Panen Perdana Demfarm Uji 10 Varietas Jagung di Desa Batu-Batu

Panen perdana demonstrasi farming uji 10 varietas jagung di desa Batu-Batu, kecamatan Muara Badak
Foto: Endi

Panen perdana Demfarm (Demonstrasi Farming) uji 10 varietas jagung berlangsung di desa Batu-Batu, kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar), Kamis (12/04).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang diwakili Kepala Sub Direktorat Jagung dan Serelia lain, Andi Muhammad Saleh, mengatakan, saat ini diperlukan revolusi pangan khususnya jagung dalam jumlah yang besar.

"Sehingga perlu upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkan swasembada jagung dalam rangka kemandirian pangan. Tahun 2017 berkat kerja sama Kementerian Pertanian, pemerintah provinsi dan kabupaten, petani serta stakeholder terkait, kita tidak ada lagi impor satu kilo pun," ucapnya.

Di tahun 2018 ini kata Andi, pemerintah melalui Kementrian Pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian swasembada jagung melalui Perluasan Areal Tanaman Baru (PATB).

"Saya lihat di Kutai Kartanegara banyak lahan-lahan tidur, itulah sasarannya, itulah nanti revolusi jagung kita kembangkan," ujarnya.

Dengan dicetuskannya revolusi jagung oleh Plt Bupati Edi Damansyah pada 30 November 2017 lalu di Tenggarong, Andi berharap Kukar menjadi daerah pengembangan jagung kedepannya.

"Pak Menteri sudah MOU dengan Malaysia 4 juta ton, mudah-mudahan Kalimantan Timur ini akan memulai yang pertama kali mengekspor ke Malaysia," harap Andi.

Ia pun mengapresiasi uji 10 varietas jagung yang digerakkan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, stake holder, dalam rangka memberi motivasi serta mendorong para petani di daerah ini untuk melakukan penanaman serta peningkatan produksi jagung nasional 

"Khususnya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat petani di daerah Kutai Kartanegara ini," tandasnya.

Sementara itu, menurut Plt Bupati Edi Damansyah yang juga Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kukar, uji 10 varietas ini merupakan tindak lanjut kerjasama pemkab dengan Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI).

"Setelah Demplot berhasil, kita ingin ini dikembangkan, jadi tidak berhenti disini. Demplot 10 hektar, pengembangannya harus 500 sampai 1.000 hektar," tegasnya.

Secara khusus Edi meminta dukungan dari kelompok-kelompok petani yang di wadahi oleh KTNA untuk terus bergerak mengembangkan tanaman jagung. 

"Melalui revolusi jagung, pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara hanya mengintegrasikan seluruh stake holder agar kita fokus dulu kepada jagung, kenapa jagung, karena 90 atau 100 hari sudah panen, pemeliharaannya tidak perlu spesifik dan pasarnya jelas," bebernya.

Pemkab lanjutnya, ingin tanaman jagung terus dikembangkan di Kukar, sekaligus merupakan langkah kongkrit bersama para pemangku kepentingan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

"Dan terutama untuk mengentaskan kemiskinan di Kutai Kartanegara, salah satunya dari sektor pertanian kita mengembangkan komoditi jagung," kata Edi.

Sementara itu Ketua APJI Nasional Sholahudin menyatakan, Kukar memiliki lahan yang cukup luas, salah satunya di desa Batu-Batu, apalagi lahan di daerah ini cukup ekstrim dengan tanah berpasir sehingga menjadi tantangan tersendiri.

"Kalau ekstrim ini sudah bisa mewujudkan jagung apalagi yang lahan bagus, dan ternyata disini pH nya tinggi, basah sekali yakni 9, padahal secara teknis untuk tanaman jagung kita kebutuhannya disini 5 sampai 6 saja, jadi perlu perlakuan khusus," jelasnya.

Sholahudin pun berharap ada kebijakan dari pemkab Kukar terutama seruan kepada masyarakat untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong yang belum terpakai. 

"Segera untuk dibuka ditanami jagung, itu adalah alternatif sumber ekonomi," harapnya.

Apalagi saat ini, kata Sholahudin, harga pasaran sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui harga terendah jagung nasional yaitu Rp 3.150.

"Dengan perhitungan itu kalau produksi 7 sampai 8 ton, diyakinkan pendapatan petani itu 10 juta," sebutnya. 

Hadir dalam panen perdana ini Anggota Komisi IV DPR RI, Ketua KTNA Nasional, Ketua KTNA Provinsi, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, Perwakilan Pangdam dan Kapolda Kaltim, Camat Muara Badak, pimpinan PT LHI, PT MMC serta Pertamina EP. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top