Mahasiswa FPIK Unmul Tanam 100 Bibit Mangrove di Muara Badak

Cegah abrasi, mahasiswa FPIK Unmul tanam 100 bibit mangrove di desa Tanjung Limau, Muara Badak
Foto: Rahmat Hidayat

Sekitar 100 mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Mulawarman (Unmul) melakukan kegiatan penanaman bibit mangrove di desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kukar, Minggu (26/02) lalu.

Menurut Ketua panitia pelaksana kegiatan, M Agus Darmawan, jumlah mangrove yang ditanam oleh para mahasiswa sebanyak 100 bibit. "Kegiatan ini menjadi salah satu agenda kami yang sering dilakukan setiap tahunnya diberbagai daerah di Kaltim," ujarnya.

Agus yang duduk di bangku semester 4 jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan ini pun berharap bibit mangrove yang ditanam bisa tumbuh dan berkembang menjadi habitat ikan atau biota-biota di perairan Muara Badak.

Dikatakan Agus, untuk bibit mangrove yang ditanam berjenis Rhizopora, dimana mangrove tersebut merupakan mangrove sejati yang berada pada zona terluar yang batang atau akarnya tergenang oleh air laut.

"Secara umum kondisi mangrove di Muara Badak ini cukup baik, kita lihat di sini hampir semua ditutupi oleh pohon mangrove, dan ini banyak sekali fungsinya, baik untuk biota aquatic maupun masyarakat sendiri sebagai perlindungan dari gelombang, abrasi pantai serta angin kencang," bebernya. 


Sementara itu salah satu mahasiswa yang ikut terlibat dalam kegiatan penanaman mangrove, Faturrahman, mengaku mendapatkan banyak ilmu pengetahuan terutama tentang manfaat mangrove bagi daerah pesisir.

"Penanaman mangrove ini sangat bagus sekali karena mengurangi abrasi pantai, kemudian mangrove juga bisa membantu habitat ikan-ikan kecil untuk mencari makan di daerah sekitar mangrove itu sendiri," ucap mahasiswa semester 2 ini.

Manfaat lainnya, lanjut Faturrahman, akar mangrove bisa dijadikan tinta serta bisa pula dijadikan papan sebagai bahan bangunan. "Tapi karena kita bergerak di bidang konservasi, manfaat itu sangat tidak dianjurkan," tegasnya. 

Selain penanaman mangrove, sambungnya, para mahasiswa sebelumnya juga mengikuti kegiatan selama 3 hari di pulau pangempang Muara Badak untuk mendapatkan pembekalan ilmu pengetahuan di bidang perikanan.

"Selama tiga hari itu kita diajarkan ilmu-ilmu perikanan seperti mengukur gelombang, mengukur pasang surut air, frekuensi arus dan kecepatannya," demikian kata Faturrahman. (end)



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top