Punya Misi Edukasi, Ini Harapan Komunitas Pertemanan Kopi

Komunitas Pertemanan Kopi turut berpartisipasi pada peringatan HUT Satpol PP di kantor Bupati Kukar
Foto: Endi

Tak Ada Persaingan, Utamakan Komunikasi

Kedai-kedai kopi belakangan mulai bermunculan di Kota Raja Tenggarong, kehadirannya pun menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh tentang jenis dan cita rasa kopi.

"Perkembangannya bagus dan bisa merubah pemikiran orang bahwa ternyata kopi itu bisa diolah sedemikian rupa dan menciptakan rasa diluar ekspektasi mereka," tutur Arief, pemilik kedai Logoh saat ditemui, Rabu (02/05) lalu. 

Pria berkacamata yang membuka usaha dibilangan Jalan S Parman ini mengatakan, masyarakat biasanya cenderung menambahkan gula kedalam kopi, namun dengan edukasi, kebiasaan tersebut perlahan berubah.

"Orang jadi tahu kopi Arabika dan Robusta itu perlakuannya seperti apa. Makanya dengan dukungan teman-teman pemilik kedai kopi di Samarinda, kami memberanikan diri membuka usaha ini, karena masyarakat Tenggarong sudah mulai faham tentang kopi," ungkapnya.

Dikatakan Arief, selain Logoh, tercatat ada lebih dari 10 kedai kopi di Tenggarong, diantaranya Calemanthana yang merupakan coffee shop pertama, Kopdis (Kopi Disini), D’marangan, Ottimo, Ethic, Slowmotion, Zi Coffee, Buffalo Bar, Kopi Kumala dan Abah Coffee.

"Dengan kehadiran kedai-kedai ini, kami sejak setahun lalu sepakat membentuk komunitas Pertemanan Kopi yang memiliki struktur kepengurusan dan menjadikan kedai Kopi Disini sebagai Sekretariat sekaligus wadah komunikasi," bebernya.

Senada dengan Arief, Reza pemilik kedai Dj Samantha, mengaku, adanya komunitas Pertemanan Kopi justru memudahkan dirinya untuk sharing antar anggota.


"Dengan banyaknya kedai di Tenggarong yang tergabung dalam komunitas justru semakin baik, jadi tidak ada persaingan. Komunikasinya malah bagus ketimbang kami jalan sendiri-sendiri," jelas Reza yang membuka kedai di kawasan Jalan Kartini.

Bahkan komunitas ini, sambungnya, telah beberapa kali bergabung dalam event besar seperti Expo Erau, Car Free Day, Jambore Food Truck, dan yang terbaru ulang tahun Bank Kaltimtara serta peringatan HUT Satpol PP.

"Setiap kali ada event, kami selalu berkomunikasi dan mengajak pemilik kedai lainnya untuk bergabung termasuk yang di luar seperti teman-teman Kopi Pesisir Muara Badak," imbuhnya.

Baik Reza maupun Arief, berharap, komunitas mereka mendapat dukungan dari pemerintah daerah, apalagi edukasi tentang kopi sudah mulai diperkenalkan ke kalangan pejabat melalui beberapa acara seperti yang digelar di kantor Bupati Kukar belum lama ini.

"Pecinta kopi di Tenggarong sudah masuk gelombang kedua, mereka sudah tau kalo Arabika itu asam dan sebagainya. Sekarang kami berusaha menaikkan pada gelombang ketiga dimana orang sudah mulai tau karakter kopi yang diinginkan. Harapan kami orang semakin melek kopi," timpal Arief.

Terpisah, Aan pemilik kedai Ethic yang berada di Jalan Krama Jaya, mengungkapkan, masyarakat di kota ini sudah mulai punya banyak pilihan untuk menikmati berbagai jenis kopi.

"Jadi misal yang mau menikmati kopi Gayo bisa datang ke Ethic, penyuka Java bisa ke Dj Samantha, atau Americana di Calemanthana. Prinsifnya tidak ada persaingan, justru berbagi rezeki sekaligus edukasi bagi penikmat kopi," tandasnya.

Sekedar informasi, tahun 2017 lalu, komunitas Pertemanan Kopi pernah menggelar Fun Brewing &  Battle Internal, hasilnya 7 orang dikirimkan sebagai perwakilan untuk mengikuti Kompetisi Barista dan Borneo Brewers Communty (BBC) di Hotel Royal Suite Balikpapan. (end)


Top