciko South Mahakam (SPS) yang berlokasi di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Rabu, 30 April 2025. Kunjungan kerja ini bertujuan untuk meninjau langsung infrastruktur serta kegiatan operasional hulu minyak dan gas bumi di Provinsi Kalimantan Timur, memastikan keberlanjutan produksi energi nasional, sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan produksi migas nasional secara berkelanjutan.

    Pada kunker tersebut, Menteri ESDM RI didampingi oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri. Setibanya di Lapangan SPS, rombongan disambut langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim, Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Sunaryanto, General Manager PHM Setyo Sapto Edi, beserta jajaran manajemen lainnya. Rombongan turut meninjau fasilitas produksi utama yang ada di Lapangan SPS dan mendapatkan paparan mengenai kinerja operasional, inovasi teknologi, upaya efisiensi yang dijalankan oleh PHM untuk menjaga keberlanjutan produksi migas dari Wilayah Kerja Mahakam serta membangun budaya keselamatan kerja (HSSE) sebagai pilar utama dalam menjalankan operasi.

    Dalam sambutannya, Chalid Said Salim menyampaikan apresiasi kepada Bapak Menteri ESDM RI atas kunjungannya ke lapangan SPS. “Kunjungan ini bukan hanya menjadi kehormatan bagi kami, namun juga menjadi wujud nyata dukungan dan perhatian pemerintah terhadap kerja kami di sektor hulu migas. Dukungan tersebut merupakan energi pendorong bagi kami untuk terus mengedepankan kinerja yang unggul dan berkelanjutan,” jelas Chalid.


    Sementara itu, dalam pemaparan terkait kinerja kerja PHM yang diberikan, Setyo Sapto Edi menegaskan bahwa PHM mengedepankan inovasi dan penerapan teknologi, digitalisasi, dan prinsip keselamatan kerja sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan produksi secara berkelanjutan, sejalan dengan target produksi migas nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. “Di PHM, kami berkomitmen menjalankan operasi hulu migas yang selamat, andal, patuh, dan efisien dengan dikelola oleh PHM mengedepankan inovasi serta mengadopsi teknologi terkini. Lapangan SPS adalah salah satu contoh bagaimana pengelolaan lapangan mature dapat dilakukan secara optimal dengan tetap menjaga produktivitas dan memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan,” jelas Setyo.

    Setyo juga menambahkan bahwa pencapaian produksi PHM year to date Maret 2025 sebesar 439 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas dan minyak sebesar 25.1 Ribu Barrel Oil Per Day (BOPD). Sementara untuk pengeboran, PHM telah berhasil melakukan pengeboran sebanyak 20 sumur tajak. Keberhasilan ini didukung oleh strategi PHM dalam hal optimalisasi lapangan, penerapan teknologi terkini, serta efisiensi operasi yang memungkinkan produksi tetap stabil di tengah tantangan industri migas global. Selain pencapaian produksi, PHM juga menegaskan komitmennya terhadap keselamatan kerja. Sampai dengan tanggal 29 Maret 2025, PHM telah mencatat 571 hari atau setara dengan 44.294.278 jam kerja tanpa kecelakaan.

    “Pencapaian ini merupakan hasil dari implementasi budaya keselamatan yang kuat di seluruh lini operasi di PHM, termasuk program pelatihan intensif dan peningkatan kepatuhan terhadap standar keselamatan,” imbuhnya.

    Setyo juga menyampaikan bahwa semua pencapaian positif yang telah diraih oleh PHM dan anak perusahaannya karena adanya dukungan dari Pemerintah baik yang di pusat maupun yang di daerah, kolaborasi erat dengan seluruh pemangku kepentingan, serta dedikasi pekerja merupakan kunci untuk mencapai target produksi nasional. “Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras dan kolaborasi seluruh elemen perusahaan serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Kami akan terus berupaya meningkatkan kinerja operasi dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan dan keberlanjutan, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal bagi terwujudnya ketahanan energi nasional,” ujarnya.

    Menanggapi apa yang telah disampaikan oleh Setyo, dalam sambutannya Bahlil mengapresiasi dedikasi dan inovasi yang telah dilakukan oleh PHI melalui PHM dalam mempertahankan tingkat produksi migas di tengah tantangan operasi yang kompleks terutama di lapangan-lapangan migas yang mature. “Saya berharap PHM terus fokus dalam meningkatkan lifting minyak untuk mendukung ketahanan energi nasional, tentunya dengan dukungan penuh dari seluruh pelaku industri migas. Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif dan mendukung upaya eksplorasi serta pengembangan lapangan-lapangan migas baru," ujar Bahlil.

    Bahlil juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan industri hulu migas untuk mencapai target produksi nasional, serta menegaskan bahwa pemerintah akan terus menciptakan iklim investasi yang mendukung percepatan kegiatan eksplorasi dan produksi.

    PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. Melalui kerja sama dengan SKK Migas, PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi untuk menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan. (*)


Top