Tampilkan postingan dengan label PT Pertamina Hulu Sanga Sanga. Tampilkan semua postingan
Migas, News, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga

Tenggarong – Setelah melalui proses penilaian lapangan pada akhir Mei lalu di kawasan pesisir Pangempang, Desa Tanjung Limau, Nurul Fatihah, salah satu Local Hero program CSR PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), berhasil dinobatkan sebagai Juara 1 Ajang Anugerah Inspirasi Pemuda Kutai Kartanegara 2025. Puncak acara penghargaan berlangsung pada Rabu, 4 Juni 2025, di Aula Gedung Beladiri, Komplek Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang, Kalimantan Timur.
Pencapaian ini merupakan buah konsistensi dan kontribusi Nurul dan dalam program Jaga Pesisir Kita, sebuah program CSR yang diinisiasi oleh PHSS. Nurul, merupakan anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Pangempang binaan PHSS tersebut. Sebagai bagian dari inisiatif Regenerasi Local Hero pada program tersebut, Nurul yang merupakan pemudi asal Muara Badak ini secara aktif terlibat dalam berbagai upaya pelestarian lingkungan pesisir, antara lain melalui kegiatan edukasi masyarakat, pelibatan pemuda lokal, konservasi mangrove, serta pengembangan destinasi wisata berkelanjutan seperti wisata susur sungai dan pantai.
Acara penganugerahan dihadiri berbagai pemangku kepentingan dan perwakilan organisasi pemuda se-Kutai Kartanegara. Sebelumnya, peserta telah melewati serangkaian proses seleksi dan penilaian terbuka oleh panel juri dari lintas instansi, termasuk Dinas Kepemudaan dan Olahraga, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta tokoh pemuda daerah.
Nurul menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan yang dicapai dan berterima kasih kepada perusahaan atas komitmen dan dukungannya terhadap pelestarian lingkungan di wilayahnya. “Alhamdulillah. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PHSS atas dukungan yang senantiasa diberikan. Dengan keberhasilan ini, saya berkomitmen untuk lebih bertanggung jawab dan semakin aktif dalam memberikan manfaat bagi masyarakat, lingkungan, serta perekonomian setempat,” ucap Nurul dalam sambutannya usai dinobatkan sebagai juara.
Seleksi Pemuda Pelopor tahun ini melibatkan panel juri dari berbagai instansi, termasuk Dinas Kepemudaan dan Olahraga, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), serta tokoh pemuda daerah. Sementara Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Ahli Madya dari DLHK Kukar, Iim Wahyuni, turut menyampaikan apresiasi kepada PHSS. “Kami menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada PT Pertamina Hulu Sanga Sanga atas kontribusinya dalam menghadirkan sosok Nurul Fatihah sebagai regenerasi Local Hero melalui program Jaga Pesisir Kita. Nurul telah menunjukkan kiprah nyata di bidang sumber daya alam, lingkungan, dan pariwisata. Selain itu, PHSS juga patut diapresiasi atas perannya dalam pengelolaan lingkungan melalui kegiatan seperti penanaman 3.000 bibit mangrove dan transplantasi terumbu karang di wilayah pesisir Pangempang” ucapnya.
Manager PHSS Field, Iva Kurnia Mahardi, menilai pencapaian ini sebagai bagian dari upaya jangka panjang perusahaan dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan. “Kami meyakini bahwa pengembangan kapasitas dan regenerasi pemimpin muda, terutama dari komunitas yang selama ini rentan terhadap dampak perubahan lingkungan, adalah fondasi penting untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan. Nurul adalah bukti bahwa ketika potensi lokal diberi ruang dan kepercayaan, maka hasilnya bisa menjangkau jauh ke depan,” ujar Iva.
Dukungan PHSS kepada Local Hero ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mendorong keterlibatan pemuda dalam isu-isu lingkungan secara lebih luas. Ke depan, PHSS akan terus mengembangkan program serupa di wilayah operasi perusahaan lainnya, serta menjadikan pengalaman Nurul sebagai inspirasi dalam membangun regenerasi Local Hero dari komunitas lokal. (*)
Migas, News, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga

Kutai Kartanegara – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), salah satu anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mampu meningkatkan produksi migas perusahaan melalui keberhasilan pengeboran Sumur Mutiara-351 dan Mutiara-352 di area Sungai Dondang, Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Kontribusi kedua sumur tersebut meningkatkan produksi Lapangan Sanga Sanga, dari sebelumnya sebesar 6.800 barel minyak per hari (bopd) pada awal November 2024 menjadi 8.600 bopd pada akhir bulan yang sama. Peningkatan produksi ini berkontribusi nyata dalam pencapaian target produksi migas nasional dan ketahanan energi Indonesia.
