SDN 004 Loa Kulu Dideklarasikan Sebagai Sekolah Ramah Anak

Penandatanganan deklrasi sekolah ramah anak di SD Negeri 004, kecamatan Loa Kulu
(Foto: Endi)

SDN 004 kecamatan Loa Kulu, kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), dideklarasikan sebagai salah satu sekolah ramah anak, Selasa (30/07).

Deklarasi ditandatangani oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdik), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Kepala Sekolah, para guru, murid, dan perwakilan orang tua.

Kasi Kurikulum dan Pengembangan Mutu SD Disdik Kukar, M Agus Syarifudin, mengatakan, kriteria sekolah ramah anak diantaranya memiliki sarana dan prasarana (sapras) pendukung, serta lingkungan yang nyaman. "Tidak boleh ada tanaman yang membahayakan dan berduri," ujarnya.

Sanitasi pun harus dipersiapkan, seperti fasilitas toilet yang bersih. "Siapkan aroma terapi didalamnya, boleh menggunakan daun pandan atau daun serai, dan lantainya harus bersih," jelas Agus.

Disebutkannya, kebersihan kantin turut menjadi penentu sekolah ramah anak. "Ini harus dikoordinasikan dengan Puskesmas supaya makanan itu aman di konsumsi oleh anak-anak kita dan tidak menggunakan penyedap makanan berlebihan," sambungnya.

Faktor keamanan, kondisi ruang belajar, penerangan, serta pagar sekolah untuk memproteksi murid juga harus dipersiapkan. "Guru harus ramah, tidak boleh ada kekerasan. Tidak boleh ada bullying kepada siswa, dan tidak ada guru merokok di dalam kelas," tegas Agus.

Sekretaris DP3A Kukar Abdul Hadi, berharap, sekolah lainnya juga dipersiapkan sebagai sekolah ramah anak. "Saya berharap ini diikuti oleh SD yang lain, bahkan SMP sederajat,"cetusnya.

Hadi pun meminta dukungan masyarakat untuk meningkatkan predikat Kukar sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) yang baru-baru ini kembali mendapat penghargaan. "Jadi yang mendukung KLA itu selain sekolah ramah anak, juga puskesmas ramah anak," ungkapnya.

Dikatakan Kepala Sekolah SDN 004 Loa Kulu, Sudirman, persiapan menuju sekolah ramah anak telah dilakukan sejak tahun lalu. "Diantaranya kami sudah menerapkan pendidikan penguatan karakter, dan yang terakhir dilengkapi dengan pendidikan pembelajaran aktif," bebernya.

Sekolah yang dipimpinnya juga menjadi sekolah adiwiyata meskipun belum punya nama dan diakui. "Tetapi kami sudah melaksanakan PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat)," imbuhnya.

Diungkapkan Sudirman, sekolah ramah anak bisa terwujud melalui koordinasi ke berbagai pihak, terutama yang berhubungan dengan kebersihan kantin. "Standar makanan sesuai dengan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), puskesmas juga sudah sering melakukan sosialisasi dan pelatihan," tandasnya. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top