EIFAF 2018: Tari Massal Digarap Dua Minggu, Dibiayai Kemenpar

108 penari massal akan tampil dalam perhelatan pembukaan Erau Adat Kutai 2018 di Tenggarong
Foto: Endi

Opening Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival (EIFAF) 2018 yang akan dihelat pada Minggu (22/07) pekan depan, dipastikan akan kembali menampilkan tarian massal.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara (Kukar), Sri Wahyuni, tari massal kembali ditampilkan setelah pihaknya mendapat kepastian dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI. 

"Anggaran kita sangat minim, Alhamdulillah khusus tarian massal di support penuh dari Kemenpar sebagai bagian dari kunjungan untuk anggota Wonderful Event, karena EIFAF satu diantara 100 Wonder Event yang ditetapkan Kemenpar," bebernya.

Seluruh pembiayaan latihan, properti, kostum dan lainnya, kata Sri, akan dibiayai oleh Kemenpar. "Kemenpar melalui E.O (Event Organizer) bekerjasama dengan Yayasan Gubang," terangnya.

Sementara itu, koreografer tari massal Hariyansa Kundjung, usai memberikan pengarahan kepada para penari di lapangan Stadion Rondong Demang, Kamis (12/07) sore, menjelaskan, ia bersama timnya hanya memiliki waktu dua minggu untuk mempersiapkan para penari.

"Proses rekrutmen sudah dimulai sejak Senin (09/07) lalu, dan dua hari ini kita sudah mulai proses latihan," ujarnya.

Sejumlah penari massal dibawah arahan koreografer nampak berlatih di stadion Rondong Demang
Foto: Endi

Ketua Yayasan Gubang yang akrab disapa Ancah ini mengungkapkan, tim pelatih tari berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan sisa waktu yang tersisa. "Karena waktunya tinggal dua minggu lagi, maka untuk latihan kita mulai dari jam 4 sore, kemudian istirahat dan dilanjutkan lagi jam 7 sampai 9 malam," ujarnya.

Seluruh penari, sambung Ancah, berjumlah sebanyak 108 orang dengan 20 orang pemusik daerah. "Untuk penari direkrut dari beberapa sekolah di Tenggarong, ada dari SMAN 1, SMAN 2, MAN, MTs, dan SMK 3 Tenggarong Seberang," sebut Ancah.

Dikatakannya, para penari tersebut merupakan pelajar yang selama ini mengikuti bimbingan Ekstra Kulikuler (Ekskul) binaan Yayasan Gubang. "Konsep tari sendiri, kita mengangkat kekuatan tradisi yang merupakan warisan leluhur dan warisan budaya. Kami mengangkat konsep Melayu pesisir Kutai dan pedalaman," jelasnya.

Meski waktu latihan cukup singkat, Ancah mengaku para penari bisa cepat beradaptasi dengan arahan yang diberikan. "Kalau berbicara konsep tari, mereka cepat menyesuaikan gerakan-gerakan, cuma yang kami kewalahan adalah properti yang harus secepatnya dipersiapkan," ungkapnya.

Khusus tari massal yang berdurasi selama 18 menit, sambung Ancah, tidak akan menggunakan live musik sebagaimana Erau tahun-tahun sebelumnya. "Pemusik tetap dari Olah Gubang, tetapi untuk mempersingkat waktu, tari massal diiringi musik rekaman," sebutnya.

Ditambahkan Ancah, gladi bersih tari massal akan digelar tanggal 20 Juli. "Tetapi tanggal 21 Juli atau sehari sebelum pembukaan Erau kita tetap melakukan latihan untuk mematangkan persiapan," ucapnya. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top