Tari Kontemporer di Atas Perahu Pukau Warga Kota Raja

Tari kontemporer bertajuk Meramu Punggung Anak Sungai Mahakam persembahan Gubang Art Community
Foto: Endi

Masyarakat kota Raja Tenggarong mendapat suguhan unik saat menyaksikan pertunjukan tari kontemporer bertajuk Meramu Punggung Anak Sungai Mahakam garapan Gubang Art Community, Minggu (25/12) malam.

Pertunjukkan tari ini memang tidak biasa, seluruh seniman baik penari maupun pemusik tampil diatas enam buah perahu atau dalam bahasa Kutai biasa disebut gubang yang dikayuh atlit dayung dari Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kukar.

Dengan tata cahaya lampu yang sangat minimalis, pertunjukan ini mampu menciptakan suasana hening, hingga ratusan penonton yang berada ditepi sungai jalan S Parman dan Jalan Monumen Timur terpukau dalam gerak tari yang menceritakan tentang kehidupan urban diatas perahu.

"Konsepnya sebenarnya berbicara bahwa kita sebenarnya harus kembali ke alam, bagaimana menjaga alam, menyeimbangkan alam. Kita butuh air, sejak lahir sampai meninggal kita butuh air, nah bagaimana kita menjaga ekosistem yang ada ini," terang penata tari sekaligus Ketua Yayasan Gubang, Hariyansa Kunjung.

Pagelaran ini menurutnya merupakan sebuah sinyal kepada masyarakat agar menjaga dan melestarikan alam khususnya warga yang bermukim di sekitar sungai Tenggarong. "Sebuah pesan sih sebenarnya kepada semuanya, jangan hanya bisa menggunakan tapi tidak bisa menjaganya," ujar seniman yang akrab disapa Ancah ini.

Dikatakannya, persembahan tari diatas anak sungai Mahakam berdurasi 30 menit ini melibatkan 8 orang penari dan 7 orang pemusik dari Gubang Art Community. "Untuk pakaian yang dikenakan penari dan pemusik bernuansa kontemporer, ada yang ciri khas batik dan sebagainya," sambung Ancah.

Ancah pun tidak menyangka animo penonton untuk menyaksikan pagelaran tari yang digarap hanya dalam waktu tidak sampai satu bulan itu begitu antusias. "Melihat animo penonton saya kaget sekali, karena ini panggung yang terpanjang dan penonton di kiri kanan yang terbanyak," ungkapnya.

Ditambahkannya, tari kontemporer ini merupakan rangkaian dari pagelaran Fashion Show On The River yang telah digelar pada sore harinya, dimana fashion show yang mengangkat tema Batik Melayu Kutai tersebut dirinya menggandeng desainer Imam Pranawa Utama.

"Dua pagelaran ini sebenarnya dalam rangka hari jadi Yayasan Gubang ke-16 yang jatuh pada 26 November lalu, namun karena butuh persiapan, maka pertunjukkannya bergeser di bulan ini," demikian kata Ancah. (end)

Salah satu persembahan gerak tari yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat urban diatas perahu
Foto: Endi





Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top