Terumbu Karang Bawah Laut Desa Tanjung Limau Mengalami Kerusakan

Terumbu karang bawah laut di dusun Pengempang desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kukar
Foto: Fairuz

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman, Muchlis Efendi, mengaku terkejut pasca melihat perkembangan terumbu karang di bawah laut dusun Pangempang, Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kukar, dikarenakan kondisinya hanya tersisa 30 persen.

Dari pantauan pertama kali pihaknya bersama instansi terkait serta kelompok masyarakat pada bulan Februari hingga Desember 2015 silam, Kawasan terumbu karang dalam pertumbuhannya kian membaik, Sehingga rasio kehidupan dibawah laut mencapai diatas 50 persen.

"Saat ini justru mengalami kerusakan hingga 30 persen, Tetapi ikan hias yang muncul lebih banyak dari sebelumnya. Perlu segera dilakukan rehabilitasi dengan melakukan penyulaman terumbu karang yang dapat dikerjakan dibawah air menggunakan media berupa batang pipa atau kayu ulin dan nantinya bibit kakat diikat bersama kabel tis," jelasnya.

Muchlis mengatakan, Kerusakan terumbu karang ini dipengaruhi faktor alam dan aktifitas manusia dikarenakan arus gelombang tinggi serta musim kemarau yang menyebabkan karang mati. Termasuk kegiatan membuang jangkar pada posisi tidak tetap.

Terumbu karang secara ekologis menurutnya berfungsi sebagai tempat memijah ikan, perawatan dan tempat mencari makan."Jika fungsi ini terjaga dengan baik, maka sumber daya perikanan akan tetap stabil dan berkelanjutan," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokwasmas) Bina Lestari, Dusun Pangempang, Desa Tanjung Limau, Mansyur, mengaku, peralatan selam yang diperuntukan bagi Pokwasmas sangat minim, sehingga membuat aktifitas pemantauan terumbu karang dibawah laut menjadi kendala besar.

"Kami merasa kesulitan karena minimnya peralatan selam untuk melakukan pemantauan terumbu karang dibawah laut desa Tanjung Limau, Karena peralatan yang sering kami gunakan saat ini statusnya hanya pinjam pakai saja bukan milik Pokwasmas," ungkapnya.

Mansyur berharap adanya perhatian dari Pemkab Kukar melalui SKPD terkait untuk membantu peralatan selam yang memenuhi standard agar perikanan atau kemaritiman di Muara Badak tetap terjaga, Mengingat pertumbuhan terumbu karang saat ini hanya 30 persen saja karena adanya aktifitas nelayan.

"Jika Pokwasmas memiliki alat selam yang memadai, Maka pengawasan bisa dilakukan setiap waktu demi kelangsungan kehidupan biota laut," ucapnya.

Untuk diketahui, Pekan lalu dilakukan kegiatan penyelaman di kawasan transpalasi terumbu karang bersama Komandan Sub Posal TNI AL (Angkatan Laut) Marangkayu serta Ketua Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokwasmas) Bina Lestari, Desa Tanjung Limau. (end/fz)







Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top