Acara Adat Cerau Kampong Mulawarman Resmi Dibuka

Arak-arakan Lipan dan Baong Putih pada pembukaan acara adat Cerau Kampong Mulawarman 2018
Foto: Istimewa

Pembukaan acara adat Cerau Kampong Mulawarman berlangsung di pentas abadi, desa Muara Kaman Ilir, kecamatan Muara Kaman, Kutai Kartanegara (Kukar), Sabtu (17/02).

Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kukar Sri Wahyuni ini, dihadiri Nyonya Edi Damansyah (Ibu Plt Bupati Kukar), Nyonya H Marli (Ibu Sekda Kukar), dan perwakilan BPCB Provinsi Kaltim.

Hadir perwakilan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura H Adji Pangeran Haryo Kusumo (APHK) Poeger, sejumlah anggota DPRD Kukar, Camat Muara Kaman Surya Agus, Kapolsek Muara Kaman AKP TM Panjaitan, serta Danramil Muara Kaman Kapten Inf Ali Ahmad.

Acara ini juga dihadiri para Kepala adat di Kukar, pakar Arkeologi Jakarta, Kepala Desa Se-Muara Kaman, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama.

Acara ada Cerau dilaksanakan dalam rangka pagelaran pesta adat seni budaya Kerajaan Kutai Mulawarman, dan merupakan tradisi budaya suku Kutai Muara Kaman.

"Kecamatan Muara Kaman memiliki nilai sejarah yang wajib diperhatikan oleh pemerintah, ada 2 agenda erau tahun ini yaitu Erau Muara Kaman dan Erau Benua Lawas Desa Sabintulung, perlu adanya perhatian pemerintah terhadap perbaikan infastruktur sehingga ikon wisata yang ada bisa maju dan berkembang," ujar Camat Muara Kaman Surya Agus. 

Melalui festival seni budaya Muara Kaman, sambungnya, dapat menyatukan persatuan dan kesatuan. Sehingga generasi penerus mengetahui sejarah Muara Kaman dan sejarah Kutai.

"Nilai-nilai sejarah perlu kita angkat sebagai perekat kita semua, perlu pengamanan terhada areal situs Lesung Batu yang mulai ditempati sebagai pemukiman warga, hal tersebut adalah tanggung jawab pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara," kata Agus.

"Potensi wisata Muara Kaman sangat potensial menjadi ikon wisata besar, mari tunjukkan prilaku dan adat istiadat yang baik terhadap siapapun," sambungnya.

Ditempat yang sama, perwakilan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura menyampaikan, bahwa pihak kesultanan mendukung sepenuhnya pelaksanaan Cerau dan berharap masuk dalam agenda rutin pemerintah kecamatan.

"Erau hanya ada 2, yakni di Desa Sabintulung (Benua Lawas) Kecamatan Muara Kaman dan Kutai Kartanegara. Semoga potensi wisata Muara Kaman dapat menjadi ikon wisata Kabupaten Kutai Kartanegara dan Provinsi Kaltim," ujar  H Adji Pangeran Haryo Kusumo Poeger.

Sementara Plt Bupati Edi Damansyah dalam sambutan yang dibacakan oleh Kadis Pariwisata Sri Wahyuni, mengatakan, tradisi adat istiadat Kutai Muara Kaman dapat dilestarikan dalam festival Cerau dan menjadi salah satu ikon sejarah di Kukar.

"Semoga melalui festival Cerau mampu mengangkat wisata lokal dan menumbuhkan perekenomian masyarakat lokal," ucap Sri.

Pelaksanaan acara adat Cerau sendiri bertujuan untuk mendukung program pemerintah di bidang pariwisata dan budaya, sehingga mampu mengangkat seni tradisional yang merupakan asli budaya lokal kecamatan Muara Kaman.

Rangkaian pembukaan antara lain persembahan tari selamat datang dari sanggar Tari Lentera Tenggarong, pembacaan doa oleh Ketua MUI setempat dan sambutan Ketua Adat Kecamatan Muara Kaman selaku Ketua Panitia Cerau serta pembacaan tarsul.

Acara adat Cerau juga ditandai dengan acara sakral atau ritual arak-arakan Lipan dan Baong Putih, tepong tawar, serta penyalaan damar ketepot.

Selain itu juga ditampilkan tari persembahan putri benua lawas dari SMA Negeri 1 Muara dan dilanjutkan dengan kunjungan ke Bazar dari perwakilan Desa Se-Kecamatan Muara Kaman. 

Kesenian Cerau budaya yang berlangsung hingga 23 Februari 2018 ini akan menampilkan sejumlah agenda, diantaranya prosesi ritual adat, pentas seni, lomba tradisional, literasi, jelajah situs dan gelar wicara. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top