Jadi Korban Hoax, Marbot di Tenggarong Ini Bukan Laskar FPI Yang Meninggal

Ahmad Mujahid (baju biru) memberikan keterangan beredarnya foto dirinya di media sosial
(Foto: Endi)

Seorang pria di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) bernama Ahmad Mujahid menjadi korban Hoax lantaran foto dirinya beredar di media sosial sebagai salah satu laskar Font Pembela Islam (FPI) yang meninggal.

Dalam keterangan persnya, Jumat (11/12/2020) sore tadi, Kapolres Kukar AKBP Irwan Masulin Ginting didampingi Kasat Reskrim AKP Herman Sopian mengungkapkan, awalnya korban pada 6 Desember lalu sempat chating dengan seseorang dan kemudian mengirimkan foto selfie dalam posisi berbaring dengan mata tertutup dan tersenyum.

Keesokan harinya foto tersebut kembali dikirimkan korban ke grup whatsapp bernama Pecinta dan Pembela Ulama. Namun pada 8 Desember foto dirinya tiba-tiba beredar di twitter dengan narasi "Viral wajah laskar FPI tersenyum saat meninggal" dan "Para syuhada itu langsung diangkat malaikat ke syurga, insya allah".

"Setelah fotonya viral, Saudara Ahmad Mujahid memvideokan dirinya untuk mengklarifikasi berita tersebut. Sementara ini statusnya sebagai saksi korban karena yang bersangkutan sendiri tidak tahu siapa yang mengedit fotonya," beber Kapolres.

Dikatakannya, kasus ini tengah dalam lidik untuk mengungkap pelaku yang telah mengedit serta menyebarkan foto korban hingga menjadi viral di media sosial.

"Pelaku dikenakan UU ITE dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 1 milyar," tegas Kapolres.

Kasubdit Cyber Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kalimantan Timur (Kaltim) Kompol Hari Rosena menyebutkan, proses penyelidikan masih dilakukan untuk mengungkap identitas dan keberadaan pelaku.

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak cyber Bareskrim, mereka juga sedang fokus melakukan penyelidikan terkait kasus viralnya foto Ahmad Mujahid," ungkapnya.

Ahmad Mujahid yang menjadi marbot di sebuah mushola ini merasa sangat dirugikan dan mengaku saat mengirimkan fotonya kedalam grup whatsapp itu tidak disertai maksud apapun.

"Saya sudah klarifikasi begitu terkuak berita itu dan merasa sangat dirugikan karena berakibat tidak baik didalam masyarakat," ujar pria asal Kalimantan Selatan ini. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top