Sumur Mutiara-351 mencatatkan potensi produksi minyak sebesar 1.184 bopd dan gas sebesar 0,221 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Keberhasilan ini dilanjutkan dengan Sumur Mutiara-352 yang menghasilkan 1.100 bopd dan gas 0,229 mmscfd pada perforasi pertama di salah satu string pada awal November 2024. Seluruh fluida yang dihasilkan juga tidak mengandung air, yang mengindikasikan kualitas reservoir ideal untuk produksi minyak dan gas kering.
Manager Subsurface Development Area 1 Zona 9 Subholding Upstream Pertamina, Magfirah Rajab, menjelaskan bahwa tekanan FTHP yang tinggi mencerminkan energi reservoir yang cukup untuk mendorong fluida tanpa bantuan mekanis. “Dengan tekanan FTHP yang tinggi, reservoir mampu mendorong fluida ke permukaan tanpa pompa atau alat mekanis lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan buah upaya yang sungguh-sungguh dari seluruh pihak untuk menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan proyek-proyek hulu migas. “Di PHSS, kami menerapkan pendekatan yang strategis untuk dapat memilih proyek-proyek migas yang dapat memberikan pengembalian investasi yang terbaik sesuai dengan kondisi dan tantangan bisnis serta operasional lapangan,” tambah Magfirah.
Senior Manager Subsurface Development & Planning Zona 9, Supriady, menambahkan bahwa strategi ini merupakan bagian dari komitmen untuk mempertahankan produksi di lapangan-lapangan tua (mature). “Kami berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam pengboran eksplorasi dan eksploitasi untuk mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia pada 2030 sekaligus memastikan keberlanjutan produksi di lapangan-lapangan yang sudah mature,” jelasnya.
Sumur Mutiara-351 menggunakan choke berukuran 26/64” hingga 28/64” untuk mengatur laju aliran fluida dan menjaga stabilitas tekanan. Tekanan fluida di kepala tubing (Flowing Tubing Head Pressure/FTHP) tercatat hingga 270 psi, sedangkan tekanan fluida di pipa aliran (Flowline Pressure/FLP) berada pada 125 psi. Parameter ini memastikan fluida dapat mengalir dari reservoir ke permukaan dengan lancar tanpa hambatan signifikan.
Selain pengeboran, PHSS juga melakukan studi potensi reservoir minyak di area Sungai Dondang, yang sebelumnya belum dikembangkan. Hasil studi ini membuka peluang baru untuk eksplorasi lebih lanjut di wilayah tersebut.
Tidak hanya berfokus soal produksi, Head of Communication Relations & CID Zona 9, Elis Fauziyah, juga menyampaikan bahwa Perusahaan menjalankan program-program pengembangan masyarakat yang inovatif dan berkelanjutan. “Kami percaya bahwa hubungan yang harmonis dengan masyarakat di wilayah operasi akan mendukung keberhasilan dan keberlanjutan operasi serta bisnis Perusahaan,” ujar Elis. (*)
News, Pertamina Hulu Indonesia, Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga

Bandung – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), telah melaksanakan Serah Terima Sertipikat Hak Pakai (SHP) BMN Hulu Migas berupa tanah, pada 21 November 2024 di Bandung. Acara ini menandai komitmen perusahaan dalam mendukung pengamanan aset negara sesuai regulasi, sekaligus mendukung kelancaran operasi hulu migas perusahaan yang penting dalam penyediaan energi bagi Indonesia.
Sebanyak tujuh Sertipikat Hak Pakai diserahkan dalam kegiatan ini dengan total luas 465.140 m². Lima SHP diberikan kepada PHM seluas 366.240 m² untuk jalur pipa di right of way (ROW) Senipah-Badak dan ROW Senipah-Handil. Dua SHP lainnya, seluas 98.900 m², diberikan kepada PHSS untuk lokasi sumur pengeboran di Field Semberah, Kecamatan Marangkayu. Sertipikat yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Kutai Kartanegara atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian Keuangan merupakan alas hak tertinggi yang sah atas kepemilikan tanah. Proses sertifikasi ini dilakukan berdasarkan PP No. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi serta PMK No. 140/PMK.06/2020 tentang Pengelolaan BMN Hulu Migas.
Dalam sambutannya, Senior Manager Relations PHI, Handri Ramdhani, menekankan pentingnya pengamanan terhadap aset BMN Hulu Migas berupa tanah dalam mendukung kelancaran kegiatan operasional migas. “Kami memahami pentingnya menjaga dan mengamankan aset BMN Hulu Migas berupa tanah, baik melalui pengamanan fisik di lapangan maupun secara yuridiksi melalui sertifikasi untuk memberikan perlindungan hukum terhadap aset tanah yang digunakan untuk infrastruktur strategis, seperti jalur pipa dan lokasi sumur pengeboran terhadap klaim masyarakat.” ujarnya.
Handri menambahkan bahwa penyerahan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk mensertipikatkan seluruh aset tanah yang dikelola PHI. “Hingga kini, PHM telah menyertipikatkan 94% dari total aset tanahnya, sementara PHSS mencapai 7%. Meski sudah menunjukkan progres yang signifikan, masih diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk menyelesaikan target sertifikasi aset yang tersisa,” imbuhnya.
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Timur, Deni Ahmad Hidayat, juga menyampaikan apresiasinya terhadap kerja sama yang telah terjalin. “Sesuai dengan tema kegiatan hari ini, saya sangat mengapresiasi penyerahan sertipikat Hak Pakai Barang Milik Negara ini. Penyerahan sertipikat ini sangat membantu dalam penataan dan pengembangan pemanfaatan aset tanah sehingga menjadi lebih berdaya guna. Langkah ini juga sejalan dengan visi nasional untuk mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi,” ungkapnya.
Kegiatan Serah Terima Sertipikat Hak Pakai ini mencerminkan komitmen PHI dalam mendukung pengelolaan aset negara yang transparan, efisien, dan sesuai regulasi. Dengan kerja sama antara perusahaan dan pemerintah, langkah ini diharapkan dapat memastikan kelancaran operasional hulu migas sekaligus memberikan kontribusi positif bagi pembangunan nasional. Melalui sertifikasi aset tanah, PHI mempertegas perannya dalam mendukung kedaulatan energi nasional dan memperkuat kontribusi sektor energi bagi perekonomian Indonesia. (*)
Kesehatan, News, Pertamina EP Sangasanga, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga

Kutai Kartanegara – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) dan PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field kembali meraih penghargaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) atas kontribusi aktif dalam mendukung program-program kesehatan sepanjang tahun 2024. Penyerahan penghargaan dilakukan pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60 di Lapangan Parkir RSUD AM Parikesit, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Selasa, 12 November 2024.
PHSS menerima penghargaan atas kontribusinya dalam program kesehatan Tahun 2024 di wilayah kerja Puskesmas Muara Badak. Sementara PEP Sangasanga Field mendukung program intervensi stunting bagi balita rentan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, Sunggono, menyampaikan amanat Menteri Kesehatan RI yang mengajak seluruh pihak untuk memanfaatkan momentum pasca-COVID-19 sebagai kesempatan mendorong Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi dan mencapai visi Indonesia Emas 2045. “Syarat utama mencapai target di 2045 adalah manusia Indonesia yang sehat dan cerdas, yang hanya mungkin tercapai jika semua pemangku kepentingan bekerja sama,” ucap Sunggono saat membacakan teks amanat Menkes RI.
Pada kesempatan terpisah, Manager Commmunication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Dony Indrawan menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara tersebut. Ia menegaskan komitmen Perusahaan untuk terus memberikan dukungan terhadap program-program pemerintah yang dilaksanakan di sekitar operasi Perusahaan. “PHI bersama anak usaha dan afiliasinya, termasuk PHSS dan PEP Sangasanga Field, akan terus mendukung program pemerintah dalam upaya mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, perusahaan juga melaksanakan program-program pengembangan masyarakat atau CSR di berbagai bidang termasuk bidang kesehatan. “Kami pun menerapkan inovasi sosial dan lingkungan dalam program CSR yang dilakukan sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi,” tambah Dony.
PHSS menjalankan berbagai program kesehatan dan sosial di Muara Badak, di antaranya berupa penyuluhan HIV/AIDS, kegiatan donor darah bagi masyarakat, dan pelatihan penanganan luka bakar bagi petugas dan relawan pemadam kebakaran. PHSS juga mendukung program sanitasi sehat di Desa Gas Alam Badak I dan membangun infrastruktur kesehatan di wilayah ini, termasuk pembuatan pondasi pagar untuk Poskesdes dan Posyandu di Desa Batu Batu, Kecamatan Muara Badak.
Sementara di lokasi berbeda, PEP Sangasanga Field melakukan intervensi pada balita yang terindikasi stunting di tiga wilayah, yakni Kelurahan Sangasanga Dalam (Kecamatan Sangasanga), Kelurahan Sungai Seluang (Kecamatan Samboja), dan Desa Anggana (Kecamatan Anggana). Pada Agustus 2024, Perusahaan mendistribusikan bantuan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan menyediakan edukasi gizi bagi keluarga balita melalui tenaga kesehatan yang berperan aktif.
Head of Communication Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah, menambahkan bahwa program tersebut merupakan hasil kerja sama lintas sektor antara PEP Sangasanga Field, puskesmas setempat, dan pemerintah daerah. Dengan dukungan arahan dari pemerintah pusat dan Kabupaten Kutai Kartanegara, PEP Sangasanga Field menyalurkan bantuan senilai Rp43 juta untuk lebih dari 100 balita yang mengalami kekurangan gizi, berat badan tidak naik, atau berat badan kurang.
“Penghargaan yang diterima PHSS dan PEP Sangasanga Field merupakan bukti kolaborasi yang baik antara perusahaan dan seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui program-program kesehatan yang berkelanjutan,” ujar Elis. (*)
Award, Migas, News, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga

Semarang – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) berhasil menerima lima penghargaan di ajang Eco Tech Pioneer and Sustainability Award (EPSA) 2024 yang digelar Departemen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro melalui beragama inovasi di bidang teknologi ramah lingkungan. EPSA merupakan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen besar dalam menciptakan inovasi teknologi untuk menjaga dan melindungi lingkungan.
PHSS berhasil membawa pulang empat penghargaan Gold dan meraih penghargaan tertinggi, Best Award, dari acara penganugerahan yang berlangsung di Hotel Tentrem, Semarang, (31/08). Dari total tujuh kategori yang dilombakan, PHSS meraih empat penghargaan Gold masing-masing pada kategori Green Power Innovation, Eco-Cycle Innovation, Hydro Smart Innovation, dan Ecosystem Protection. Inovasi-inovasi PHSS dinilai sangat menonjol dalam beberapa kategori tersebut sehingga berhak mendapatkan penghargaan Best Award.
Manager PHSS Field, Iva Kurnia Mahardi, mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas penghargaan yang diterima oleh Perusahaan. "Kami sangat berterima kasih atas penghargaan Best Award yang diberikan kepada PHSS. Penghargaan ini menjadi pengakuan penting atas kerja keras dan inovasi yang telah kami lakukan dalam turut menjaga kelestarian lingkungan," ujarnya.
Iva menambahkan bahwa penghargaan ini menjadi pelecut semangat pekerja PHSS untuk terus menciptakan inovasi yang mendukung aspek keberlanjutan. "Kami berharap program-program ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan terus menginspirasi pihak-pihak lain untuk berkolaborasi dalam menjaga lingkungan," ungkap Iva.
Untuk kategori Green Power Innovation, inovasi PHSS berupa ”Semberah Flare Gas Recovery Compressor” yang dirancang sebagai pengganti kompresor utama dengan daya rendah namun mobilitas tinggi. Recovery compressor tersebut dapat berfungsi sebagai alternatif jika kompresor utama mengalami gangguan untuk menghindari pembakaran gas. Selanjutnya, dalam kategori Eco-Cycle Innovation, PHSS memenangkan penghargaan untuk Proyek "Daur Ulang Limbah Tali Kapal Menggunakan Perangkat Pemintal Tali (BaroTech)", sebuah terobosan yang bertujuan mendaur ulang limbah tali kapal menjadi produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan.
Penghargaan berikutnya pada kategori Hydro Smart Innovation, di mana PHSS mengoptimalkan pemanfaatan air sumur dengan teknologi yang cerdas dan efisien melalui proyek "Aplikasi Restriction Orifice pada Water Well". Penghargaan keempat disabet PHSS pada kategori Ecosystem Protection melalui proyek "Konservasi Lahan Mati dengan Metode Agrosilvikultur di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto" yang berfokus pada upaya konservasi lahan menggunakan pendekatan agrosilvikultur untuk menjaga ekosistem dan meningkatkan kualitas lahan yang telah rusak.
Kelima penghargaan di ajang EPSA 2024 semakin mempertegas posisi PHSS sebagai perusahaan yang tidak hanya berfokus pada aspek bisnis, namun juga pada inovasi yang mendukung keberlanjutan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Penghargaan ini menjadi pengingat bahwa kerja keras dalam inovasi teknologi dan penerapan praktik ramah lingkungan merupakan langkah penting dalam menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. (*)
CSR, Media Partner, News, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga

Muara Badak – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) memperkenalkan program CSR unggulannya, Balanipa, dengan inovasi pemanfaatan kembali tali kapal oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Balanipa melalui teknologi Balanipa Rope Technology (Barotech) di Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Barotech merupakan alat pemintal tali bekas kapal yang berhasil meningkatkan efisiensi dan produktivitas kelompok tersebut.
Inovasi yang dikembangkan dalam program ini adalah pemanfaatan kembali tali kapal melalui teknologi Balanipa Rope Technology (Barotech). Solusi ini meningkatkan efisiensi dan produktivitas kelompok tersebut, karena alat ini mampu menghemat waktu produksi, dari sebelumnya 30 menit per roll tali menjadi hanya 10 menit. Dengan demikian, kelompok dapat memproduksi hingga 25 rol tali per hari, meningkat dari sebelumnya hanya 6 rol tali.
Kualitas tali yang dihasilkan juga lebih baik, karena hasil pintalan lebih erat dan kuat dibandingkan dengan metode manual. Alat ini telah mendapatkan paten sederhana dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan nomor IDS000006015. Program ini terbukti memberikan dampak signifikan pada ekonomi masyarakat.
Head of Communication Relations & CID Zona 9, Elis Fauziyah, menjelaskan bahwa program ini memberikan manfaat besar bagi usaha kecil dan menengah (UMKM) yang mempraktikkan ekonomi sirkular. "Potensi dari usaha UMKM yang menerapkan konsep ekonomi sirkular ini sangat baik, karena mampu menghasilkan omzet yang besar. Selain itu, usaha ini juga melibatkan warga sekitar dan memberdayakan kaum perempuan di dalamnya," ujar Elis.
Dari segi ekonomi, Elis menambah bahwa kelompok ini mampu meraih omzet hingga Rp217.500.000 per bulan. Penjualan tali rumpon sangat diminati, sehingga kelompok ini berhasil menjual 750 roll tali dengan harga Rp290.000 per roll. Dampaknya, pendapatan anggota kelompok bisa mencapai Rp2.000.000 per bulan. Selain itu, nelayan yang menggunakan tali tersebut juga mendapat manfaat, dengan penghematan hingga Rp1.000.000 per roll tali dibandingkan harus membeli tali baru.
Berawal dari kondisi di perairan Muara Badak yang berbatasan langsung dengan selat makasar, lokasi yang strategis bagi lalu lintas kapal dan menjadi sumber daya perikanan yang penting. Namun lalu lintas kapal besar membawa dampak negatif berupa sampah laut, salah satunya adalah limbah tali bekas kapal hingga 180 ton per tahun. Perusahaan melihat kondisi ini sebagai tantangan dan menyadari bahwa tali tersebut dapat diolah kembali menjadi tali rumpon, yang biasa digunakan oleh nelayan. Dengan kombinasi bahan baku seperti nylon, sutera, dan semi-sutera, tali rumpon yang dihasilkan lebih kuat serta lebih murah dibandingkan produk serupa di pasaran. Selain itu, tali ini juga dapat diolah menjadi produk turunan lainnya, seperti tempat sampah, aksesoris, wall mirror, dan stools ecobrick, yang memiliki nilai tambah dan mendukung upaya pengurangan limbah.
Sementara pada September 2023 silam, terungkap bahwa Desa Badak Baru, Kecamatan Muara Badak, memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, dengan 53 perempuan di desa tersebut tidak memiliki pekerjaan. Menanggapi hal ini, pada tahun 2020, PHSS meluncurkan inisiatif pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan yang mayoritas perempuan, melalui program KUBE Balanipa yang memanfaatkan tali bekas kapal. Program ini bertujuan untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat yang inklusif, melibatkan kelompok lansia, kelompok rentan, dan mendukung kesetaraan gender yang melibatkan banyak wanita di wilayah operasinya secara kolaboratif, inovatif, dan berkelanjutan.
