Festival Jembayan Kampong Tuha Berlangsung 5 Hari

Seni tari Jepen menjadi pembuka dalam Festival Jembayan Kampong Tuha yang akan berlangsung selama 5 hari
Foto: Endi

Festival Jembayan Kampong Tuha resmi dibuka oleh Wakil Bupati (Wabup) Edi Damansyah, Rabu (22/03) kemarin. Edi pun menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan festival yang digelar secara swadaya oleh masyarakat Desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar).

"Atas nama pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi sekaligus terima kasih kepada Pemerintahan Desa Jembayan, Kades, BPD, para tokoh serta masyarakat Jembayan, dan khususnya panitia penyelenggara festival ini," ujar Edi.

Dikatakan Wabup, festival yang baru pertama kali dihelat ini, dilaksanakan dengan semangat kebersamaan, gotong royong dan persatuan dengan dimotori para pemuda dan jajaran pemerintah desa Jembayan serta dukungan seluruh lapisan masyarakat.

"Luar biasa sekali kegiatannya, ini menunjukkan komitmen Kepala Desa yang ingin bagaimana kondisi pembangunan, tatanan sosial kemasyarakatan bisa terus terjaga dengan baik," kata Edi dihadapan tamu undangan serta seluruh masyarakat yang hadir.

Menurut Wabup, festival tersebut memiliki essensi penting yakni untuk mengenang sejarah desa Jembayan tempo dulu dengan tujuan agar seni budaya yang ada tetap terjaga. "Tentunya agenda ini kami sangat berharap ditetapkan menjadi anggaran rutin di desa Jembayan agar nanti tercatat di agenda kabupaten," ucapnya

Edi berharap Festival Jembayan Kampong Tuha dapat memberikan dampak positif khususnya terhadap pergerakan ekonomi kerakyatan yang ada di desa Jembayan. "Dengan dilaksanakannya festival seni dan pertunjukan yang dilaksanakan selama 5 hari 5 malam, tentunya akan mendatangkan banyak pengunjung, sehingga para pelaku usaha bisa bergerak," cetusnya.

Wakil Bupati Kukar Edi Damansyah membuka secara resmi Festival Jembayan Kampong Tuha
Foto: Endi
Dalam sambutannya, Kepala Desa Jembayan, Samsu Arjali, mengungkapkan, pelaksanaan festival di desanya bertujuan untuk mengajak desa-desa lain yang ada di Kukar agar bisa menggali potensi kearifan lokal yang ada.

"Karena jika kearifan lokal itu digali, maka kita akan mendapatkan potensi yang arahnya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Kita tidak bisa lagi mengaharapkan tambang karena itu sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui dan suatu saat akan habis," tukasnya.

Festival Jembayan Kampong Tuha, lanjutnya, juga bertujuan untuk menggalakan seni budaya yang kini semakin pudar dan mulai hilang, salah satunya adalah seni tari Jepen asli. "Karena itu kami ingin menampilkan seni seperti tari Jepen yang murni bukan hasil kreasi supaya budaya itu tidak hilang, termasuk menggalakkan permainan tradisional," beber Samsu.

Kades pun berharap, kesuksesan pelaksanaan festival ini kedepannya bisa menjadi agenda tetap dalam kalender pariwisata di Kukar. "Kami berharap ini bisa menjadi agenda pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pariwisata atau Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," pintanya.

Dalam kesempatan itu, Ketua panitia pelaksana Festival Jembayan Kampong Tuha, Hartono, menyampaikan, festival digelar sejak tanggal 22 hingga 26 Maret 2017. "Agenda kegiatan, mulai dari pertunjukkan seni, permainan tradisional, ngetam padi hingga ngentul benda," rincinya.

"Ada juga pembuatan gula habang atau gula merah, bazar kuliner, workshop, ngande, ngapeh, napak tilas, serta ngelenjang begenjoh," tambah Hartono.

Sementara, Tri Andi Yuniarso dari Jaringan Kampung (Japung) Nusantara yang menjadi mitra dalam festival ini mengungkapkan, Festival Jembayan Kampong Tuha merupakan festival kelima yang diselenggarakan di Kukar.

"Yang pertama adalah Festival Kampung Handil, Festival Kampung Muara Kaman, Festival Kampung Bukit Biru dan Festival Kampung Tani Sumber Sari. Semuanya dilaksanakan secara swadaya dan gotong royong," ucap seniman sekaligus pentolan kelompok musik Topa ini.

Gerakan Jaringan Kampung Nusantara, sambung Andi, lebih mengedepankan semangat kegotong royongan dan swadaya yang bertujuan ingin membangun kemandirian masyarakat. "Kami adalah jaringan kampung yang menjunjung keanekaragaman sosial budaya yang berpijak pada nilai asih, asah dan asuh," tuturnya.(adv/kominfo/k2n)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top