Seekor Pesut Mahakam Ditemukan Membusuk di Muara Kaman

Bangkai pesut Mahakam yang sudah membusuk ditemukan warga di sungai sekitar kawasan Muara Kaman
Foto: Septy Adji / Komunitas Save Pesut Mahakam

Seekor pesut Mahakam ditemukan membusuk di sungai sekitar kawasan Kecamatan Muara Kaman. Tak pelak penemuan lumba-lumba air tawar yang dilindungi ini menjadi kabar duka bagi dunia konservasi di Kutai Kartanegara (Kukar).

Menurut Innal Hamda Rahman dari Komunitas Save Pesut Mahakam, dirinya baru mengetahui informasi tersebut pada Kamis (08/07) setelah diberitahu oleh Upik salah satu warga desa Rantau Hempang yang melihat bangkai pesut pada Rabu (05/07) sore, pukul 17.00 Wita.

"Saya mendapat informasi pertama kali tentang penemuan bangkai pesut Mahakam yang terlihat di daerah sekitar Perusahaan Batubara Moris yang berada di sisi sungai mahakam antara Muara Kaman dengan Desa Rantau Hempang," ujarnya saat dihubungi media ini.

Dari informasi yang diterimanya, Innal berasumsi jika pesut Mahakam itu sudah terbawa arus sungai dan sudah jauh dari desa Rantau Hempang. Malam harinya sekitar pukul 19.00 Wita, Ia kembali mendapat kabar dari warga bernama Muis yang mengaku melihat bangkai pesut Mahakam saat pulang dari desa Sedulang menuju desa Rantau Hempang pada Minggu (03/07) atau 3 hari sebelum Idul Fitri.

"Jadi jika memang ini adalah pesut mahakam yang sama seperti informasi yang saya terima sebelumnya, maka kemungkinan pesut tersebut sudah mati sejak empat hari yang lalu," ujarnya.

Pukul 9 malam Innal kembali menerima informasi dari warga lainnya yakni Fery yang melihat bangkai pesut Mahakam saat melintas di areal dekat Perusahaan Moris pukul 17.00 Wita pada hari yang sama."Dari informasi terakhir inilah kami memutuskan untuk langsung meluncur ke lokasi dengan menggunakan perahu ketinting," ucapnya lagi.

Bersama tiga orang rekannya yang juga tergabung dalam Komunitas Save Pesut Mahakam, sekitar pukul 22.23 Wita, Innal menyusuri sungai mahakam dengan menggunakan perahu dan 2 buah senter untuk penerangan hingga akhirnya menemukan bangkai pesut di lokasi yang sama persis seperti informasi terakhir yang diterimanya. 

"Kondisi badan sudah busuk dan berwarna kuning kemerahan, terkecuali di bagian sirip tangan sebelah kanan hingga bagian kepala yang berwarna kehitaman, posisi badan pada saat ditemukan miring ke kiri," ungkapnya.

Pesut Mahakam ini memiliki panjang badan 233 centimeter dan diameter 128 centimeter dengan jenis kelamin di perkirakan betina. Meski demikian lanjutnya, tidak ditemukan indikasi kematian karena terjerat jaring maupun bekas tabrakan. 

Atas temuan ini, Komunitas Save Pesut Mahakam kemudian melakukan koordinasi dengan menghubungi LSM, serta pakar atau ahli dari YK RASI (Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia) Danielle Kreb.

"Berhubung beliau masih di Belanda dan anggota lainnya yang masih di Jakarta, sehingga kami diminta untuk mendokumentasikan pesut Mahakam tersebut dalam beberapa angle, serta mengambil beberapa potongan daging untuk nantinya akan dicek lebih lanjut," bebernya. 

Pihaknya hanya melakukan dokumentasi lanjutan pada Jum'at (08/07) pagi kemarin. Sedangkan rencana untuk menguburkan pesut Mahakam terpaksa di tunda karena kurangnya personil untuk mengangkat badan pesut ke daratan. 

Ditambahkan Innal, saat ini populasi pesut Mahakam di Kukar hanya berkisar 87 ekor dan terancam kepunahan. Berbagai upaya pun dilakukan untuk melindungi hewan mamalia ini termasuk membuat petisi online yang disuarakan RASI beberapa waktu lalu. (end)

Innal Rahman dari Komunitas Save Pesut Mahakam saat mengambil sampel potongan daging dari badan pesut
Foto: Komunitas Save Pesut Mahakam

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top