Radio Cafe RRI Samarinda Live di Kota Raja

Program acara Radio Cafe RRI Samarinda disiarkan langsung dari lokasi pelaksanaan Festival Kota Raja 2015, hadir sejumlah nara sumber dalam acara ini.
Foto : Dok. Innal Rahman/Komunitas Save Pesut Mahakam

Bincang-bincang bersama Radio Republik Indonesia (RRI) Samarinda, berlangsung di pusat pelaksanaan Festival Kota Raja (FKR), Lapangan basket, Timbau, Tenggarong, Selasa (06/10) malam. Program acara bertajuk Radio Cafe ini merupakan bentuk partisipasi RRI dalam menyukseskan pelaksanaan FKR ke-4 tahun 2015.

Acara yang disiarkan langsung melalui saluran radio ini, menghadirkan sejumlah nara sumber, yakni Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar, Sri Wahyuni, Kepala Stasiun RRI Samarinda, Suyono Wasis, Ketua Tenggarong Kutai Carnival (TKC) Nur Fajri, Pembina Komunitas Save Pesut Mahakam, Innal Hamda Rahman, dan peserta Gelar Produk Kreatif, Gunawan Setyobudi.

Diselingi dengan penampilan grup musik lokal kota Raja Tenggarong, Perbincangan berlangsung hangat, Kepala Disbudpar Kukar, Sri Wahyuni, mendapat giliran pertama untuk menyampaikan informasi seputar kegiatan FKR. Dikatakannya, Setiap kali dilaksanakan ada beberapa perubahan dalam event tahunan ini. Menurutnya FKR merupakan rangkaian dalam rangka memeriahkan HUT kota Tenggarong ke-233.

"FKR tahun ini ada Pentas Seni dan Gelar Produk Kreatif, serta Komunitas, khusus untuk produk kreatif, kita menampilkan produk lokal dari para pelaku UKM yang produknya memang kreatif dan belum diketahui masyarakat," jelasnya. Sri mengatakan, Tahun ini kegiatan Pentas Seni dan Gelar Produk Kreatif memang difokuskan di satu tempat. Ia pun mengajak warga masyarakat yang mendengarkan RRI untuk menyaksikan acara puncak FKR yakni persembahan dari para talen TKC.

Terkait pelaksanaan TKC, Ketua TKC Nur Fajri, menampilkan tiga kostum yang dikenakan para talent, nantinya kostum tersebut akan digunakan pada saat show time TKC 10 Oktober mendatang. Masing-masing kostum memiliki tema berbeda, mulai dari Buah Bolok, Sumpit, dan Pesut Mahakam.

Ketua TKC yang akrab disapa bunda oleh para talent ini mengatakan, Salah satu kostum yang bertema Buah Bolok memang sengaja diangkat, karena selama ini masyarakat hanya sering mendengar lagunya saja, tapi belum pernah melihat bentuk buahnya, buah Bolok menurutnya masih bisa ditemukan di hutan-hutan karena merupakan makanan Kijang Kalimantan atau biasa disebut dengan Payau.

Sementara itu Kepala Stasiun RRI Samarinda, Suyono Wasis, berharap kerjasama RRI dan Pemkab Kukar akan terus meningkat di tahun berikutnya, khususnya yang menyangkut tentang budaya, Ia mengaku sangat terinspirasi dengan pelaksanaan FKR.

"Apalagi pemancar RRI berada di Rempanga, Loa Kulu, makanya rugi kalo masyarakat pendengar siaran budaya program 4 tidak hadir menyaksikan acara TKC, karena ini bukan meniru karnaval di tempat lain," tutur Suyono yang langsung mendapat tepuk tangan para hadirin.

Tak hanya topik seputar FKR, perbincangan berlanjut dengan memperkenalkan produk kreatif dari pelaku UKM, salah satunya Jelai yang dikembangkan oleh pasangan Gunawan Setyobudi dan Sunyiani. Pasangan ini telah mengembangkan jelai yang tanamannya mirip dengan padi menjadi berbagai bahan pangan, salah satunya dengan membuat jelai menjadi sushi (makanan khas Jepang) dan juga susu yang dicampur walet, produk susu jelai kini telah dipasarkan di kota terdekat seperti Samarinda. Berdasarkan penelitian, Jelai ternyata memiliki kandungan anti oksidan lebih tinggi dibanding beras merah.

Selain produk kreatif, salah satu komunitas yakni Save Pesut Mahakam juga diperkenalkan dalam siaran RRI tersebut. Pembina Komunitas Save Pesut Mahakam Innal Hamda Rahman mengatakan, Komunitas yang terbentuk melalui media sosial ini konsen menyuarakan pelestarian Pesut Mahakam, karena habitatnya semakin berkurang. "Berdasarkan penelitian LSM RASI, sejak tahun 90an, kini populasinya hanya tersisa 87 ekor, Ini berbeda dengan orang utan yang populasinya masih lebih banyak, karena bisa ditemukan di luar Kalimantan, sedangkan pesut cuma ada di Kutai Kartanegara," terangnya.

Dalam siaran yang berlangsung lebih dari 1 jam ini, para pengunjung juga diajak berinteraksi untuk menjawab pertanyaan seputar tema HUT kota Tenggarong dan tagline FKR, mereka yang menjawab dengan benar diberikan bingkisan hadiah. (ekn)






Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top