Partisipan TIFAF Dari 6 Negara Kunjungi Makam Raja-raja Kutai

Kadis Pariwisata Kukar menjelaskan perihal makam raja-raja Kutai kepada Partsipan TIFAF
(Foto: Endi)

Partisipan Tenggarong International Folk Art Festival (TIFAF), berkesempatan mengunjungi makam raja/sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di komplek museum Mulawarman, Tenggarong, Sabtu (28/09).

Kunjungan delegasi kesenian dari negara Belanda, Mesir, Thailand, Rusia, Rumania dan Srilangka ke makam raja-raja Kutai ini bertepatan dengan peringatan HUT kota Tenggarong ke-237 yang ditandai dengan ziarah ke makam pendiri kota Tenggarong Adji Imbut.


Selain melihat-lihat makam dan mendokumentasikannya, para partisipan juga diberikan penjelasan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kukar Sri Wahyuni, diantaranya nama raja-raja yang tetap dikenang dan diabadikan namanya, salah satunya stadion Adji Imbut di Tenggarong Seberang

Sri juga menjelaskan, jika nama bandara Sultan Sulaiman di Balikpapan diambil dari nama Sultan Kutai ke-17, serta RSUD AM Parikesit yang merupakan nama Sultan Kutai ke-19.

"Kita perkenalkan nama-nama tokoh dan orang yang berjasa besar bagi daerah dan dikenang untuk bangunan-bangunan monumental, termasuk nama bandara APT (Adji Pangeran Temenggung) Pranoto yang diabadikan dari nama mantan Gubernur Kaltim yang merupakan salah satu kerabat kesultanan," ujarnya.

Partisipan juga diperkenalkan jenis-jenis makam raja, mulai dari bentuk hingga perbedaan antara makam laki-laki dan perempuan. Bahkan partisipan dari Srilangka sempat terkejut saat membaca histori raja Kutai periode I, dimana terdapat nama Sri Langka Dewa.

"Dia bilang apa ada pengaruh dari Srilangka, jadi di silsilah kerjaan Martadipura kerajaan Hindu kita sampaikan itu memang pengaruh dari Hindu, bisa jadi memang pengaruh dari Srilangka juga, tapi kerajaan itu sudah diinvasi pada abad ke 16," bebernya.

Kepada partisipan juga dijelaskan jika kerajaan Kutai pada jaman dahulu telah membangun hubungan internasional dengan negara-negara luar.

"Ini hal yang baru bagi mereka, termasuk juga penjelasan mengapa rangkaian bunga lompo itu khusus untuk kesultanan, sedangkan yang lain hanya tabur bunga biasa," demikian kata Sri. (mm-bse) 

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top