Dinas PTP Serahkan Bantuan, Hasil Pertanian Diharapkan Meningkat

Kabid Produksi Hortikultura Dinas PTP Kaltim, M Alimuddin, menyerahkan bantuan kendaraan secara simbolis
Foto: Endi

Dinas Pertanian Tanaman Pangan (PTP) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kutai Kartanegara (Kukar), menggelar pertemuan dan sosialisasi pembinaan pengawalan pasca panen, Rabu (14/09).

Pertemuan yang berlangsung  di balai pertemuan desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, dihadiri 30 peserta dari asosiasi pasar, asosiasi pedagang tanaman holtikultura dan kelompok tani selaku pelaku usaha.

Menurut Kabid Produksi Tanaman Hortikultura, Distan TPH Kukar, Syahrianto, Desa Sumber Sari memiliki usaha produksi tanaman berupa sayur-sayuran yang cukup tinggi, namun banyak hasil produksi yang tidak mencapai harapan sehingga terjadi penurunan harga jual.

"Dengan adanya kegiatan ini, kita mengharapkan produksi hasil pertanian khususnya sayur-sayuran, kualitas maupun kuantitasnya dapat ditingkatkan dalam rangka untuk meningkatkan daya jual di pasaran," terangnya.

Dikatakannya, dalam sosialisasi ini juga diserahkan bantuan sarana berupa 1 unit bangunan beserta kelengkapannya dan 5 unit kendaraan roda tiga merk Viar, guna meningkatkan daya jual kelompok pelaku usaha, 

Syahrianto berharap, bantuan berupa sarana prasarana yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan provinsi Kaltim yang berasal dari dana APBN dan dana dekosentrasi, dapat dimaksimalkan oleh asosiasi penerima bantuan.

"Asosiasi inilah yang nantinya berperan penting untuk memaksimalkan sarana dan prasarana yang diberikan," jelasnya. 

Sementara itu Kabid Produksi Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan provinsi Kaltim, M Alimuddin, usai menyerahkan bantuan secara simbolis, meminta agar asosiasi penerima bantuan melakukan restrukturisasi manajemen organisasi.

"Diharapkan dari pihak pengelola membentuk semacam pokja (kelompok kerja) dan memperkuat kelembagaan-kelembagaan, sehingga saat bekerja dengan kelompok usaha pemasaran, mereka bisa melanjutkan usaha taninya dan pemasarannya secara modern," tuturnya.

Saat ini, lanjutnya, pola pemasaran dituntut secara simultan, baik penyediaan bahan baku, olahan, termasuk sistem distribusinya.

"Karena dalam hal ini, pemerintah berkepentingan membantu dalam rangka peningkatan mutu berkelanjutan, serta keamanan tanaman pangan," tegas Alimuddin.

Disinggung mengenai biaya operasional penggunaan 5 unit kendaraan yang telah diserahkan, pihaknya akan mencoba mengangkat kembali usaha jasa asing dalam asosiasi. 

"Jadi kalau dalam kelompok bangsal pasca panen ini misalnya ada kelompok tani lain yang tidak termasuk di dalam asosiasi mau menggunakan jasanya, ya silahkan saja, karena pada intinya apa yang dibantu oleh pemerintah bisa lebih optimal dan meningkatkan hasil," ucapnya.

Terkait bantuan yang diberikan, Kepala Desa Sumber Sari, Sukarno, berharap kelompok tani yang tergabung dalam asosiasi bisa memahami bahwa konsep pertanian bukan lagi secara konvensional namun bergeser ke ranah bisnis.

"Harapan kami para petani merubah mindset, mau belajar market, belajar manajemen, mengelola hasil panennya itu bukan lagi oleh tengkulak tapi dikelola sendiri," tuturnya.

"Arahan kita agar para petani mandiri bukan dikendalikan orang tapi mengendalikan sendiri, menjual sendiri dan menjadi petani modern," tambah Sukarno. (end)











Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top