Jalankan Titah Sultan Kutai, Putera Mahkota Laksanakan Prosesi Adat Beluluh

Pada ritual Beluluh, kerabat Kesultanan membentangkan Kirab Tuhing diatas Putera Mahkota
Foto: Endi

Isran Noor - Hadi Mulyadi Turut Jalani Ritual Beluluh

Empat hari jelang digelarnya Erau Adat Kutai dan dan 6th International Folklore Art Festival (EIFAF) 2018, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura menggelar upacara pendahuluan yakni prosesi adat Beluluh, Rabu (18/07) pagi.

Namun upacara sakral di ruang utama Kedaton Kesultanan ini dipimpin oleh Putera Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat menggantikan Sultan Kutai HAM Salehoeddin II yang masih dalam kondisi sakit.

"Sultan memberikan titah kepada Putera Mahkota sebagai pemegang mandat selama Erau dari tanggal 18 sampai 29 Juli 2018, dan diberi kuasa penuh untuk pemegang adat pelestarian tata nilai budaya Kutai Kartanegara," ujar Menteri Pelestarian Nilai-nilai Budaya Adat, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, H Adji Pangeran Haryo Kusumo (APHK) Poeger.

Dikatakannya, Beluluh dilaksanakan untuk memberitahukan kepada Kejuntaian Kemumulan atau makhluk halus bahwa Erau akan dilaksanakan serta dimaksudkan agar pengunjung maupun pelaksana kegiatan Erau mendapat perlindungan dari Yang Maha Kuasa.

"Prosesi ini dipimpin seorang Belian sambil Bememang (membaca mantra) untuk memohon keselamatan bagi yang akan melaksanakan Erau, sekaligus berdoa agar prosesi yang dilaksanakan mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa," tuturnya.

Dalam ritual ini, Putera Mahkota duduk diatas sebuah balai bambu kuning berjumlah 41 tiang dan dikelilingi 4 orang kerabat Kesultanan yang membentangkan Kirab Tuhing (kain kuning) diatas kepala Sultan.

"Yang boleh duduk di balai itu Sultan dan para Pangeran atau Putera Beliau. Dalam prosesi ini selanjutnya dilakukan ritual Ketikai Lepas kepada tamu undangan, lalu Putera Mahkota turun dari balai bambu dan kembali ketempat duduk semula," kata APHK Poeger.

Isran Noor bersama istri turut menjalani prosesi Beluluh di Kedaton Kesultanan Kutai
Foto: Endi

APHK Poeger mengatakan, Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim Terpilih 2018-2023 Isran Noor - Hadi Mulyadi atas titah Sultan Kutai turut menjalani ritual Beluluh bersama isteri masing-masing, namun keduanya duduk diatas balai bambu berwarna hijau.

"Balai bambu berwarna hijau yang mempunyai 16 tiang itu diperbolehkan untuk orang kebanyakan, tetapi harus melalui titah Sultan, jadi bukan sembarang orang bisa duduk disana.," ujarnya.

Ditambahkannya, Beluluh yang dijalani Isran Noor - Hadi Mulyadi, dimaksudkan agar dalam memimpin Kaltim dapat menjalankan tugasnya sesuai amanah rakyat dan berpegang kepada aturan yang telah ditetapkan pemerintah.

"Terakhir Beluluh juga dilaksanakan kepada Sekda H Marli sebagai penanggung jawab wilayah, karena lokasi upacara adat itu berada di kerajaan Kutai atau di Kutai Kartanegara," ucap APHK Poeger.

Setelah prosesi Beluluh dilaksanakan, sambungnya, sore harinya pihak Kesultanan Kutai melaksanakan ritual Menjamu Benua atau memberi makan Benua.

"Ritual ini dimulai dari Kepala Benua di Tanah Habang Mangkurawang, Tengah Benua depan Museum Mulawarman, dan Buntut Benua sekitar jembatan Kartanegara," jelasnya.

Menjamu Benua sendiri bertujuan untuk memberikan jamuan atau sajen berupa pisang, ayam, nasi ketan, dan kue-kue tradisional kepada roh-roh leluhur agar mendukung serta tidak mengganggu pelaksanaan Erau. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top