Ini Kata Novita Fitrina Tentang Pentingnya Penguasaan Bahasa Seorang MC

Pembawa acara senior Novita Fitrina tekankan pentingnya penggunaan bahasa seorang MC
(Foto: Endi) 

Ketrampilan berbahasa menjadi salah satu faktor penting yang harus dikuasai oleh seorang pembawa acara atau lebih dikenal dikalangan umum dengan sebutan MC (Master of Ceremony).

Salah satu MC senior asal Kutai Kartanegara (Kukar) Novita Fitrina mengungkapkan, seorang pembawa acara selain dituntut menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar, perlu ditunjang penguasaan bahasa daerah maupun bahasa asing.

"Mengapa ini penting, salah satu contoh misalnya untuk menjadi seorang pembawa acara atau MC wedding adat Kutai, otomatis kita harus bisa menggunakan bahasa Kutai ataupun acara yang sifatnya kedaerahan, acara tradisi atau budaya," ujarnya saat menjadi pemateri pelatihan MC garapan Yayasan Gubang Kukar, Sabtu (19/12/2020).

Baca jugaYayasan Gubang Selenggarakan Pelatihan MC, Hadirkan Pembawa Acara Senior Novita Fitrina

Perempuan kelahiran Long Iram 9 November 1972 ini mengaku, hingga kini dirinya tidak pernah lepas dari kamus besar bahasa Indonesia.

"Di tahun 90an saya masih bawa kamus bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, jadi yang tebal-tebal itu mesti dibawa untuk belajar bagaimana pengucapan dan penulisan yang benar," kata Novita.

Istri dari Kombes Pol Moch Sagi Dharma Adhyakta ini lagi-lagi menegaskan, dialek dari bahasa daerah maupun bahasa Indonesia harus benar-benar diucapkan dengan baik.

"Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa, ditambah dengan kemampuan bahasa asing, karena dulu saya saat SMA hanya otodidak belajarnya (bahasa Inggris, red), lembaga kursus tidak serame sekarang ini," bebernya.

Seiring dengan perkembangan jaman, ibu dari 2 orang putra  ini menitipkan pesan kepada kaum millenial di Kukar untuk memanfaatkan media informasi dan teknologi.

"Manfaatkan apa yang ada sekarang untuk lebih menambah pengetahuan-pengetahuan kita khususnya bahasa Inggris, mungkin yang sudah punya basicnya bisa memperlancar. Dulu saya belajar sendiri, misalnya hari ini menghafal 5 kata kerja, 5 kata benda, 5 kata sifat, itu saya lakukan setiap hari," sambungnya.

Alumni Fisipol Unikarta ini juga menekankan pentingnya seorang pembawa acara mempelajari specialized vocabulary atau kosa kata yang lebih khusus untuk event tertentu seperti kebudayaan dan ekonomi.

Nama Novita sendiri dikenal semenjak mengabdi sebagai tenaga honorer Kukar di tahun 1990an yang kala itu masih bernama Daerah Tingkat II Kutai hingga diangkat menjadi PNS pada tahun 1998. Semenjak bertugas di Bagian Protokol, dirinya kerap dipercaya menjadi pembawa acara di berbagai kegiatan resmi pemerintah daerah serta event-event lainnya.

Di tahun 2011, mantan seniman Lembaga Pembinaan Kebudayaan Kutai (LPKK) ini mengikuti sang suami pindah tugas keluar daerah hingga sekarang. Saat ini Novita bekerja mengelola Wisma Pemkab Kukar di Jakarta yang merupakan UPTD dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kukar. (end)


Pengalaman/pelatihan 

  • Workshop keprotokolan 1992
  • Bintek Keprotokolan Depdagri 1993
  • Upgrading Course Tenaga Kebahasaan KTT Non Blok ke X 1992
  • Bintek Keprotokolan Setneg 1992
  • Short Course Jhon Robert Power

Pengalaman sebagai instruktur/Pemateri MC

  • Bersama LAN menjadi pemateri pada Setneg di Timor Leste tahun 2010
  • Pelatihan-pelatihan MC/Kehumasan dan Keprotokolan di berbagai institusi, lembaga/swasta
  • Menjadi pembawa acara regional, nasional dan internasional.

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top