Kapal Fery Tradisional Mulai Sepi, Warga Pilih Lewat Jembatan Kartanegara

Usaha jasa penyeberangan kapal fery tradisional di kota Tenggarong mulai sepi pasca dibukanya jembatan Kartanegara, seperti yang terlihat di penyeberangan Teluk Bentangis, Kelurahan Sukarame, masyarakat lebih memilih menyebrang menggunakan jalur darat karena menghemat waktu dan biaya.
Foto: Endi

Antusiasme warga tak terbendung pasca soft opening jembatan Kartanegara. Ribuan kendaraan dari arah Tenggarong dan Tenggarong Seberang terpantau padat melewati jembatan yang dibangun sejak April 2013 lalu.

Warga mulai beralih menggunakan jalur darat dan tidak lagi menggunakan kapal penyeberangan atau fery tradisional. Imbasnya, beberapa dermaga penyeberangan mulai sepi dan hanya ada beberapa kendaraan yang masih menggunakan jasa transportasi sungai ini

Seperti yang terlihat di dermaga penyeberangan Teluk Bentangis, Kelurahan Sukarame, Tenggarong. Nur (26) motoris yang mengemudikan kapal Dua Putra, menuturkan, sejak pukul 14.00 WITA, Selasa (08/12) kemarin, mobil yang datang tak sebanyak biasanya, bahkan tidak terlihat antrian pemilik kendaraan yang akan menuju Tenggarong Seberang dan Samarinda.

"Mulai agak sepi, yang dari penyeberangan Loa Raya juga sepi, kalau disini meskipun ada tapi tidak banyak, mungkin ada yang belum tahu jembatan sudah bisa dilewati," ungkapnya kepada kutaikartanegaranews.com

Nur mengatakan, biasanya dalam sehari kapal-kapal di dermaga Teluk Bentangis bisa memuat 100 hingga 200 kendaraan, namun sejak jembatan Kartanegara dibuka untuk umum, kapalnya hanya mengangkut sekitar 50 mobil saja.

Pria asal Kecamatan Kota Bangun ini mengaku sudah 4 tahun mengemudikan fery tradisional dengan dibantu 2 ABK, mereka digaji secara harian oleh pemilik kapal. Namun ia belum tahu sampai kapan akan bertahan menjadi motoris di Tenggarong.

"Ya lihat kondisi dulu lah, kalo memang sudah sepi, kita pindah kembali ke Kota Bangun, Karena kapal ini memang asalnya dari sana, paling nanti kita nyari kontrak untuk mengangkut kelapa sawit dari perusahaan perkebunan," imbuhnya.

Meski merasa kecewa karena lahan pekerjaannya terancam hilang, Namun Nur dan rekan-rekannya sesama juru mudi merasa bersyukur jembatan Kartanegara telah selesai dibangun dan bisa kembali digunakan untuk masyarakat. (end)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top