Dihadapan Raja-raja Nusantara, Edi Tegaskan Budaya Daerah Dipayungi Perda

Bupati Kukar Edi Damansyah saat memberikan cinderamata kepada Raja-raja nusantara
(Foto: Endi)

Ditetapkannya sebagian wilayah kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sebagai Ibu Kota Negara (IKN) diharapkan tak menggerus nilai-nilai budaya maupun sosial kemasyarakatan.

Bahkan pemerintah kabupaten bersama DPRD Kukar berkomitmen untuk terus menjaga tradisi dan seni budaya. Ini disampaikan Bupati Kukar Edi Damansyah dalam acara Ngapeh Hambat bersama Forkopimda Kukar dan Raja-raja Nusantara,  Kamis (12/09) pagi.

"Kita sudah menetapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang pelestarian adat istiadat Kesultanan Kutai yang menjadi payung hukum untuk mengembangkan budaya dan tradisi kesultanan," ujarnya di Pendopo Bupati Odah Etam.

Dihadapan para raja yang hadir bertepatan dalam rangkaian Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Edi mengatakan, keberagaman merupakan ciri khas di Kukar, baik seni budaya, sumber daya alam, maupun demografi.

"Kalau kita lihat etnis yang ada di Kutai Kartanegara semua ada. Kehidupan terus harmonis antara berbagai suku yang telah terjalin baik," ucapnya.

Menjaga budaya adalah perekat masyarakat dan bangsa, sehinggga Pemkab Kukar bersama DPRD menetapkan Perda tentang Pemajuan Kebudayaan dan Identitas Daerah yang memayungi pelestarian budaya daerah maupun budaya nusantara di Kutai Kartanegara.

"Sehingga budaya secara keseluruhan yang ada di Kutai Kartanegara ini bisa terlindungi dan dilestarikan dengan baik," tegas Edi.

Dalam kesempatan itu, para raja yang hadir juga diminta memberikan pandangan dalam menjaga tradisi dan nilai budaya utamanya setelah Kukar ditetapkan sebagai ibu kota negara.

Para raja yang hadir yakni Prabu Sancajadiningrat (Pajajaran), Iis Iskandar (Kerajaan Galunggung), Prabu Cakra Amarasa Kerajaan Galuh (Kerajaan Galunggung), KPH Wiroyudho (Pakualaman Jogja/Ketum DPP Matra) dan Andi Bau Malik Barammamase Karaenta Tukkajannangang (Kerajaan Gowa/Waketum DPP Matra).

Kemudian KP Danny Satya Pandelaki (Pakualaman Jogja/Ketua DPP Matra), Hjh Suherlin (Kerajaan Sukadana Kalimantan Barat), dan Ratu Raja Okki Jusuf Judanagara (Kerajaan Tarumanagara Jawa Barat/Pendiri Matra dan Sekjen Royal Nusantara) serta Awang Yacoub Luthman (Sekretaris Kesultanan Kutai). (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top