Mahasiswa Kukar Dalam Kondisi Sehat Usai Karantina di Natuna

Bertemu Bupati, empat mahasiswa Kukar telah menjalani karantina di Natuna dan dinyatakan sehat
(Foto: Endi)

Usai 14 hari menjalani karantina dan observasi di Hanggar Lanud Raden Sadjad Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, 238 WNI yang sebelumnya di evakuasi dari Wuhan, China, akibat wabah virus corona, dinyatakan sehat.

Seluruh WNI diterbangkan ke Jakarta pada Sabtu (15/02) dan dipulangkan ke daerah masing-masing, termasuk didalamnya 4 orang warga Kutai Kartanegara (Kukar) yang berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran.

Tiga diantaranya berasal dari Tenggarong yakni David Samjar Sirupa (21), Raisa Rosalind (22), Innesa Alviani Nur Farida (20), serta Risstia Delly Rahman (19) asal Kota Bangun.

Saat diundang ke rumah jabatan Bupati Kukar pada Minggu (16/02) malam, David yang merupakan alumni SMAN 1 Tenggarong, menuturkan ketatnya pemerintah China melakukan pemeriksaan sebelum seluruh WNI di jemput tim evakuasi menuju bandara di Wuhan.

"Kami tidak tinggal di Wuhan tapi satu provinsi dan kami tidak serta merta dilepas pemerintah China karena mereka ketat banget. Kami dicek suhu apakah ada batuk pilek, kami tidak bisa pergi kalau ada hal mencurigakan," ujar mahasiswa semester 6, Yangtze University, Jingzhou ini.

Dikatakannnya lagi, pemeriksaan suhu juga dilakukan selama proses evakuasi, dimana saat itu seluruh jal tol dan jembatan ditutup, pengukuran suhu tubuh pun semakin ketat ketika tiba di bandara Wuhan.

"Kami di evakuasi tim Kemenlu dan Kemenkes. Kami bangga dengan tim evakuasi karena sangat profesional, semua bisa berjalan lancar karena koordinasi. Proses karantina juga sesuai standar WHO," terang David.

Raisa Rosalind alumni SMK YPK Tenggarong yang berkuliah di Hubei University of Science and Technology, Xianning, turut menceritakan saat merebaknya virus corona. Ia merasakan sulitnya mencari bahan makanan, bahkan masuk ke supermarket harus diperiksa suhu tubuh.

"Di kampus saya setiap hari ada pengecekan suhu dan kami harus pakai masker kemana aja, tidur pun pakai masker, makan juga harus ke kantin. Tetapi kami bangga sama Indonesia karena tidak smua negara mengevakuasi warga negaranya, terima kasih Bapak Presiden Jokowi, kami senang ketemu keluarga," ucapnya.

Satu kampus dengan Risstia Delly Rahman di  Hubei Minzu University, Innesa Alviani Nur Farida menggambarkan kondisi dimana para mahasiswa tidak diperbolehkan pergi keluar mencari bahan makanan dan hanya disuplai oleh kampus, namun ia memastikan seluruh WNI pasca karantina dalam keadaan sehat.

"Kami berempat dalam keadaan sehat, karena kalau tidak sehat tidak mungkin bisa datang kesini," tegas alumni SMAN 1 Tenggarong ini.

Bupati Kukar Edi Damansyah bersyukur jika keempat mahasiswa Kukar tersebut dalam keadaan sehat dan baik, mengingat berliku-likunya proses evakuasi, mulai perjalanan dari Wuhan hingga tiba di Indonesia.

"Kami menghimbau masyarakat Kukar, bahwa putra putri kita yang sedang mengikuti pendidikan kondisinya sehat. Jangan ada keraguan dan kekuatiran," pintanya.

Meski saat ini keempatnya harus menjalani perkuliahan secara online, namun Edi menyampaikan rasa bangganya karena putra putri Kukar ini sudah berhasil mengikuti pendidikan di negara China.

"Saya berharap mereka bisa meneruskan kuliah, karena Kukar memerlukan putra putri berkompeten. Kita patut bersyukur sehingga putra putri kita bisa kembali ke Kukar," tandasnya. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top