kutaikartanegaranews »
Ketahanan Pangan
,
News
,
Pemerintahan
,
Pertanian
»
Hadiri Panen Raya Padi di Mangkurawang, Aulia: Kukar Berikan Kontribusi Signifikan Penyediaan Pangan
Hadiri Panen Raya Padi di Mangkurawang, Aulia: Kukar Berikan Kontribusi Signifikan Penyediaan Pangan
![]() |
Syukuran panen raya padi sawah di lahan Gapoktan Sidodadi, Kelurahan Mangkurawang, Tenggarong (Foto: Istimewa) |
Kutai Kartanegara - Panen raya merupakan kegiatan yang paling ditunggu-tunggu oleh petani, setelah beberapa bulan berjuang mulai dari proses pengolahan lahan, penyemaian benih, penanaman, pemeliharaan termasuk proses pemupukan dan pengendalian hama penyakit dan sampai pada akhirnya panen.
Ini disampaikan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) dr Aulia Rahman Basri saat menghadiri syukuran panen raya padi sawah di lahan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sidodadi, Kelurahan Mangkurawang, Kecamatan Tenggarong, Rabu (10/09/2025).
Ia megatakan, meski petani juga diperhadapkan pada kondisi sulit seperti cuaca yang tidak menentu termasuk adanya serangan hama penyakit yang dapat mengurangi hasil panen yang diharapkan dan bahkan kadangkala sampai gagal panen (puso).
"Tentunya semua perjuangan ini harus kita apresiasi dan tentunya tidaklah salah jika profesi petani merupakan profesi yang mulia karena dapat menyediakan pangan bagi masyarakat luas," ucapnya.
Menurut Aulia, panen padi ini semakin meneguhkan bahwa Kukar merupakan lumbung pangan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan hingga saat ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyediaan pangan termasuk khususnya padi (beras) di Provinsi Kaltim. Berdasarkan Data BPS Kaltim Tahun 2024, luas panen padi di Provinsi Kaltim tercatat seluas 57.143,29 Hektar dan untuk Kabupaten Kukar seluas 26.744,87 Hektar atau 46,80% dari luas panen di wilayah Provinsi Kaltim.
"Sedangkan untuk produksi padi Gabah Kering Giling (GKG) di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 115,10 ribu ton GKG atau memberikan kontribusi sebanyak 50,71% dari keseluruhan produksi GKG di Provinsi Kalimantan Timur," bebernya.
Kedudukan dan peran strategis Kukar dalam penyediaan pangan akan lebih besar lagi dengan adanya Ibu Kota Negara Nusantara (IKN Nusantara), dimana nantinya sekitar 4-5 juta orang akan berpindah ke wilayah IKN dan sekitarnya. Ini tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan utamanya bagi Kukar sebagai wilayah penyanggah pangan IKN.
"Komitmen Pemkab Kukar terhadap pembangunan pertanian dalam arti luas sangat besar dan menjadi salah satu program prioritas utama dalam kebijakan pembangunan daerah. Kebijakan ini merupakan salah satu strategi transformasi ekonomi Kabupaten Kukar dari ekonomi yang bertumpu/bergantung pada sumber daya alam yang tidak terbarukan (unrenewable resources) khususnya dari sektor pertambangan minyak bumi, gas dan batubara ke ekonomi yang terbarukan (renewable resources) melalui pembangunan pertanian dalam arti luas, pariwisata dan ekonomi kreatif," ujar Aulia.
Dia menambakan, beberapa strategi dan kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemkab Kukar dalam rangka pencapaian dan percepatan pembangunan pertanian di Kabupaten yang dipimpinnya diantaranya penetapan kawasan pertanian berbasis komoditi padi sawah sebanyak 5 kawasan pertanian.
"Yaitu kawasan pertanian Sebulu - Muara Kaman, Loa Kulu - Tenggarong, Tenggarong Seberang 1, Tenggarong Seberang 2 dan Marangkayu. Total luasan keseluruhan sawah pada 5 kawasan ini sekitar kurang lebih 8.093,06 hektar," paparnya.
Sementara itu Ketua Gapoktan Kelurahan Mangkurawang Yuhardiansyah, mengungkapkan, jumlah kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Mangkurawang yang telah berdiri sejak tahun 1984 adalah sebanyak 11 kelompok tani, yaitu 9 kelompok tani dewasa dan 2 kelompok wanita tani dengan jumlah anggota keseluruhan sebanyak 362 Orang.
"Luas lahan sawah mencapai 239,25 hektar sedangkan luas lahan kering mencapai 153,50 ha dan lahan potensial mencapai 200 hektar. Adapun indeks pertanaman dalam setahun masih IP 2 dengan produktivitas mencapai 3,5-4 Ton per hektar. Petani Mangkurawang juga telah menjalin kerja sama dengan bulog dengan jumlah serapan gabah kering panen mencapai 97 Ton dengan harga Rp 6500. Dan kami berharap agar penyerapan gabah oleh pihak bulog tetap berlanjut" demikian disampaikan Yuhardiansyah. (mmbse)
Tidak ada komentar: