Minim Guru, SLBN Tenggarong Sarat Prestasi

Walaupun memiliki keterbatasan, Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) siswa siswi Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Tenggarong, ternyata mampu menorehkan sejumlah prestasi. Ini dibuktikan dengan diraihnya juara I Tingkat Nasional dalam lomba melukis tahun 2014, dan pada tahun 2015 menjadi juara I MTQ Tingkat Provinsi untuk kategori Anak Tuna Grahita.

Siswi Sekolah Luar Biasa Negeri Tenggarong
Foto: Dok. SLB Negeri Tenggarong
Tahun ini pula SLBN Tenggarong memperoleh sejumlah medali dalam pertandingan olahraga yang dilaksanakan oleh National Paralympic Committee of Indonesia (NPC) yang merupakan induk organisasi olahraga bagi penyandang disabilitas di Indonesia. "Alhamdulillah dari Siswa SMP SLB Negeri Tenggarong ada yang mendapatkan medali emas 1, Medali perak 5, medali perunggu 9," terang Anwar SPd, Kepala Sekolah SLBN Tenggarong, Rabu (20/05) kemarin.


Diraihnya Prestasi ini menurut Anwar, sudah ia sampaikan kepada Dinas Pendidikan (Diknas) Kutai Kartanegara (Kukar), Ia merasa bersyukur dengan adanya dukungan dari berbagai elemen terutama perhatian pemerintah daerah. "Kami menjadi merasa tidak sendiri, dan ini membuka inspirasi terutama bagi orang tua, awalnya mereka merasa sedih, tapi dengan adanya perhatian pemerintah, ini menjadi luar biasa," ujarnya.

Dikatakannya lagi, berbagai prestasi yang diraih tersebut juga tak lepas dari peran para guru yang dengan sepenuh hati membina anak-anak berkebutuhan khusus. Bahkan, menjelang tahun ajaran baru 2015, sudah banyak orang tua ABK yang ingin mendaftarkan anak-anaknya agar bisa diterima disekolah yang dipimpinnya.

"Bahkan terus terang aja, kami sebelum menerima siswa baru, sudah banyak yang ingin mendaftarkan untuk sekolah di SLB," ungkapnya. Namun menurut Anwar, kurangnya tenaga guru yang mengajar khusus ABK di sekolahnya masih sangat minim, bahkan terkadang 1 guru harus menangani 9 anak, sedangkan di luar negeri idelanya 1 guru menangani 2 orang anak.

"Kalau nanti kami diberikan kesempatan, kami minta prioritas khusus untuk formasi pengadaan guru, baik dari BKD atau yang lain, sehingga anak berkebutuhan khusus bisa maksimal terlayani, ini untuk anak-anak yang keterbatasan atau kelemahannya tinggi," harapnya.

Perhatian pemerintah daerah sejauh ini dikatakan Anwar sudah cukup banyak, Pemkab Kukar melalui Dinas Pendidikan juga rutin mengadakan pelatihan untuk guru-guru SLBN Tenggarong, termasuk regenerasi tenaga pengajar, Terakhir ia juga mengikuti lomba guru berdedikasi selama 2 minggu di Jepang.

Untuk diketahui, Saat ini ada 143 Anak Berkebutuhan Khusus yang belajar di SLBN Tenggarong, terdiri dari jenjang TK, SD, SMP, SMA, sedangkan jumlah tenaga pengajar sebanyak 26 orang, 13 orang berstatus PNS, sedangkan sisanya merupakan tenaga honor atau THL. (ekn)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top