Ini Kata Rita Tentang Rock In Borneo

Suasana pers conference Rock In Borneo yang digelar di Ballroom Mulawarman, Hotel Grand Elty, Tenggarong.
Foto: Endi

Jumpa pers Rock In Borneo 2016 seyogyanya dihadiri oleh band asal Denmark, Michael Learns To Rock (MLTR). Namun Jascha Richter, Mikkel Lentz, dan Kare Wanscher, memilih beristirahat di kamar hotel usai menempuh perjalanan panjang dari negara asalnya.

Bertempat di Ballroom Mulawarman, Hotel Grand Elty, Tenggarong, Press conference Rock In Borneo dilangsungkan pada Jumat (25/03) malam, yang dihadiri Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari selaku owner Gerbang Raja, Akbar Haka, Manajer Rockin Borneo, dan wartawan Rolling Stone Magazine, Wendy Putranto.

Sedangkan grup band yang hadir diwakili masing-masing vokalis, diantaranya Heidy Ibrahim (Power Slaves), Steven Jam, Stephanus Adjie (Down For Life), Hardy Nyank Nyank (Taring), dan Ari Winarso (Hellcrust) .

Bupati Kukar, Rita Widyasari dalam jumpa pers tersebut mengatakan, banyak yang bertanya kepadanya mengapa perhelatan Rock In Borneo yang sebelumnya bernama Kukar Rockin Fest dan dikenal dengan penampilan band-band beraliran cadas justru kali ini mendatang band dengan genre Pop Rock MLTR.

"Karena waktu pertama kali Kukar Rockin Fest digelar dan kita mendatangkan grup band Sepultura masih banyak yang belum ngerti apa yang dinyanyikan. Maka kita coba sesuatu yang masyarakat mengerti. Jadi bukan berarti kita meninggalkan rocknya," katanya.

Meski demikian lanjutnya, dengan kehadiran MLTR yang musiknya lebih terdengar slow, Rock In Borneo tetap konsisten dengan penampilan musik rock. Karena akan ada 25 grup band lokal dan nasional yang tampil dengan masing-masing genre seperti rock, metal, hingga reggae.

"Karena ini bertaraf Internasional, Saya ingin membuktikan bahwa anak-anak rock bisa satu stage dengan penyanyi legend," tegasnya.

Rita pun berharap dengan digelarnya acara musik terbesar di borneo tahun ke-5 ini, ekonomi kerakyatan semakin terangkat, seperti penjualan merchandise, Souvenir, maupun kuliner. Karena menurutnya tujuan awal event ini adalah untuk menarik wisatawan agar berkunjung ke kota Tenggarong.

Ia tak menampik banyaknya kritikan terkait event musik yang digelar setiap tahun sejak 2012 lalu. Dirinya pun sudah menegaskan berulangkali jika biaya yang digunakan untuk penyelenggaraannya bukan berasal dari dana APBD. 

"Ada twitter dan facebook yang masuk ke saya dan mengatakan masih banyak orang miskin. Ok saya melakukan itu setiap waktu untuk memikirkan bagaimana rakyat miskin itu berkurang di Kutai Kartanegara, Tapi kita juga harus memikirkan bahwa hiburan itu bagian dari yang mengisi sisi relung hati kita yang paling dalam," ucapnya.

Event Rock In Borneo sambung Rita, Diharapkan mampu menghibur seluruh lapisan masyarakat yang menyaksikannya. "Mudah-mudahan seluruh rakyat bisa menikmati musik yang ada disini, mudah-mudahan kita bisa terhibur," tambahnya.

Sementara itu personil dari grup band nasional yang hadir dalam jumpa pers tadi malam mengaku siap tampil. Mereka juga menyatakan kekagumannya akan kota kecil seperti Tenggarong yang mampu menyelenggarakan event musik terbesar seperti Rock In Borneo. (end)











Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top