Eks RSUD AM Parikesit Diduga Dirusak, Atap dan Kayu Jadi Incaran

Kondisi eks RSUD AM Parikesit nampak rusak, beberapa atap seng dan kayu bangunan menghilang
Foto: Endi

Pemandangan mengejutkan terlihat dibangunan eks RSUD AM Parikesit Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Melayu, Tenggarong. Sejumlah atap dan puluhan potong ruas kayu hilang.

Kejadian bermula pada Rabu (16/08) pukul 06.00 Wita, saat itu Dandim 0906/Tenggarong Letkol Inf Jansen P Nainggolan tengah berolahraga pagi (Jogging) dan melintas ke dalam kawasan rumah sakit.

"Saya kan belum pernah masuk kesana, nah saat itu saya melihat ada dua orang pria tengah membongkar atap dan sempat terpikir kenapa pagi-pagi sekali sudah ada yang bekerja," tuturnya.

Dandim pun menghampiri keduanya dan sempat menghubungi Sekda Kukar H Marli melalui telpon yang selanjutnya memastikan jika pemkab tidak ada pekerjaan pembongkaran bekas bangunan rumah sakit.

"Saya pikir rajin sekali orang ini, lalu saya tanya ada pekerjaan apa, ada proyek pembongkaran kah atau dari mana, mereka tidak bisa jawab, lalu saya suruh turun," kata Jansen.

Keduanya juga tidak bisa menjawab ketika ditanya perihal identitasnya, bahkan meski Dandim sudah memperkenalkan diri, justru kedua orang tersebut seolah menantang.

"Saya langsung telpon anggota piket, tapi dua orang ini kabur. Akhirnya saya kejar sempat dapat, sampai didalam ruangan bekas rumah sakit, terjadilah pergulatan untuk meringkus dia, akhirnya satu lepas yang satu kita dapat,"bebernya.

Pelaku belakangan diketahui berinisial Ds (23), usai dimintai keterangan selanjutnya diserahkan ke Polres Kukar untuk kepentingan penyidikan, sedangkan rekannya Ar yang kabur dalam pengejaran petugas.

Sementara Bupati Rita Widysari mengaku terkejut dan tidak menduga ada kejadian pembongkaran di eks bangunan RSUD AM Parikesit yang hingga kini masih berstatus milik pemkab Kukar itu.

"Kami tidak pernah menyangka ada kejadian, atap sengnya itu diambil. Setelah ini pak Sekda akan rapat dan meminta kepada Polres dan Satpol untuk melakukan penjagaan," kata Rita.

Sekda H Marli sendiri mengatakan, sebelumnya pernah ada penjagaan di eks bangunan rumah sakit yang direncanakan akan digunakan BNN (Badan Narkotika Nasional) sebagai pusat rehabilitasi.

"Sebelumnya dijaga, begitu diserahkan ke BNN dilepas, nah pada saat transisi inilah kejadiannya terjadi," ujar Marli.

Kerugian akibat penjarahan aset bangunan tersebut, sambungnya, masih dalam pendataan. Namun nilai aset bangunan saat akan diserahkan ke BNN nominalnya lebih dari Rp 30 miliar.

Dari penelusuran dilokasi, kondisi bekas ruang rawat inap, IGD hingga VIP rusak parah. Pintu ruangan raib serta kaca-kaca hancur berserakan, terlihat pula puluhan potong kayu ulin ditumpuk rapi dan siap angkut. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top