Miniatur Kapal Buatan Warga Loa Kulu Ini Pernah Dibeli Warga Negara Asing

Lukman Hadi disaat senggangnya berkreasi membuat miniatur kapal menyerupai bentuk aslinya
(Foto: Heru/Medsi01)

Profesi pelaut yang dijalani Lukman Hadi (42) warga desa Sepakat, kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar), ternyata tak menghalanginya untuk berkreatifitas.

Ya, Bapak empat ini memanfaatkan waktu senggangnya untuk berkreasi membuat karya dengan memanfaatkan limbah atau barang bekas dan menjadikannya miniatur kapal.

Ditemui di kediamannya di bilangan RT IV, desa Sepakat, Lukman menuturkan, bahan utama miniatur kapal ia buat dengan memanfaatkan tripleks bekas sebagai bahan utama. Selanjutnya bagian demi bagian plywood yang sudah dipotong dirangkai dengan pola sedemikian rupa hingga berbentuk sebuah kapal.

Sedangkan detail bagian-bagian kapal lainnya, seperti relling atau pagar dan tangga kapal dibentuk menggunakan limbah kawat kandang ayam. Untuk winch atau mesin penarik jangkar dibuatnya dari limbah alat elektronik. Tak hanya itu, limbah suku cadang sepeda motor pun dimanfaatkan pada bagain tertentu minatur kapal yang dibuatnya.

Dikatakan Lukman, dalam beberapa tahun terakhir sudah puluhan buah miniatur kapal yang dihasilkannya, jenisnya pun beragam, seperti Tug Boat (TB), Landing Craft Tank (LCT), kapal perang, hingga tongkang.

Miniatur kapal yang dibuatnya memang unik, sebab dibentuk menyerupai aslinya, diantaranya miniatur TB Samba, dimana warna cat kapal pendorong ponton dan penarik jangkar tersebut hingga bagian lainnya dibuat cukup detail menyerupai bentuk aslinya.

Pasalnya, Lukman memang memiliki kenangan khusus terhadap TB Samba, dimana kapal tersebut merupakan awal karirnya sebagai pelaut dan menjadi kru kapal yang dulunya beroperasi di delta Mahakam.

"Mulai dari delta Mahakam sangat sepi hingga berdiri anjungan minyak dan gas disekitarnya," kata pria yang kini menjabat sebagai Masinis II di LCT Bora V.

Lukman mengaku, ide membuat miniatur kapal didapatnya saat dirinya sedang off atau waktu istirahat kerja.

"Pas off saya pulang kerumah dan main kerumah rekan saya Adam yang juga pelaut satu kampung dengan saya, pas ngobrol dan iseng lihat tripleks nganggur ya kami berdua coba membuat miniatur kapal lalu jadi," ucapnya sambil tertawa.

Semenjak itu, Lukman terus melanjutkan membuat minatur kapal, bahkan dirinya mengerjakannya saat waktu senggang ketika berada di kapalnya.

"Ya dari pada diam lebih baik beraktifitas supaya ada kesibukan," ujar Lukman yang mengaku satu buah miniatur kapal jika dikerjakan setiap hari bisa diselesaikan dalam waktu satu minggu.

Namun menurutnya, apabila hanya dikerjakan saat waktu senggang ketika berada di kapal, maka waktu penyelesaian hingga satu bulan. Ketika ditanya apakah miniatur kapalnya hanya koleksi atau dijual, Lukman akan menjualnya jika ada yang berminat

Ia pun mengungkapkan, miniatur kapal hasil kreasinya pernah dihargai dengan mata uang Dolar Amerika dari kru kapal warga negara asing yang kerap ditemuinya saat melaut.

"Ini pernah ada yang beli pakai Dolar Amerika. Kalau ada yang mau, saya jual satu unitnya 300 ribu rupiah, silahkan datang kerumah," tandas Lukman. (medsi01-HR/*/k2n)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top