Ngara' Tamba'an, Tradisi Peringatan Maulid Kesultanan Kutai

Ngara' Tamba'an dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kedaton Kesultanan Kutai
Foto: Endi

Ngara' Tamba'an nasi pulut merupakan salah satu kegiatan upacara Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1438 H, yang berlangsung Jum'at (16/12) pagi tadi.

Tamba'an nasi pulut atau nasi ketan ini diatasnya terdapat parutan kelapa dan gula merah yang menjadi satu, dan diatasnya tertumpang telur rebus. Begitu pula pada lingkaran Tamba'an nasi pulut tersebut juga dikelilingi telur rebus.

Setelah dibacakan do'a oleh Sultan HAM Salehoeddin II, Tamba'an nasi pulut ini kemudian diarak atau dibawa berkeliling mulai dari halaman depan kedaton lalu melintasi jalan samping gedung Junjung Buyah, Jalan Diponegoro, Jalan Mayjen Sutoyo dan kembali tempat semula.

Usai diarak dan dibawa kembali ke Kedaton, Tamba'an nasi pulut kemudian dibacakan do'a Rasul, setelah itu peserta arak-arakan diperbolehkan mengambil nasi pulut maupun telur yang terdapat pada Tamba'an.

Gagasan untuk menggelar kembali tradisi Kesultanan Kutai dalam memperingati hari besar Islam yang dikenal dengan Kerobo' Berkah Maulid ini dicetuskan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kukar.

"Kita ingin pemuda itu memahami tentang akar budayanya, kalau bukan pemuda siapa lagi. Tugas untuk melestarikan budaya Kutai Kartanegara bukan hanya Kesultanan saja tapi seluruh rakyatnya," ujar Ketua DPD KNPI Kukar, Junaidi.

Junaidi berharap, pelaksanaan Maulid di Kesultanan kedepannya akan menjadi agenda rutin Pemkab Kukar. "Proses yang pernah dilalui dan dilaksanakan oleh pendahulu kita harus juga kita budayakan hari ini," ucapnya.

Terkait hal itu, Kepala Bidang Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Adat, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, APHK Poeger, mewakili Sultan HAM Salehoeddin II turut memberikan apresiasinya kepada DPD KNPI Kukar yang telah menggagas Kerobo' Berkah Maulid.

"Kami berharap melalui KNPI dapat mensupport kepada dinas instansi terkait untuk terlibat dalam kegiatan ini. Karena ini adalah merupakan rangkaian budaya yang harus kita pelihara dan merupakan peninggalan nenek moyang yang terdahulu," cetusnya.
APHK Poeger mengungkapkan, beberapa tradisi dalam memperingati hari besar Islam di Kesultanan Kutai bukan hanya peringatan Maulid saja. "Pada 1 Muharam juga ada pembersihan barang-barang pusaka, ini juga perlu kita lakukan di tahun-tahun yang akan datang," tukasnya.

Sementara Bupati Kukar Rita Widyasari dalam sambutan yang dibacakan Staf Ahli Bidang Pembangunan, Wicaksono Subagio, menilai, kegiatan Ngara' Tamba'an yang dilaksanakan di Kedaton Kesultanan Kutai merupakan tradisi mulia dari para pendahulu dan leluhur.

"Jika melihat sejarah, tradisi Ngara' Tamba'an ini seringkali dilakukan oleh pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dimasa kepemimpinan Sultan Aji Muhammad Parikesit," tuturnya.

Akan tetapi dengan berjalannya waktu, tradisi ini tidak pernah lagi dilakukan sejalan dengan tidak diberlakukannya pemerintahan versi kesultanan

"Namun seiring dengan telah dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dalam kontek upaya pelestarian sejarah dan budaya, maka bukan hal yang mustahil bahwa banyak warisan budaya dan tradisi yang bisa diangkat kembali ke permukaan, termasuk tradisi Ngara' Tamba'an ini," ungkapnya.

Tamba'an nasi pulut ini sendiri bermakna untuk mempererat tali silaturrahmi antar umat beragama, termasuk menjaga keharmonisan dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing, sekaligus untuk mempersatukan beragam agama yang ada di Kukar.

Acara Ngara' Tamba'an ini selain dihadiri Sultan HAM Salehoeddin II beserta kerabat, hadir pula sejumlah Kepala SKPD di lingkungan Pemkab Kukar, FKPD, serta tamu undangan lainnya dan diisi dengan penyampaian hikmah Maulid oleh Habib Abdul Qodir Al-Hasni. (end)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top