Seniman Jepang Tampil di Festival Kampong Tani

Penampilan seniman negeri Jepang Junichi Usui pada pertunjukan seni Festival Kampong Tani Sumber Sari
Foto: Endi

Hari kedua pelaksanaan Festival Kampong Tani Sumber Sari di kecamatan Loa Kulu, diisi dengan berbagai kegiatan, salah satunya pertunjukan seni yang berlokasi di dua tempat yakni panggung Taman Arum dan halaman kantor desa Sumber Sari.

Yang menarik, salah satu seniman yang berpartisipasi dalam pertunjukan seni pada Kamis (29/09) malam, Junichi Usui, rela terbang dari negeri Jepang hanya untuk tampil di Festival Kampong Tani Sumber Sari.

Di atas panggung sederhana di dusun Taman Arum, Junuchi Usui menyapa warga masyarakat dengan menggunakan bahasa Indonesia, Ia tampil memainkan biola dan dua buah alat musik tiup khas Jepang.

Selain tampil solo, Seniman negeri Sakura ini juga berkolaborasi dengan musisi lokal yakni Aji Qomara Hakim yang membawakan lagu khas Kutai berjudul Burung Enggang.

"Saya kaget begitu diberi tahu akan berkolaborasi dengan seniman Jepang, jadi ini konsepnya dadakan," ujar wanita yang masih kerabat dari musisi Icha Jikustik.

Selain menyanyikan Burung Enggang, Aji Qomara juga berkolaborasi menyanyikan lagu khas Kutai lainnya diiringi permainan musik dari kelompok musik lokal asal Tenggarong, Topa.

"Festival ini luar biasa, meski sederhana dan digelar di sebuah kampung, tapi bisa mendatangkan seniman dari luar negeri seperti Junuchi Usui, dan dia khusus datang ke desa Sumber Sari," ujar Aji Qomara yang disambut tepuk tangan penonton.

Menurut Tri Andi Yuniarso dari Jaringan Kampung (Japung) Nusantara yang juga pentolan kelompok musik Topa, Ia sejak beberapa waktu lalu memang telah mengundang Junuchi Usui datang ke Kutai Kartanegara.

"Dia (Junichi Usui, Red) memang kami undang untuk tampil di festival ini, bahkan ia rela datang menggunakan biaya sendiri ke sini," kata Andi usai berkolaborasi bersama seniman Jepang tersebut.

Dirinya juga bersyukur dengan respon yang diberikan warga desa Sumber Sari sejak hari pertama dibukanya Festival Kampong Tani. 

"Tanggapan dari masyarakat sendiri sangat antusias, dan mereka memiliki ruang untuk berekspresi. Ternyata juga bahwasannya Sumber Sari ini memiliki potensi-potensi seni budaya yang tidak kalah dengan di kota," ucapnya.

Andi berharap, festival seperti ini bisa menjadi kalender event di desa Sumber Sari, sebab tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut salah satunya adalah untuk mengangkat potensi alam dan seni budaya masyarakat.

"Semoga festival yang murni dilaksanakan dari hasil swadaya masyarakat ini bisa memicu desa atau kampung-kampung yang lain agar bisa bersama-sama menggeliat, mengembangkan dan mengangkat serta melestarikan seni budaya dan potensi-potensi yang ada," pungkasnya. (end)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top