Jaringan Pipa Baru Blok Mahakam Mulai di Operasikan

Kemajuan signifikan dicapai Total E & P Indonesie pada proyek Bekapai Fase 2B di Blok Mahakam dengan dioperasikannya jaringan pipa baru sepanjang 12,6 km dari anjungan BA dilapangan Bekapai ke anjungan SWP-K di lapangan Peciko. Proyek ini akan menambah produksi di Blok Mahakam dari lapangan ini hingga 100 MMSCFD (gas) dan 12.430 BOD (minyak dan kondesat).
Foto: Dok. Total E & P Indonesie

Proyek Bekapai Fase 2B yang dikerjakan oleh Total E&P Indonesie kini telah mencapai kemajuan signifikan dengan dioperasikannya pipa berdiameter 12 inch sepanjang 12,6 km dari ajungan BA di Lapangan Bekapai, ke anjungan SWP-K di Lapangan Peciko, pengoperasian pipa sudah dilakukan sejak Sabtu, (25/07) lalu. Kedua lapangan migas tersebut berada di Blok Mahakam yang dikelola oleh Total E&P Indonesie (50%, operator) dan Inpex (50%) di bawah pengawasan SKK Migas.

“Kami dengan gembira mengumumkan, bahwa keseluruhan kegiatan mulai dari pengadaan barang dan jasa, engineering, fabrikasi, instalasi, pre-commissioning, commissioning maupun start-up, berjalan sangat aman, tanpa LTI atau zero LTI (Lost Time of Injuries),” kata Hardy Pramono, President & General Manager Total E&P Indonesia.

Menurut Hardy, start up ini terjadi satu minggu lebih cepat dari komitmen Ready for Start Up (RFSU), yaitu 1 Agustus 2015, seperti yang tertera pada persetujuan FID. “Juga menghemat biaya sebesar US$ 10 juta (lebih dari Rp 130 miliar),” katanya.

Jaringan pipa baru berkapasitas 100 MMSCFD ini akan mengurangi beban pada jaringan lama pipa ekspor minyak dan gas Bekapai-Senipah berdiameter 12 inch yang ada saat ini.

"Dengan beroperasinya pipa baru ini, produksi gas Bekapai telah meningkat menjadi 50 MMSCFD sejak 29 Juli 2015, dan diperkirakan akan mencapai 75 MMSCFD setelah dilakukan kegiatan perawatan sumur pada akhir Juli lalu," tuturnya

Menurutnya, Prestasi penting ini tercapai berkat tekad kuat, profesionalisme, dan kerjasama yang sangat baik dari semua pihak yang terlibat. Selain itu, proyek Bekapai Fase 2B juga mengalami kemajuan pada penyelesaian kegiatan paket modifikasi anjungan pada anjungan BA, PP, BG, dan modifikasi anjungan SWP-K, melalui 7 (tujuh) Operasi Simultan (Simultaneous Operation) yang berjalan aman, dengan melibatkan lebih dari 120 titik sambung (tie-ins) dan durasi shutdown yang lebih singkat (total hanya 11 hari). Setelah modifikasi ini, anjungan BG yang telah diperluas mampu menampung 5 sumur baru melalui 3 slot sumur baru. Saat ini, proyek Bekapai Fase 2B masih melakukan kegiatan terakhir di laut pada anjungan BL.

"Tantangan utama pada proyek ini adalah seluruh kegiatan proyek berlangsung di anjungan-anjungan yang masih bekerja (SIMOPS) sambil tetap menjaga produksi dari lapangan Bekapai tanpa mengesampingkan keselamatan, dan juga meminimalkan penurunan produksi, serta meningkatkan optimasi biaya proyek," terangnya.

Hardy menambahkan, Sumur-sumur baru di anjungan BL dan BG dapat segera berproduksi (Put On Production/POP). Dua sumur sudah dibor di anjungan BL dan akan berproduksi pada pertengahan September 2015. Empat sumur akan dibor di anjungan BG dengan estimasi produksi gas pada Desember 2015 mendatang.

Berdasarkan siaran pers yang diterima kutaikartanegaranews.com, Proyek Bekapai 2B akan meningkatkan produksi gas di lapangan itu menjadi 100 MMSCFD dan mempertahankan produksi minyaknya sebanyak 12.430 BOD. Produksi tersebut akan menyumbang secara signifikan kepada target produksi tahunan Total E&P Indonesie sejumlah 1.700 MMSCFD untuk gas dan 63.700 BOD untuk minyak dan kondensat. (ekn)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top