WNA Asal Malaysia Yang Dirawat di RSUD AM Parikesit Tidak Terpapar Virus Corona

dr Martina Yulianti pastikan WNA yang dirawat di RSUD AM Parikesit tidak terpapar virus corona
(Foto: Endi)

Plt Direktur RSUD AM Parikesit (RSAMP) Tenggarong Seberang, dr Martina Yulianti, menyampaikan klarifikasi terkait beredarnya informasi seorang pria warga negara asing (WNA) asal Malaysia terpapar virus corona.

Saat menggelar press rilis pada Rabu (05/02) pagi, Yuli yang didampingi Wakil Direktur Pelayanan dr Mauritz Silalahi, menyebutkan, pasien berusia 39 tahun itu dirawat sejak Selasa (04/02) malam dan ditempatkan di ruang isolasi.

Namun WNA yang bekerja disalah satu perkebunan kelapa sawit di kecamatan Kembang Janggut itu bukanlah pasien virus corona, meskipun dirujuk dengan keluhan demam, batuk dan nyeri tenggorokan.

"Sesuai dengan pedoman kewaspadaan virus corona, kami kemudian melakukan pemeriksaan kepada pasien ini, sesuai dengan kategorinya dan definisi operasionalnya, pasien ini masuk kedalam pemantauan," kata Yuli.

Pemantauan lanjutnya, merupakan kategori paling ringan, yakni ada riwayat demam, batuk, pilek, dan datang dari negara yang tertular.

"Ada tidaknya paparan pada pasien ini jelas tidak ada, karena yang bersangkutan tidak ada kontak dengan pasien yang terkonfirmasi atau tidak ada riwayat berkunjung ke rumah sakit yang merawat pasien yang terkonfirmasi (suspect)," bebernya.

Yuli meluruskan kabar jika pasien yang terkonfirmasi suspect virus corona di Malaysia adalah turis yang datang dari Wuhan, Tiongkok.

"Jadi sebenarnya pasien kita ini tidak ada kontak sehingga tidak memenuhi syarat secara faktor resiko untuk masuk kedalam kategori pasien dengan pengawasan, jadi hanya pemantauan saja," tegasnya.

Terkait prosedur penanganan pasien dengan kategori pemantauan, yang bersangkutan diisolasi sembari terus dipantau, apabila kondisinya tidak memburuk, demam dan batuk berkurang, maka akan dipindahkan ke ruang biasa dan setelahnya diperbolehkan pulang.

"Menurut kami tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena kami berpedoman kepada pedoman yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan. Dalam kasus ini kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit, dan juga berkoordinasi serta terus melaporkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi. Kita sepakat ini kasus hanya pemantauan," ujar Yuli.

Ditambahkannya, penempatan pasien tersebut di ruang isolasi hanya standart kewaspadaan agar tidak menimbukan kekhawatiran, namun tetap dalam pemantauan.

"Kita lihat satu dua hari, untuk hari ini kondisinya sudah mulai membaik, demam sudah turun, batuk dan pilek juga sudah berkurang," demikian jelas Yuli. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top