Rita dan Putera Mahkota Kesultanan Kutai Antusias Baca Puisi

Bupati Kukar Rita Widyasari saat membaca puisi karya seniman lokal Samboja Khalish Abniswarin
Foto: Endi

Hari puisi nasional yang jatuh pada 26 Juli 2017 lalu, diperingati serentak di tanah air, tak hanya seniman, berbagai kalangan juga ikut memberikan apresiasinya.

Begitu pula Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari, usai mengikuti kegiatan Tenggarong Hijau di Pulau Kumala, Kamis (27/07), orang nomor satu di kabupaten ini antusias saat diminta membaca puisi.

“Rindu ini rasa yang remeh, merumit ketika kau dan aku berjauhan,” ucap Rita saat didaulat oleh salah satu televisi lokal membaca bait puisi yang ditulis seniman Samboja, Khalish Abniswarin.

Perempuan yang telah meraih berbagai penghargaan ini pun mengakui saat masih duduk dibangku sekolah juga menggemari puisi.

Kini karena kesibukan sebagai Kepala Daerah, ia sudah tidak sempat lagi menulis puisi. “Dulu waktu masih muda saya masih sering menulis puisi, apalagi waktu jatuh cinta,” imbuhnya sambil tertawa.

Bahkan kala masih berstatus pelajar SMP Negeri 1 Tenggarong, Rita seringkali mengikuti lomba dan pernah meraih juara I dalam lomba baca puisi.

Menurutnya, puisi mampu mengekspresikan jiwa, mengeluarkan isi kata yang bisa secara puitis atau kiasan, atau secara gamblang.

“Puisi itu menghidupkan jiwa yang terdalam, saya berharap dengan puisi bisa menggali diri kita, dengan puisi kita bisa lebih mencintai seni, karena dengan puisi itu kita mulai memahami arti kata,” imbuhnya.

Putera Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura juga ikut membaca sebuah puisi
Foto: Endi

Ditempat yang sama, Putera Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, juga membaca bait-bait puisi karya Khalish Abniswarin berjudul Yang Jauh Yang Terdalam.

Putera Mahkota berharap, agar masa keemasan puisi dihidupkan kembali, sebagaimana saat puisi karya Hairil Anwar sering dibaca dipenggemarnya.

“Kalau bisa jaman itu dihidupkan lagi. Saya masih ingat syair puisi aku ingin hidup seribu tahun lagi,” tuturnya.

Putera Sultan HAM Salehoeddin II itu menyampaikan harapannya kepada generasi yang kini hidup di era kemajuan teknologi. “Harapan saya generasi muda juga bisa mengikuti membaca puisi, ini jangan sampai pudar,” tandasnya. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top