Kesultanan Kutai Gelar Tradisi Makan Beseprah

Sultan Kutai AM Arifin bersama Bupati Kukar dan raja-raja nusantara menikmati makan Beseprah
(Foto: Endi)

Tradisi makan Beseprah dalam rangkaian Erau digelar kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Rabu (11/09) pagi tadi,  di sepanjang jalan depan Museum Mulawarman, Tenggarong.

Selain Sultan Kutai ke XXI Adji Muhammad Arifin beserta kerabat, Bupati Kukar Edi Damansyah, para Kepala OPD dan staf, serta unsur Forkopimda, makan Beseprah juga dihadiri para Sultan dan Raja nusantara. 

Aneka makanan khas Kutai dihidangkan diatas kain berwarna putih disepanjang lokasi Beseprah. Dalam tradisi ini baik Sultan, pejabat, maupun warga masyarakat duduk bersama yang bermakna kebersamaan raja dengan rakyatnya. 

Usai Sultan bertitah dan memukul gong, makan Beseprah pun dimulai, seluruh yang hadir menikmati sajian makanan, beberapa diantaranya sumbangan sejumlah OPD dan instansi lainnya. “Makna makan Beseprah ini adalah raja memberikah afwah (berkah) dan membawa rakyat makan secara bersama-sama,” ujar Sultan Adji Muhammad Arifin kepada awak media. 

Warga masyarakat berbaur bersama menikmati sajian yang dihidangkan dalam makan Beseprah
(Foto: Endi)

Dikatakannya, tradisi di kerajaan Kutai ini sudah berlangsung sejak lama dan hingga kini terus dilestarikan. “Ini sudah dilaksanakan oleh Raja-raja terdahulu. Harapannya kita lestarikan budaya ini jangan sampai hilang, sampai akhir jaman,” tegas putra mendiang Sultan Kutai Ke XX HAM Salehoeddin II ini. 

Bupati Kukar Edi Damansyah mengapresiasi pelaksanaan Beseprah, dimana tahun ini tradisi tersebut dan rangkaian acara Erau seluruhnya dilaksanakan secara mandiri oleh kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. “Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat memberikan partisipasi dan kontribusi sehingga suksesnya pelaksanaan kegiatan Beseprah ini,” katanya. 

Namun Edi mengaku jika Beseprah tahun ini tak semeriah tahun-tahun sebelumnya. “Memang berjalan baik, cuma kurang meriah aja, nanti lah kita bicara teknis dengan Yang Mulia Sultan. Kalau dulu kan digabung (Baca EIFAF), jadi peserta dan pengunjungnya banyak,” ucapnya. 

Meski demikian, Edi meminta seluruh pihak memetik makna dari tradisi kerajaan Kutai tersebut. “Bahwa Beseprah itu bagian dari kita membangun kekuatan dan kebersamaan, dengan bersama segala sesuatu bisa dilaksanakan dengan baik,” tandasnya. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top