Kutuk Aksi Terorisme, Kemenag Kukar Tegaskan Islam Ajarkan Perdamaian

Silaturahmi lintas agama, Kemenag Kukar kutuk aksi terorisme dan tegaskan Islam ajarkan perdamaian
Foto: Endi

Indonesia menjadi salah satu kiblat negara-negara luar, terutama dalam menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama.

Hal itu disampaikan perwakilan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kutai Kartanegara (Kukar), H Nasrun, dalam silaturahmi lintas agama bersama aparat pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda yang digelar Kodim 0906/Tenggarong, Rabu (16/05) kemarin. 

"Di Indonesia ini sudah teruji dengan keberagaman, itulah mengapa kita bisa bersatu. Maka pilar-pilar yang dikenal dengan PBNU harus kita tanamkan kepada anak-anak kita," ujarnya,

PBNU, kata Nasrun, merupakan kepanjangan dari Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Nasionalisme, dan Undang-Undang Dasar 1945. "Maka jangan pernah memaksakan kepada orang lain agar memiliki keyakinan yang sama," ujarnya.

Jika dikaitkan dengan aksi terorisme di Surabaya dan Riau, lanjutnya, maka terorisme bisa dimaknai sebagai bentuk teror kepada siapa saja, tidak peduli siapa pelakunya.

"Maka kita seharusnya bersepakat untuk bersama-sama mengutuk perilaku teror. Karena teror itu bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak peduli agama apa," tegas Nasrun.

Menurutnya, para pelaku teror yang telah menimbulkan keresahan didalam masyarakat, dicuci otaknya dengan doktrin tertentu sehingga anti keberagaman

"Dapat kita tegaskan bahwa Indonesia itu Islamnya moderat, bahkan kalau menurut Said Agil disebut Islam Nusantara, karena kata beliau kita belum bisa membedakan mana ajaran Islam, mana budaya arab," ucapnya.

Sepertinya halnya memakai jubah, sambung Nasrun, itu merupakan budaya arab, namun menutup aurat merupakan ajaran Islam. 

"Maka Kementerian Agama memandang menghadapi bahwa orang-orang yang sudah dicuci dengan radikalisme ini (teroris,red), maka harus dilakukan langkah-langkah yang namanya deradikalisme," tegasnya.

Karenanya, pelaku teror tidak hanya cukup dengan ditangkap atau dihukum, namun harus dirangkul kembali agar kembali kepada marwah yang sesungguhnya.

"Karena Islam Rahmatan Lil Alamin, agama yang damai, Rasulullah saja kepada umat Islam senantiasa mengajarkan perdamaian, tidak boleh menyakiti orang lain," tutur Nasrun.

Oleh sebab itu dirinya juga meminta agar terorisme tidak di identikkan dengan Islam dan tidak terjadi ketakutan berlebihan dengan melakukan tindakan persekusi.

"Misal karena terorisnya berjenggot, maka semua yang berjenggot ditahan. Terorisnya berjilbab lalu semua yang berjilbab ditahan, itu namanya mengeneralisir. Ini adalah masalah akidah, masalah pemahaman," tegas Nasrun. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top