Santri dan Alumni PPKP Ribathul Khail Tolak Pemberhentian Dua Tenaga Pengajar

Alumni dan santri PPKP Ribathul Khail berunjuk rasa menolak pemberhentian sepihak dua tenaga pengajar
Foto: Joko

Alumni Minta Audit Independen

Gabungan santri dan guru Pondok Pesantren Karya Pembangunan (PPKP) Ribathul Khail, Timbau, Tenggarong, menggelar aksi unjuk rasa, Jumat (22/02/2019) pagi.

Digelar di halaman pesantren, aksi yang dimotori majelis alumni PPKP Ribathul Khail ini dipicu adanya pemberhentian dua tenaga pengajar dan diduga dilakukan secara sepihak oleh oknum yayasan pesantren.

Usai aksi unjuk rasa, Ketua Majelis Alumni PPKP Ribathul Khail, Misran, dalam keterangannya kepada sejumlah wartawan, meminta pihak yayasan transparan terkait adanya pemberhentian tersebut.

"Kami minta keterangan terkait dengan ustadz (guru,red) yang dalam hal ini mereka diberhentikan sepihak tanpa ada komunikasi sebelumnya, mekanisme juga tidak dijalankan, belum lagi hal-hal lain," bebernya.

Misran mengungkapkan, ada dua orang yang telah diberhentikan secara sepihak. "Informasi akurat kami dapatkan, bahwa setelah dua orang itu akan menyusul 7 orang," sebutnya.

Terkait hal itu, dirinya meminta dilakukan restrukturisasi yayasan, termasuk audit keuangan independen. Apalagi oknum yang disebut-sebut, disinyalir berkuasa melebihi Dewan Pembina maupun Dewan Pengawas. Karenanya, tidak menutup kemungkinan majelis alumni membawa persoalan ini ke ranah hukum.

"Oknum itu bukan alumni tapi berstatus aparatur sipil negara. Kita melihat prilakunya tidak sesuai Undang-undang di yayasan dan ketenagakerjaan. Karenanya kita meminta tim yayasan mengevaluasi apa yang kami sampaikan dalam statement aksi ini," tandasnya.

Kepala Sekolah Madrasah Aliyah PPKP Ribathul Khail, Deni Arliansyah, bersama para guru, mengaku siap menanggung resiko diberhentikan oleh pihak yayasan terkait aksi solidaritas hari ini.

"Kami sanggup menanggung resiko itu semua. Tapi kami tidak menyalahkan seluruh pengurus yayasan dan sangat menghormati Ketua Yayasan," ujarnya.

Deni menyebutkan, oknum pengurus yayasan yang disebut-sebut ada dua orang itu dianggap telah bersikap sewenang-wenang. Ia pun meminta peran aktif para alumni.

"Kami menuntut oknum pengurus yayasan supaya diberhentikan, karena terlalu arogan kepada guru-guru. Dan yang membuat kami tidak tenang baik guru di Madrasah Tsanawiyah maupun Aliyah selalu ada ancaman untuk dikeluarkan," ucapnya.

Dalam aksi pagi tadi, sejumlah tuntutan alumni dibentangkan, para santri juga membubuhkan tanda tangan diatas kain putih sebagai bentuk dukungan. (end)


Top