Manager PHSS Field Widhiarto Imam Subarkah menambahkan bahwa perusahaan sangat memperhatikan aspek kualitas dan keamanan produk. "Awalnya program ini dimulai dari kelompok kecil, tetapi masalah keamanan dan kualitas produk menjadi tantangan yang perlu dikelola dengan baik. Disitulah, PHSS terlibat langsung untuk membantu mengatasinya," jelas Imam.
Dari aspek kesejahteraan, 14 anggota kelompok telah memperoleh peningkatan kemampuan dalam pencegahan kebakaran. Selain itu, pelatihan pemanfaatan tali bekas untuk dijadikan kerajinan telah diberikan kepada 18 penerima manfaat, sementara 20 anggota kelompok lainnya telah mendapat pelatihan dalam penggunaan teknologi Barotech.
Program ini juga didukung Local Hero Sahabuddin, yang turut menekankan pentingnya menjaga lingkungan dari pencemaran laut akibat limbah. "Kita harus memastikan limbah tali kapal ini tidak dibuang ke laut. Kami bahkan sudah berhasil mereplikasi program ini hingga ke Sulawesi Barat," kata Sahabuddin, yang aktif dalam inisiatif tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Kutai Kartanegara Arianto S.Sos, M.Si, turut menyampaikan dukungannya terhadap program ini. “Program Balanipa adalah yang pertama dan satu-satunya inisiatif pemanfaatan tali bekas kapal menjadi rumpon di Kabupaten Kutai Kartanegara,” katanya. Ia juga menambahkan, “Program ini sangat bermanfaat karena dapat membantu mengurangi kemiskinan melalui dampak langsung yang dirasakan oleh anggota kelompok. Terima kasih kepada PHSS atas bimbingannya, semoga manfaatnya terus berlanjut."
Dengan adanya kolaborasi antara masyarakat, UMKM, PHSS serta pemerintah, program Balanipa diharapkan terus berkembang, memberikan dampak positif bagi pelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat secara berkelanjutan melalui kemampuan pemasaran serta teknologi hingga mencapai kemandirian. (*)
Migas, News, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga

Anggana – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) bersama Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara meresmikan Tugu Anggana di Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada 23 Agustus 2024. Tugu tersebut menjadi kebanggaan masyarakat sebagai tengara (landmark) pintu masuk utama Kecamatan Anggana, khususnya bagi masyarakat yang melintasi jalan poros Samarinda-Anggana.
Seremoni peresmian tugu tersebut dihadiri oleh Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah, Camat Anggana Rendra Abadi, Manager PHSS Field Iva Kurnia Mahardi, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Kutai Kartanegara, para kepala desa di Kecamatan Anggana, serta tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Manager PHSS Field Iva Kurnia Mahardi mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh pemerintah setempat terhadap operasi Perusahaan selama ini. Iva menyampaikan bahwa pembangunan Tugu Anggana merupakan bantuan Perusahaan yang dijalankan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang infrastruktur guna mendukung pengembangan fasilitas dan wilayah di sekitar operasi Perusahaan.
Iva juga menambahkan, tugu tersebut akan menjadi simbol hubungan baik antara Perusahaan dengan pemerintah daerah yang harus dijaga sebagai bentuk kolaborasi untuk kemajuan masyarakat dan kebaikan bersama. “Pembangunan tugu itu berawal dari hasil diskusi dengan para pemangku kepentingan di Kecamatan Anggana untuk bersama-sama mengembangkan tatanan kota yang lebih baik.”
Tugu Anggana menampilkan ornamen udang dan ikan yang melambangkan salah satu mata pencarian utama masyarakat sekitar. Harapannya, tugu itu menjadi penyemangat bagi masyarakat sehingga dapat mendorong peningkatan ekonomi lokal. Tugu ini menggunakan kayu ulin yang merupakan kayu asli dari Kalimantan.
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mengatakan bahwa pembangunan tugu ini merupakan salah satu bentuk komitmen penataan kota. “Kita harus menjaga hubungan kerja dan pola kerja sama yang baik antara pemerintah dan Perusahaan seperti ini,” imbuhnya.
Camat Anggana, Rendra Abadi, juga mengapresiasi kolaborasi dalam pembangunan tugu ini. “Tugu ini menggunakan salah satu material asli Kalimantan, yaitu kayu Ulin, yang dibantu oleh tokoh masyarakat setempat. Ini adalah bentuk kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat setempat,” ujar Rendra. Ide kerja sama ini terjalin sejak tahun 2023 dan pembangunannya dimulai pada awal tahun 2024.