Penabalan Putera Mahkota Kesultanan Kutai Dilaksanakan Desember 2018

Putera Mahkota HAP Praboe Anoem Soerya Adiningrat saat ritual Bepelas di keraton Kutai
Foto: Endi

Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura akan melaksanakan penabalan (penobatan) Putera Mahkota  H Adji Pangeran (HAP) Praboe Anoem Soerya Adiningrat sebagai Sultan menggantikan ayahandanya Sultan HAM Salehoeddin II yang mangkat pada 5 Agustus 2018 lalu.

Rencana ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pelestarian Nilai-nilai Kebudayaan dan Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, H Adji Pangeran Haryo Kesumo (APHK) Poeger, saat peringatan hari jadi Kota Tenggarong ke-236, Jumat (28/09).

"Kami berencana akan menabalkan Putera Mahkota Sultan sesuai dengan tatanan budaya adat dan tata krama dari pada adat istiadat kesultanan. Insya Allah akan dilaksanakan pada 15 Desember 2018 mendatang," ucapnya.

APHK Poeger melanjutkan, Kesultanan Kutai saat ini masih melakukan upaya komunikasi dengan pihak Museum Nasional di Jakarta untuk meminjam benda-benda bersejarah kerajaan Kutai seperti Ketopong dan Pedang yang akan digunakan pada prosesi penabalan.

"Kami perlu dukungan pemerintah untuk membuatkan rekomendasi, sehingga benda itu bisa dipakai untuk penabalan Sultan. Kita memang punya duplikat, tapi kurang wajar jika digunakan dalam penabalan," katanya.

Disebutkannya, sejak jaman Sultan Sulaiman, Sultan Alimuddin, Sultan AM Parikesit hingga Sultan HAM Salehoeddin II, penabalan menggunakan Ketopong. Menurut APHK Poeger, setidaknya ada sekitar 8 benda sejarah kerajaan Kutai yang berada di Museum Nasional. 

"Nanti kerabat Kesultanan akan ke Jakarta, kami minta pemkab Kukar untuk mendampingi termasuk dari Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyampaikan kronologis penabalan ke pihak Museum Nasional. Karena benda ini (Ketopong, Red) milik Kesultanan Kutai dan hanya dititipkan sebab memang perlu pengamanan ekstra ketat," bebernya.

Pihak Kesultanan Kutai, sambungnya, juga akan mengundang raja-raja se-nusantara sebagai saksi dalam prosesi penabalan, termasuk rencana menghadirkan dua pasangan Capres Cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Tujuannya bukan karena nuansa politik tapi untuk mempersatukan, karena mereka pemimpin bangsa yang perlu menghadiri dan melihat budaya adat Kutai," jelas APHK Poeger.

Ditambahkannya lagi, nantinya setelah prosesi penabalan berakhir, Putera Mahkota yang telah dinabalkan sebagai Sultan akan menemui masyarakat di depan keraton Kutai (Museum Mulawarman) dan berbaur bersama. 

"Nanti di depan museum ada yang disebut dengan pesta rakyat, jadi seluruh kecamatan kita undang untuk makan sama-sama. Ini yang disebut menyatunya rakyat dengan raja," jelas APHK Poeger. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top