Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Gusti Kanjeng Ratu Hemas, melakukan kunjungan kerja ke keluarga transmigrasi Teluk Dalam/L3, desa Bangun Rejo, kecamatan Tenggarong Seberang, Minggu (08/01) kemarin.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini tiba sekitar pukul 09.05 Wita dan disambut langsung oleh Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah, Kepala OPD dilingkungan Pemkab Kukar, Camat, Danramil, serta Kapolsek Tenggarong Seberang.

Kehadiran orang nomor satu di Yogyakarta itu juga disambut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim H Fathul Halim, Sekdaprov Kaltim, Ketua DPP Ika Pakarti Kaltim, jajaran pengurus DPC-Permata (Perkumpulan Masyarakat Transmigrasi) Kukar, serta tokoh masyarakat setempat.

Dihadapan Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim H Fathul Halim, mengatakan, penempatan warga transmigrasi asal Yogyakarta yang bermukim di wilayah Tenggarong Seberang dimulai pada tahun 1980-1981.

"Pemukiman warga tersebut disebut dengan unit pemukiman transmigrasi L1, L3, Separi dan Sebulu, sebanyak lebih kurang 547 kepala keluarga (KK) atau 2.366 jiwa. Saat ini warga eks transmigrasi Yogyakarta di lokasi ini sudah bermukim selama 35 tahun," bebernya.

Diungkapkan Fathul, kini jumlah warga eks transmigrasi sudah berkembang hingga 2.391 KK atau sebanyak 8.370 jiwa, dan sangat aktif berinteraksi dengan sesama warga transmigrasi maupun masyarakat setempat.

"Untuk diketahui, warga eks transmigrasi disini cukup berhasil, indikasinya adalah rumah standar transmigrasi sudah tidak ada lagi. Jadi bidang usaha sektor pertanian, perdagangan dan jasa sangat berkembang pesat dalam mendukung kemandirian warga," ujar Fathul.

Sementara Wabup Edi Damansyah, dalam sambutannya juga menyampaikan perkembangan transmigrasi di wilayah kabupaten Kukar sejak tahun 80an..

"Perkembangan program transmigrasi di Kukar khususnya di kecamatan Tenggarong Seberang cukup berhasil. Akan tetapi di Kukar sekarang sudah tidak ada lagi istilah transmigrasi, semuanya sudah menjadi warga Kutai Kartanegara," ucap Edi yang disambut riuh warga.

Terkait pengelolaan pertanian di Tenggarong Seberang, ujar wabup, perkembangannya cukup pesat. Data menunjukkan kontribusi Kukar terhadap padi untuk Kaltim lebih kurang 47 persen, yakni 60 persennya berada di kecamatan Tenggarong Seberang.

"Transformasi percepatan struktur ekonomi kabupaten Kutai Kartanegara tadinya bersandar kepada sumber daya alam yag tak terbarukan seperti gas dan batu bara. Sekarang kita bergeser kepada sumber daya alam yang bisa diperbaharui salah satunya pertanian dalam arti luas," terang Edi.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) desa Bangun Rejo. Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan wejangan dan memuji keberhasilan warga eks transmigrasi di desa Bangun Rejo.

Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta agar warga eks transmigran tidak menghabislkan uang hasil kerja kerasnya ke luar Kaltim, Gubernur DIY ini justru meminta agar warga lebih berperan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) setempat.

"Karena pertumbuhan ekonomi suatu wilayah itu partisipasi investasi harusnya berasal dari investasi warga masyarakatnya sendiri," tuturnya.

Sri Sultan pun berpesan serta mendoakan agar warga eks transmigran desa Bangun Rejo semakin sejahtera dan meningkat, mampu mendidik dengan baik putra putrinya. "Semoga saja keberhasilan itu akan makin meningkat dengan motivasi menjadi pekerja keras yang baik," cetusnya

"Terima kasih kepada Bapak Wakil Bupati, semoga Kabupaten Kutai Kartanegara semakin maju, warga masyarakatnya sejahtera dengan pendidikan yang baik. Semoga kita bisa bertemu dalam kesempatan yang lain," tukas Sri Sultan.

Sebelum mengakhiri pertemuan, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas menyempatkan diri untuk bersalaman sekaligus foto bersama dengan masyarakat desa Bangun Rejo. (end)

Gusti Kanjeng Ratu Hemas menyapa salah satu warga desa Bangun Rejo yang sudah menantikan kedatangannya Foto: Endi