Rita Kenang Sosok Syaukani: Saya Anak Paling Dekat Sama Bapak

Bupati Kukar, Rita Widyasari, menceritakan kenangan kala ayahnya  Syaukani HR masih bersama dirinya
Foto: Endi

Rita Widyasari (Bupati Kutai Kartanegara) masih merasakan duka mendalam karena harus kehilangan ayahnya H Syaukani Hasan Rais yang wafat pada Rabu (27/07) lalu. Berbagai kenangan saat bersama mendiang almarhum masih membekas dalam ingatannya.

"Saya anak yang paling dekat sama bapak (Syaukani, Red), tanya aja ibu sama kakak saya. Sampai umur tujuh tahun masih tidur sama bapak, sampai adik saya (Almarhum Windra Sudarta) lahir, baru tidurnya dipisah, mungkin karena saya perempuan," kenangnya.

Rita pun tak pernah bisa jauh dari ayahnya, bahkan ia sempat sakit ketika Pak Kaning (Sapaan akrab almarhum) menunaikan ibadah haji ke tanah suci. "Waktu dulu bapak naik haji kan 30 hari, Saya demam tinggi, sampai akhirnya baju bapak diselimutkan ke saya," ingatnya kembali.

Salah satu moment yang tak pernah dilupakan Rita sewaktu ayahnya masih bekerja sebagai Pegawai Dispenda. "Waktu itu masih kecil, kalau Bapak mau berangkat kerja saya itu selalu nangis, jadi dibawa naik sepeda keliling dulu," tuturnya.

Perempuan yang lahir di Tenggarong 07 November 1973 ini menceritakan, ketika Syaukani mendapat beasiswa dan kuliah di Jember Jawa Timur, Ia menyaksikan sendiri ketika masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak bagaimana ayahnya bekerja keras menghidupi keluarganya.

"Bapak itu kerjanya memperbaiki jam tangan supaya dapat uang, sementara ibu saya menjual batu kecubung yang dijual di TK kami. Terus kami juga kalau makan nasi cuma pakai air teh," kenang Rita lagi.

Menginjak bangku sekolah dasar, Rita dan saudari tertuanya Selvy Agustina, bersekolah di SDN 002 yang terletak di jalan KH Dewantara Tenggarong. Ayahya pun semakin menekankan pentingnya belajar.

"Kami itu harus juara satu, pokoknya harus belajar. Bapak itu agak galak dan marah kalau urusan pendidikan. Dulu kakak saya sering juara satu, kalau saya kadang juara dua. tapi kalau sudah juara satu dapat hadiah tabungan dari bapak," tukasnya.

Menurut Rita, Kesuksesan ayahnya kala itu hingga menjadi Bupati Kukar merupakan buah dari ketekunan menuntut ilmu, bahkan saat dirinya berniat ingin menikah, Syaukani sempat mengingatkan jika calon suaminya harus seorang sarjana.

"Waktu saya mau menikah, Bapak bilang saya belum boleh kawin sampai suami saya sarjana. Waktu itu memang suami belum sarjana, jadi begitu lulus kuliah niatnya cuma mau kawin," ujarnya tertawa.

Kini bersama suaminya, Endri Elfran Syafril, keduanya telah memiliki tiga buah hati yang bersekolah di Jakarta. Rita pun tetap mengingat pentingnya memiliki ilmu pengetahuan seperti yang selalu ditekankan almarhum Syaukani. "Bapak itu tak pernah meninggalkan apapun, Tapi beliau meninggalkan pendidikan," terangnya.

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia politik, tak lupa almarhum Syaukani mengingatkan Rita agar memperjuangkan partai yang membesarkannya.

"Saya ingat pesan Bapak itu waktu 2008, Saya disuruh ikut berjuang membesarkan partai Golkar. Kamu harus menjadi anggota DPR kata Bapak. Tapi beliau tidak pernah menyuruh saya menjadi Bupati," kata Rita.

Syaukani sambung Rita, memiliki impian ingin menjadikan Kukar khususnya Tenggarong menjadi kota wisata, salah satunya menjadikan obyek wisata pulau Kumala sebagai tujuan wisatawan.

"Saya juga belum mewujudkan Pulau Kumala menjadi destinasi yang seperti yang bapak harapkan, Tapi sebentar lagi harapan beliau kita wujudkan dan itu masih dalam proses," ucapnya. (end)

Iringan Paskibraka saat mengantarkan jenazah Syaukani ke peristirahatan terakhir , Kamis 28 Agustus 2016
Foto: Endi





Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top