Air Surut: Aktifitas di Sungai Belayan Berkurang, Ikan Sulit Dicari

Surutnya sungai Belayan hingga 10 meter membuat siapapun bisa menjejakkan kaki diatasnya
(Dok. Ahmad Rianto)

Kemarau panjang mengakibatkan sungai Belayan di kecamatan Kembang Janggut, Kutai Kartanegara (Kukar) surut hingga 10 meter dari kondisi pasang tertinggi. Dampaknya pun terasa, terutama bagi warga pencari ikan.

Udin salah satu warga Kembang Janggut mengaku, meski bukan pekerjaan utama, baginya mencari ikan dengan cara memancing di sungai Belayan hasilnya kini tak sebanyak sebelumnya.

"Kalau dulu sekedar mancing pasti dapat, sekarang jangankan mau nyari ikan, warga saja sudah banyak yang pesan ke pemancing, kadang dapat, kadang juga nggak ada," tuturnya kepada media ini, Senin (30/09) petang.

Udin yang kami ajak berbincang di atas sungai Belayan melanjutkan, dulunya mencari ikan di sungai dilakukan secara alami, namun cara itu tak lagi bisa dilakukan.

"Pengaruhnya banyak, kalau dengar cerita mungkin banyak limbah-limbah yang turun ke sungai Belayan, susah juga, jadi banyak penyebabnya," bebernya.

Pria ini pun bercerita, sebelum ada fasilitas air bersih dari PDAM, masyarakat sekitar ramai memanfaatkan sungai Belayan untuk berbagai aktifitas seperti mandi dan lainnya.

"Sekarang kan sudah ada air bersih, jadinya ya tidak seramai dulu yang datang ke sungai Belayan," jelas Udin.

Kemarau tahun ini dianggap warga Kembang Janggut lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya. Saking surutnya sungai Belayan, siapapun bisa menjejakkan kaki diatasnya.

"Tahun ini yang agak lumayan lama kemaraunya. Tapi memang sungai Belayan mulai surut sejak beberapa tahun lalu dan banyak pasirnya. Bahkan dulu kita pernah menyeberangi sungai berjalan kaki sebatas dada orang dewasa," ujarnya.

Dangkalnya sungai Belayan turut berimbas pada berkurangnya warga yang menggunakan transportasi melalui jalur sungai.

"Perahu ces tidak ada kendala lewat sini, tapi itu mulai berkurang. Kalau kapal sudah tidak bisa, dulu kan disini akses utama, penumpang kapal dari Tuana Tuha naik long boat lewat sini. Tapi sekarang sudah ada jalur darat," jelas Udin.

Meski tak seramai dulu, sungai Belayan tetap dimanfaatkan warga setempat, para orang tua pun tak khawatir saat anak-anak mereka bermain di sungai ini.

"Kalau main disini (sungai Belayan) anak-anak sudah biasa, Alhamdulillah tidak pernah ada kejadian orang tenggelam. Kalau kabar buaya muncul tidak ada disini, mungkin di tempat lain," imbuhnya. (mm-bse)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top