Rapid Test 263 Orang Dari Kelompok Beresiko Tinggi di Kukar, Hasilnya 21 Orang Reaktif

Kepala Dinas Kesehatan Kukar dr Martina Yulianti saat memberikan keterangan kepada wartawan
(Foto: Endi)

Saat ini ketersediaan Rapid Diagnostik Test (RDT) untuk COVID-19 di Kutai Kartanegara (Kukar) cukup memadai.

Dinas Kesehatan (Dinkes) pun telah melakukan tes cepat terhadap kelompok berisiko tinggi menularkan serta kontak eratnya berdasarkan hasil pemetaan yang telah dibuat oleh tim surveilans.

Melalui press rilis, Sabtu (25/04), Kepala Dinkes Kukar dr Martina Yulianti mengatakan, kelompok berisiko tinggi itu adalah pelaku perjalanan dari acara Ijtima Gowa.

"Dari 263 orang yang sudah dilakukan tes cepat, terdapat sebanyak 21 orang dengan hasil reaktif, dengan rincian 19 orang pelaku perjalanan dan 2 orang anggota keluarga dari 2 orang pelaku perjalanan tersebut," bebernya.

Perempuan yang akrab disapa Yuli ini menyebutkan, kegiatan tes masih berlangsung di kecamatan-kecamatan yang ada di Kukar. Namun data berkembang dinamis di lapangan karena terdapat pelaku perjalanan yang baru melaporkan dirinya.

"Domisili pelaku perjalanan termasuk dengan kontak eratnya yang hasil test nya ditemukan reaktif berasal dari Muara Badak sebanyak 9 orang. Tenggarong 5 orang, Sanga Sanga 2 orang, Loa Janan 3 orang, dan Loa Kulu 2 orang. Informasi untuk kecamatan lain akan disampaikan setelah semua tes cepat selesai dilaksanakan," ungkapnya.

Mereka yang menjalani tes cepat ini tidak menunjukkan gejala yang mengarah kepada COVID-19, namun jika nantinya hasil swab positif, maka statusnya akan berubah menjadi terkonfirmasi positif.

"Oleh karena itu, dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai tindak lanjut dari hasil skrining diatas yaitu pengambilan swab tenggorok untuk pemeriksaan PCR untuk dikirim ke Surabaya dengan waktu tunggu hasil yang lumayan lama," ucap Yuli.

Sambil menunggu hasil swab, pihak RSUD AM Parikesit telah berinisiatif untuk melakukan tes cepat dengan menggunakan alat tes lain yang mampu memberikan informasi terkait kadar IgM dan IgG dari seseorang.

"Jika yang reaktif adalah IgG saja, maka dapat dikatakan virus tidak aktif lagi didalam tubuh seseorang (sembuh tapi bukan kebal), namun jika IgM juga reaktif maka dapat disimpulkan bahwa virus masih aktif karena masih ada respon tubuh yang baru dan yang bersangkutan masih dapat menularkan," jelasnya. (end)

1 comments:

  1. Brrti yg igg sudah tidak menularkan lagi kah bu,atau sembuh.

    BalasHapus


Top