Jasad Pawang Buaya di Muara Jawa Ditemukan Dalam Kondisi Utuh

Mendiang pawang buaya Supriyanto saat berupaya membantu mencari korban pertama bernama Arjuna
Foto: Istimewa

Pencarian pawang buaya bernama Supriyato (38) warga Jalan Ir Soekarno, RT 18, Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara (Kukar) akhirnya membuahkan hasil.

Pria kelahiran Makroman ini menghilang akibat diterkam seekor buaya di sungai depan Jety PT BRE dan merupakan korban kedua saat berupaya membantu mencari Arjuna (18) yang sebelumnya disambar buaya di lokasi yang sama.

"Korban ditemukan terapung di sela-sela kapal Sat Pol air Polres Kukar dengan kapal Kamla Muara Pegah tepatnya di depan Jety PT. BRE," terang Kapolres Kukar AKBP Fadillah Zulkarnaen melalui Kapolsek Muara Jawa AKP Triyanto. 

Selanjutnya oleh personil Sat Pol air Polres Kukar dibantu anggota Kamla Muara Pegah, korban diangkat ke atas jety PT BRE dan kemudian dibawa ke rumah duka.

"Adapun kondisi korban dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan menggunakan celana pendek 3/4, tidak berbaju dan seluruh badan korban masih dalam keadaan utuh," ujar Triyanto.

Disebutkannya, terlihat dari fisik, dibagian dagu dan dahi korban ada bekas luka, sementara dibagian paha kanan terlihat ada bekas luka dan kulit korban sebagian sudah mengelupas.

"Dengan demikian sudah lengkap dua korban yang ditemukan dalam peristiwa digigit buaya di depan Jety PT BRE Kelurahan Muara Jawa Ulu," ucap Triyanto.

Penemuan jasad Supriyanto ini, sambungnya, merupakan korban peristiwa digigit buaya yang terjadi pada Sabtu (16/09) lalu..

Pencarian dimulai sejak awal kejadian oleh warga, pihak keluarga, anggota Sat Polair Polres Kukar, Sat Polair, anggota Kamla Muara Pegah, dan tim basarnas.

"Pencarian korban juga dibantu pawang asal Balikpapan, Bahar, Udin Tato dari Tenggarong dan Ambo dari Sungai Meriam, Kecamatan Anggana," bebernya.

Selaku Kapolsek Mara Jawa, Supriyanto mengingatkan perlunya dibuat edaran dan pemasangan spanduk atau plang yang bertuliskan bahaya buaya dipinggir sungai atau tempat rawan buaya. 

"Ini guna mencegah terjadinya peristiwa tersebut terulang kembali," cetusnya. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top