Defisit di Sistem Pembangkit Berimbas Pada Pemadaman Listrik

Manajer PLN Rayon Tenggarong, Tri Hari Lukito (Kanan) saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait padamnya aliran listrik dalam beberapa minggu terakhir.
Foto : Endi

Pemadaman listrik yang sering terjadi akhir-akhir ini di beberapa kota yang ada di Kalimantan Timur, termasuk Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) diakibatkan karena terjadinya gangguan di beberapa pembangkit yang berada di sistem Mahakam.

Informasi ini disampaikan oleh Manajer PLN Rayon Tenggarong, Tri Hari Lukito, dihadapan para awak media, Senin (02/11) kemarin. Lukito mengatakan, Gangguan yang terjadi di sistem Mahakam disebabkan oleh salah satu pembangkit yakni PLTG Senipah keluar dari sistem karena tidak adanya pasokan gas dari PT Total E&P Indonesie. 

PLN dalam hal ini ujarnya tidak bisa lebih jauh ke dalam menanyakan persoalan tersebut, karena hanya sebatas membeli energi listrik dari pihak tersebut. Sebab PLTG yang ada di Senipah bersifat IPP (Independent Power Prodution).

"Namun saat ini unit 1 di PLTG Senipah sudah mulai beroperasi dan tinggal unit 2 yang belum bisa normal karena pasokan gasnya belum stabil. Dan mudah-mudahan kita harapkan kedepan percepatan kondisi normal di PLTG Senipah dapat membantu untuk mengurangi defisit," jelasnya. 

Dikatakannya, Selain PLTG Senipah, beberapa pembangkit saat ini sedang dilakukan pemeliharaan, yakni di PLTU Senoni yang merupakan salah satu pembangkit pemasok daya energi listrik yang ada di sistem Mahakam. "Saat ini yang kita ketahui mulai beberapa minggu kemarin diadakan pemeliharaan dan saat ini juga unit 1 sudah masuk sistem, dan unit 1 lagi masih belum masuk sistem,"ujarnya.

Menurut Lukito, Beberapa hari terakhir PLN tengah melakukan pemulihan sistem, dan diharapkan 2 sampai 3 hari kedepan PLTG Senipah sudah mulai normal kembali, begitu pula dengan PLTU Senoni. "Mudah-mudahan kedepan tidak lama lagi kita harapkan penormalan dari sistem pembangkit dapat mengurangi defisit dari pembangkit yang ada di sistem Mahakam dan tidak ada lagi terjadi pemadaman bergiliran,"lanjutnya.

Berdasarkan data yang ada, Saat ini kapasitas unit 1 dan 2 di PLTG Senipah masing-masing berjumlah 41 Mega Watt. "Kalau ditotalkan dalam kondisi normal unit 1 dan unit 2 kurang lebih hampir 80 Mega Watt, tapi kondisi beban puncak yang ada sekarang ini ya mengikuti saja. Mungkin beban puncak dari PLTG Senipah hampir 40 Mega, karena dari beberapa pembangkit juga mensupplay pasokan energi listrik untuk sistem Mahakam,"papar Lukito.

Saat ini jika terjadi gangguan selama 2-3 hari maka maka sistem Mahakam akan mengalami defisit hingga 77 Mega Watt, dalam 1 hari pemadaman bisa terjadi defisit dari 19-20 Mega Watt. "Jadi dengan adanya penormalan dari unit 2, kita harapkan kondisi daya mampu Sistem Mahakam sudah normal dan tidak ada lagi pemadaman, kita harapkan percepatan juga dari PLTU Senoni,"tambahnya.

Lukito mengatakan, Total daya dari seluruh pembangkit yang ada di sistem pembangkit Mahakam kurang lebih ada 341 Mega Watt. Sistem Mahakam ini terkoneksi dengan beberapa pembangkit yang ada Balikpapan, Samarinda, maupun Tenggarong.

Saat ditanya mengenai kemungkinan adanya penambahan kapasitas pembangkit, Ia belum bisa memastikan kemungkinan tersebut. Namun berharap kedepannya akan ada penambahan pembangkit listrik. "Sementara saya belum mengetahui juga, di tahun ini kita kan sudah membangun PLTU Kariangau. Kita sama-sama mendoakan jika tidak ada kendala akhir tahun ini PLTU Kariangau bisa operasi 1 unit,"pungkasnya. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top