kutaikartanegaranews »
News
,
Pemerintahan
,
Pertanian
»
Deklarasi SPR Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kukar, Pemkab Apresiasi YKBBI
Deklarasi SPR Bidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kukar, Pemkab Apresiasi YKBBI
![]() |
Deklarasi Sekolah Pemberdayaan Rakyat inisiasi Yayasan KBBI di Pendopo Odah Etam Tenggarong (Foto: Prokom Kukar) |
Deklarasi Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) Bidang Pertanian, Peternakan dan Kehutanan, digelar di Pendopo Odah Etam, Tenggarong, Kamis (17/07/2025).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) pun menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Karya Bhakti Bumi Indonesia (KBBI) atas inisiatif dan dukungannya kepada Pemkab Kukar untuk meningkatan sumber daya manusia, penguatan kelembagaan lokal dan penciptaan ekosistem usaha rakyat yang tangguh khususnya di bidang pertanian dalam arti luas melalui program SPR.
Sebagaimana sambutan yang disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono, program ini sejalan dengan arah pembangunan Kabupaten Kukar khususnya percepatan pembangunan pertanian dalam arti luas. Kegiatan ini tentunya juga merupakan bagian dari tindaklanjut dan implementasi dari MOU antara Pemkab Kukar dengan Yayasan KBBI yang telah ditandatangani oleh Bupati Kukar dengan Ketua Yayasan KBBI.
"Komitmen Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara terhadap pembangunan pertanian dalam arti luas sangat besar dan menjadi salah satu program prioritas utama dalam kebijakan pembangunan daerah. Kebijakan ini merupakan salah satu strategi transformasi ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara dari ekonomi yang bertumpu/bergantung pada sumber daya alam yang tidak terbarukan (unrenewable resources) khususnya dari sektor pertambangan minyak bumi, gas dan batubara ke ekonomi yang terbarukan (renewable resources) melalui pembangunan pertanian dalam arti luas, pariwisata dan ekonomi kreatif," ucapnya.
Lanjut dia, sebagaimana diketahui bersama bahwa Kabupaten Kukar dalam lebih dari 1 dekade terakhir memiliki kedudukan dan posisi strategis di Provinsi Kaltim, khususnya sebagai lumbung pangan. Sampai saat ini Kabupaten Kukar telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyediaan pangan termasuk khususnya padi (beras) di Provinsi Kaltim.
"Berdasarkan Data BPS Kalimantan Timur Tahun 2024, luas panen padi di Provinsi Kalimantan Timur tercatat seluas 57.143,29 Hektar dan untuk Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 26.744,87 Hektar atau 46,80% dari luas panen di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan untuk produksi padi Gabah Kering Giling (GKG) di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 115,10 ribu ton GKG atau memberikan kontribusi sebanyak 50,71% dari keseluruhan produksi GKG di Provinsi Kalimantan Timur," beber Sunggono.
Tentunya kedudukan dan peran strategis Kabupaten Kukar dalam penyediaan pangan akan lebih besar lagi dengan adanya Ibu Kota Negara Nusantara (IKN Nusantara), dimana nantinya sekitar 4-5 juta orang akan berpindah ke wilayah IKN dan sekitarnya.
"Ini tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan bagi kita semua utamanya Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai wilayah penyanggah pangan IKN," sambungnya.
Ia juag merincikan beberapa strategi dan kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemkab Kukar dalam rangka pencapaian dan percepatan pembangunan pertanian di Kabupaten ini diantaranya:
1. Penetapan kawasan pertanian berbasis komoditi padi sawah sebanyak 5 (lima) Kawasan Pertanian, yaitu 1) Kawasan Pertanian Sebulu-Muara Kaman; 2) Kawasan Pertanian Loa Kulu – Tenggarong; 3) Kawasan Pertanian Tenggarong Seberang 1; 4) Kawasan Pertanian Tenggarong Seberang 2 dan 5) Kawasan Pertanian Marangkayu. Total luasan keseluruhan sawah pada 5 kawasan ini sekitar + 8.093,06 hektar.
2. Pembangunan dan perbaikan infrastuktur pertanian utamanya sistem irigasi/pengairan pertanian, jalan usaha tani/jalan produksi. Untuk percepatan pembangunan/perbaikan infrastuktur pertanian ini, Pemkab Kutai Kartanegara telah melakukan kerjasama dengan TNI melalui Program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) dan Program Karya Bakti TNI.
3. Moderenisasi pertanian melalui fasilitasi/bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan).
4. Dukungan terhadap tenaga pendamping lapangan khususnya melalui Program Penyuluh Pertanian Swadaya (PPL) untuk mendukung kerja PPL ASN dan P3K yang terbatas. Alhamdulillah saat ini sudah 250 orang yang kita latih dan tetapkan sebagai Tenaga PPS.
5. Akses modal tanpa anggunan dan tanpa bungan melalui Program Kredit Kukar Idaman (KKI).
Namun ia mengungkapkan, masih cukup banyak kendala dan masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di Kukar termasuk diantaranya adalah terkait dengan sumber daya manusia khususnya menurunnya Rumah Tangga Petani (RTP) dan Rumah Tangga Nelayan (RTN). Selain itu, berdasarkan data BPS menunjukkan bahwa sebagian besar petani dan nelayan saat ini berusia rata-rata di atas 50 tahun. Masalah ini tentunya harus menjadi perhatian khusus bersama.
"Pola pikir (mindset) dan motivasi kerja generasi muda saat ini harus diubah. Tidak lagi mereka berpikir bahwa kerja yang menjanjikan hanya menjadi pegawai termasuk menjadi PNS/ASN atau THL/Honorer. Sektor pertanian diasumsikan sebagai sektor tidak menjanjikan masa depan yang lebih baik, termasuk identik dengan hal-hal yang sifatnya “kotor” dan “berlumpur”," imbuhnya.
Ditambahkannya lagi, untuk menarik minat anak-anak muda agar mau terjun dan bekerja dalam bidang pertanian tentunya harus dilakukan berbagai upaya diantaranya dengan Moderinisasi Sistem Pertanian melalui Mekanisasi dan Pertanian Cerdas (Smart Farming). Sistem pertanian tradisional/konvensional harus diubah dengan Pertanian Modern dengan penggunaan alat dan mesin pertanian mulai dari pengolahan lahan sampai dengan panen dan pasca panen sehingga pertanian lebih efektif dan efisien. Selain itu juga harus diberikan insentif khusus untuk modal usaha bagi mereka.
"Untuk itu kami harapkan melalui Program Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) ini, dapat menghasilkan generasi-generasi muda yang bersemangat dan tangguh dibidang pertanian, peternakan dan perikanan sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan (agent of change) dan penggerak pembangunan desa. Nantinya mereka juga dapat berperan sebagai Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS)," imbuh Sunggono.
Kegiatan SPR ini diikuti sebanyak 27 orang. Sunggono pun menegaskan agar para peserta bersungguh-sungguh dan serius mengikuti kegiatan yang berlangsung selama 6 bulan, sebab 27 orang tersebut merupakan orang-orang terbaik dan terplih melalui proses seleksi dan musyawarah
"Dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang saudara-saudara dapatkan nantinya, diharapkan dapat menjadi bekal utama dalam membangun usaha bidang pertanian dalam arti luas yang lebih profesional dan berkelanjutan. Selain itu, diharapkan saudara-saudara juga dapat mengajak dan memotivasi kawan atau saudara yang lain untuk turut serta berusaha dibidang pertanian," tandasnya. (mmbse)
Tidak ada komentar: