Gedung Puteri Karang Melenu Jadi Saksi Perhelatan CIOFF 47th World Congress

Opening ceremony CIOFF 47th World Congress di gedung Puteri Karang Melenu, Tenggarong Seberang
Foto: Endi

Gedung Puteri Karang Melenu (PKM) Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (24/10) malam, menjadi saksi perhelatan opening ceremony CIOFF 47th World Congress.

Penyelenggaraan kongres yang berlangsung mulai 20-29 Oktober 2017 ini, menjadi sejarah bagi Kukar sebagai tuan rumah perhelatan akbar pertemuan antar negara dari seluruh dunia.

Plt Bupati Kukar Edi Damansyah diwakili Sekretaris daerah (Sekda) H Marli, dalam sambutannya dihadapan sekitar 120 peserta dari 50 negara pun menyampaikan apresiasi kepada CIOFF.

“Selain penyelenggaraan Erau Adat Kutai dan International Folk Arts Festival (EIFAF), CIOFF Indonesia kembali menggandeng Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk menjadi tuan rumah Kongres Dunia CIOFF, yang baru pertama kali terlaksana di Indonesia,” ujarnya. 

Hal ini, kata Marli, sejalan dengan semangat Pemerintah Kabupaten dalam pelaksanaan misi melestarikan dan mengembangkan budaya daerah, yang juga menjadi salah satu basis atraksi wisata di daerah ini. 

“Kami berharap bahwa melalui penyelenggaraan Kongres Dunia CIOFF ini, seluruh peserta kongres lebih mengenal Kutai Kartanegara,” ucapnya.

Marli menyebutkan, Kukar memiliki 3 poros budaya, yaitu budaya Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang sangat kental terlihat saat upacara Adat Erau yang selama lima tahun terakhir telah disandingkan dengan Festival Kesenian Rakyat Internasional bekerjasama dengan CIOFF Indonesia.

“Kutai Kartanegara memiliki budaya Melayu Kutai yang masih bertahan hingga saat ini. Bahasa daerah yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat adalah bahasa Kutai selain bahasa nasional Indonesia,” jelasnya

Selain itu Kukar juga kaya dengan budaya pedalaman yang berasal dari berbagai etnis Dayak yang terus memelihara tradisi dan budayanya.

“Warna warni budaya Kutai Kartanegara tersebut akan ditampilkan dalam program budaya bagi peserta kongres dunia CIOFF,” sambung Marli.

Pembukaan kongres CIOFF ke-47 sendiri tidak dipandu secara formal dan langsung diawali dengan sambutan Presiden CIOFF Indonesia Said Rahmad.

Selanjutnya Presiden CIOFF dunia Philippe Beaussant membuka sidang setelah sebelumnya ada penyampaian ungkapan duka cita kepada anggota CIOFF yang tidak hadir dalam kongres ini.

Kemudian sidang dilanjutkan dengan perkenalan perwakilan delegasi masing-masing negara peserta serta informasi agenda selama kongres berlangsung. 

Diakhir acara, peserta kongres menyaksikan penampilan khusus tarian khas suku Dayak dengan iringan musik yang dipersembahkan oleh Yayasan Gubang. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top