Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga Ditampilkan Dalam Pertunjukan Operet

Salah satu adegan operet yang ditampilkan dalam peristiwa sejarah perjuangan merah putih Sanga-Sanga
Foto: Endi

Rita Widyasari Teteskan Air Mata

Pertunjukan operet pada puncak Peringatan Peristiwa Perjuangan Merah Putih Sanga-Sanga ke-70, Jum'at (27/01) kemarin, membuat haru warga dan tamu undangan yang hadir di lapangan Gelora Pantai.

Bahkan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari saat menyaksikan operet tersebut terlihat menghapus air mata. Rita mengaku, operet yang ditampilkan penuh totalitas dan seolah membawa kembali ke suasana perjuangan.

"Saya memberikan apresiasi kepada anak-anak pemeran operet, dan jujur saya mengeluarkan air mata melihat cara mereka memainkan peran dan menghayati peristiwa yang terjadi di Sanga-Sanga pada tahun 1947 silam," ujarnya.

Rita pun meminta kepada Camat Sanga-Sanga, Gunawan yang baru dilantik, agar operet tersebut nantinya bisa ditampilkan kembali. "Mudah-mudahan itu bisa dimainkan lagi, dan saya berharap bisa dibuat videonya, karena penjiwaan mereka membuat kita terenyuh," ucapnya.

"Saya ingin jika nanti sudah dibuat videonya, supaya ditampilkan dalam bentuk slide di Museum Perjuangan Merah Putih Sanga-Sanga. Jadi itu seperti museum di luar negeri, apalagi sekarang ini jamannya informasi teknologi," sambung Rita lagi.

Bupati Rita Widyasari pun menginstruksikan kepada Camat setempat agar melakukan koordinasi dengan perusahaan-perusahan yang beroperasi di wilayah Sanga-Sanga. "Mudah-mudahan Bapak Camat bisa berkoordinasi dengan perusahaan, sehingga museum mampu menimbulkan rasa patriotisme bagi warga yang berkunjung," harapnya.

Sementara itu sutradara sekaligus pelatih operet dari teater Merah Putih Sanga-Sanga, Yoyon, menjelaskan, operet ini mengambil cerita tentang perjuangan rakyat membebaskan kota Sanga-Sanga dari penjajah Belanda. "Tapi tidak kita ambil secara keseluruhan, karena cerita Sanga-Sanga ini panjang," ujarnya.

Dikatakan Yoyon, para pemeran operet ini melibatkan pelajar SD, SMP, SMA, serta Organisasi Kepemudaan dengan total pemain berjumlah 190 orang. Sedangkan durasi pertunjukan berlangsung selama 42 menit.

Operet yang dipersembahkan untuk ke enam kalinya ini membutuhkan waktu latihan selama dua bulan. "Untuk latihan dimulai sejak 5 Desember 2016 dengan waktu latihan seminggu dua kali, tetapi memasuki bulan Januari 2017 kita setiap hari latihan," bebernya.

Yoyon mengungkapkan, dirinya tergerak dan ingin lebih banyak masyarakat yang mengetahui sejarah kota Sanga-Sanga melalui operet yang ditampilkan. "Saya juga ingin anak-anak di usia dini atau usia sekolah mengerti bahwa perjuangan Sanga-Sanga itu benar ada, termasuk warga dari luar supaya mengetahui cuplikan sejarah kota ini," tegasnya.

Yoyon pun meminta agar generasi muda bisa menghargai para veteran yang sudah berjuang dengan mengorbankan segalanya. "Harapan saya generasi muda dapat mengikuti jejak-jejak para pejuang seperti pendahulu kita, yakni tokoh proklamator dan para pejuang di Indonesia.

Sebelumnya, puncak peringatan Peristiwa Perjuangan Merah Putih Sanga-Sanga ke-70 ini diawali dengan parade, usai persembahan operet, Bupati Rita Widyasari dan Wakil Bupati, Kepala OPD, FKPD, LVRI Kaltim, serta unsur Muspika melakukan ziarah dan tabur bunga di TMP Batuah Sanga-Sanga. (end)


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top