Kadispar Kaltim Imbau Pengelola Destinasi Wisata di Kukar Terapkan CHSE

Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sri Wahyuni sambut baik trend wisata desa yang tumbuh di Kukar
(Foto: Fairuz)

Di Kutai Kartanegara (Kukar) saat ini bermunculan obyek wisata yang dikelola secara mandiri. Sebut saja Kembang Jaong di Kelurahan Loa Ipuh Darat (Tenggarong) atau Taman Gubang di Desa Loa Ulung (Tenggarong Seberang) dan di beberapa kecamatan lainnya.

Pertumbuhan dan perkembangan tujuan wisata baru tersebut diapresiasi oleh Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni.

"Ada trend yang bagus di Kutai Kartanegara ketika wisata desa itu mulai tumbuh. Begitu juga masyarakat yang mulai memanfaatkan lahan yang tadinya hanya tempat bersantai, tempat berkebun, tetapi sekarang sudah dikenalkan untuk wisata," ujarnya kepada media ini, Selasa (09/03/2021) pekan lalu.

Mantan Kepala Dispar Kukar ini pun menyambut baik hal tersebut, terlebih Kukar menjadi salah satu penyangga Ibu Kota Negara (IKN), sehingga akan semakin banyak destinasi wisata pilihan.

"Tentu kita perlu banyak pilihan-pilihan, alternatif, inovasi, kreatifitas dan niat baik untuk mengembangkan usaha pariwisata, itu adalah hal yang sangat positif untuk Kutai Kartanegara sebagai destinasi tujuan wisata," kata Sri.

Lanjut dia, ketika banyak yang datang ke Kukar, maka akan banyak pilihan daya tarik wisata baru (DTW) dan semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung, namun ada beberapa hal yang menurut Sri harus diperhatikan.

"Saat pandemi ini yang perlu diperhatikan adalah pengelola daya tarik wisata menerapkan protokol kesehatan, mengikuti isian mandiri untuk sertifikasi penerapan CHSE atau Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). Ini harus diperhatikan, dipelajari dengan benar," bebernya.

Kedepan setelah pandemi, berwisata aman menjadi catatan bagi wisatawan yang tentunya akan memilih obyek wisata dengan jaminan keamanan, kesehatan dan keselamatan.

"Jadi upaya saja, niat, kreatifitas dimasa pandemi belum cukup ketika tidak dilengkapi dengan penerapan protokol kesehatan," sambung Sri.

Saat ini Dispar Kaltim tengah memetakan dan mengumpulkan data daya tarik wisata yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) atau wisata desa dengan membuat klaster-klaster yang berbasis agro, hutan maupun wisata bahari.

"Karena nanti pembinaannya berbeda, kalau dia wisata bahari kita akan berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, kalau agro dengan Dinas Pertanian, supaya nanti ada support," ungkapnya.

Kepada pengelola destinasi wisata baru diharapkan tetap berkoordinasi serta membuat pelaporan. Ia menganjurkan untuk tidak berjalan sendiri dan bergabung didalam asosiasi Perhimpunan Pengelola Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Kaltim.

"Kita lebih mudah melakukan pembinaan lewat asosiasi ini. Pembinaannya semisal jenis DTW-nya apa saja, berapa jumlah tenaga kerjanya. Nanti akan berkembang apa yang diperlukan oleh teman-teman pengelola taman rekreasi itu," demikian dijelaskan Sri. (end)

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top