Bocah Korban Kebakaran Dimakamkan, Ini Kenangan Sang Ayah Bersama Putrinya

Maulida, bocah perempuan yang tewas dalam peristiwa kebakaran di Gang Beringin II telah dimakamkan
Foto: Andi

Maulida (10) bocah perempuan yang tewas dalam peristiwa kebakaran di Jalan Gunung Pegat, Gang Beringin II, RT 35, Kelurahan Melayu, akhirnya dikebumikan di pemakaman umum kuburan Muslimin Kelambu Kuning, Tenggarong, Rabu (13/12) siang.

Didampingi kerabatnya, Hasbianur ayah korban terlihat tegar mengantar kepergian putri pertamanya ke peristirahatan terakhir, sementara sang istri tidak mengikuti prosesi pemakaman karena mengurus anak keduanya yang baru berusia 1 tahun. 

Pasca di evakuasi dari lokasi kebakaran dan menjalani visum di RSUD AM Parikesit Tenggarong Seberang pada Selasa (12/12) kemarin, jasad Maulida sempat disemayamkan di kediaman paman korban di Jalan Gunung Gandek.

Ditemui usai pemakaman, ayah korban yang berprofesi sebagai tukang jahit menceritakan kenangan semasa mendiang Maulida masih hidup. Setiap pagi pukul 07.00 Wita dirinya selalu mengantar putrinya itu ke Sekolah Luar Biasa (SLB).

"Dia anak berkebutuhan khusus, sepulang sekolah saya bawa mampir dulu ke tempat menjahit. Kalau mau makan siang saya antar ke ibunya di rumah kontrakan," tuturnya.

Pria yang biasa disapa Inui ini melanjutkan, setiap sore ia dan istrinya serta anak keduanya selalu mengajak korban berkeliling naik sepeda motor. "Biasanya kalau jalan sore dia (Maulida,red) pasti minta dibelikan nasi goreng, tapi jarang dimakan," ucapnya.

Mendiang putrinya, kata Inui, juga memiliki kebiasaan gemar menyantap pentol rebus, selain itu dirinya kerap menemani Maulida ke warung dekat tempatnya bekerja. "Kalau beli pentol bisa sampai Rp 10 ribu, terus juga sering minta dibelikan cemilan di warung," kenangnya.

Menurut Inui, hal lain yang kerap dilakukan Maulida adalah mendengarkan lagu dari handphone miliknya. "Almarhummah kalau pegang hape saya biasanya itu senang mendengarkan lantunan maulid habsy ," ujarnya lagi.

Pria asal Banjarmasin, Kalimatan Selatan ini juga menceritakan asal muasal nama sang anak yang dulunya diberi nama Siti Maria Ulfa. "Waktu sebelum berumur 10 tahun sering sakit-sakitan, lantas namanya diganti Maulida," tukas Inui.

Kini Maulida tak lagi bersama kedua orang tua dan adiknya, meski korban meninggal dalam kondisi hangus terbakar, namun pihak keluarga telah merelakan dan mengikhlaskan kepergiannya. (end)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top