Sekda H Marli Imbau Masyarakat Waspadai Bencana Kebakaran

Sekretaris Daerah H Marli saat meninjau kesiapan unit pemadam kebakaran milik BPBD Kukar
Foto: Endi

Sekretaris Daerah (Sekda) Kutai Kartanegara (Kukar) H Marli, menghimbau agar masyarakat mewaspadai dan mengantisipasi terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun manusia.

"Di Kutai Kartanegara seperti kita ketahui beberapa waktu yang lalu, setelah banjir, muncul kekeringan, kekeringan cenderung terjadinya kebakaran hutan," ujarnya usai memimpin peringatan Hari KesiapSiagaan Bencana 2018 di lapangan parkir kantor Bupati Kukar, Kamis (26/04). 

Siklus tersebut, kata Marli, biasanya kembali berganti ke musim hujan, dimana bencana seperti tanah longsor dan banjir rawan terjadi.

"Siklusnya di Kutai Kartanegara ini selalu berlanjut, dan kita harus belajar dari pengalaman dahulu sehingga bisa mengukur, mengantisipasi kejadian itu. Jangan sampai sudah kejadian baru kita memikirkan bagaimana cara mengatasinya," ucapnya.

Selain itu, Marli juga menghimbau agar masyarakat menyadari akan dampak berbagai bencana terutama bahaya kebakaran, terlebih saat listrik padam, dimana biasanya warga cenderung menggunakan penerangan seperti lilin.

"Kalau longsor itu titik tertentu saja, kalau kebakaran itu yang sangat sulit kita atasi, tapi kerugian sangat besar sekali," ungkapnya.

Terkait terjadinya kebakaran hutan di wilayah hulu Mahakam beberapa waktu lalu, Marli menegaskan, jika Presiden RI Joko Widodo telah memberikan peringatan keras bagi aparatur pemerintah, TNI dan Polri di daerah agar sigap menangani kejadian tersebut.

"Sesuai perintah Bapak Presiden, maka bagaimana kita menterjemahkan perintah ini. Kita mengantispasi dengan cara memberikan penyuluhan dan pengertian kepada masyarakat," terangnya.

Marli mengungkapkan, di Kukar terdapat beberapa titik lahan gambut yang cukup luas dan seringkali terbakar pada saat musim kering.

"Yang sering terjadi dan sulit kita padamkan yaitu kebakaran gambut, dan kita tahu di Kukar ada 6 kecamatan dan sekitarnya yang gambutnya luas, sehingga pas musim kering sering terjadi kebakaran," beber pria berkacamata ini.

Dikatakannya lagi, bencana tersebut memang tidak bisa diduga dan diprediksi, namun bisa diantisipasi yakni dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat di sekitar wilayah yang lahan gambutnya rentan terbakar.

"Sehingga desa-desa harus kita berikan pemahaman, jangan sampai nelayan yang mencari ikan atau pihak-pihak tertentu ke hutan lalu menyalakan api, api belum padam lalu ditinggalkan pulang," tegas Marli. (end)

Tidak ada komentar:


Top