Angkat Tradisi Beseprah, FKT Layak Masuk Kalender Event Daerah

Tradisi makan Beseprah di kecamatan Muara Muntai diangkat dalam Festival Kampung Telihan 2018
Foto: R.Hidayat  

Makan Beseprah merupakan salah satu tradisi masyarakat suku Kutai yang diangkat dalam gelaran hari kedua Festival Kampung Telihan (FKT) 2018 di kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar), Minggu (26/08) kemarin.

Warga pun antusias dan berbaur di sepanjang jembatan telihan (Ulin, Red) disekitar lapangan Sri Muntai untuk menikmati makanan khas Kutai yang dihidangkan bersama nasi putih seperti serondeng jagung, pirik cabek, ikan sungai dan lainnya.

"Yang uniknya Beseprah dilaksanakan seperti Beseprah tempo dulu. Kita duduk bersila, makan bersama, berhadapan tapi diatas daun pisang. Jadi suasana kebersamaan dengan menu-menu yang ada itu sangat terasa," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kukar Sri Wahyuni.

Dikatakannya, festival yang mengangkat seni budaya seperti FKT sebagaimana instruksi Plt Bupati Edi Damansyah, akan ditetapkan kedalam kalender event daerah.

"Tiga bulan sebelum tahun anggaran ini kita akan bersurat kepada seluruh Camat untuk memilih dan menentukan tiga sampai lima festival di kecamatannya untuk kita seleksi menjadi kalender event daerah," beber Sri.

Menurutnya, FKT yang baru pertama kali digelar ini sudah memenuhi syarat, dimana ada penyelenggara yang bertanggung jawab, serta tempat dan waktu yang telah ditentukan oleh panitia pelaksana.

"Tahun depan mereka sudah bisa menetapkan tanggal untuk tahun 2019 sehingga menjadi bagian dari kalender event daerah Kutai Kartanegara," jelas Sri.

Kalender event, sambungnya, akan di launching Plt Bupati Kukar per Januari 2019 bersamaan dengan peringatan Peristiwa Merah Putih Sanga-Sanga. 

"Karena itu sampai dengan Desember kita sudah harus punya data base kalender event yang layak menjadi kalender event daerah," sebut Sri.

Ditambahkannya, Dinas Pariwisata memiliki PR untuk melakukan pendampingan agar sebuah festival yang berlangsung didalam kalender event tidak sekedar sebuah perayaan.

"Tetapi juga bisa membangkitkan seni budaya, punya nilai pertunjukkan dan manajemen festivalnya bisa jalan," ucap Sri lagi.

Terakhir, katanya, sebuah festival juga harus melibatkan partisipasi masyarakat setempat dan berdampak pada peningkatan ekonomi. 

"Kita akan bersinergi dengan OPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Koperasi dan UKM, supaya setiap setiap festival itu punya nilai," tandasnya. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top