Kontemporer Dance, Karya Seni Bertajuk Kontemplasi, Entah dan Intuisi

Pagelaran Kontemporer dance persembahan Gubang Art Community
Foto: Endi

kutaikartanegaranews.com - 01/03/2015
Pagelaran Kontemporer dance persembahkan Gubang Art Community, Sabtu (28/02) malam, mampu memukau penonton yang hadir di gedung Putri Junjung Buyah Tenggarong. Suasana hening membuat penonton seakan terhipnotis oleh alunan musik dan tata cahaya yang mengiringi gerakan para penari.

Kontemporer dance tersebut menceritakan tentang kehidupan sehari-hari yang coba diangkat oleh sang koreografer. Masing-masing tarian ditampilkan sesuai dengan tema yang diusung yakni, Kontemplasi, Entah, dan Intuisi, tema ini berbicara tentang mulai dari awal proses hidup hingga kematian manusia.

Koreografer Gubang Art Community, Hariyansa, mengatakan, Kontemplasi adalah tema yang berbicara tentang manusia yang harus berkontemplasi dengan diri sendiri untuk mencari sesuatu yang indah buat dirinya.

"Sedangkan entah adalah yang berhubungan dengan siklus hidup, proses hidup, tentang hidup, makna hidup, siapa yang hidup, siapa yang punya, dan terkadang muncul pertanyaan entah siapa yang sebenarnya," jelas pria yang akrab disapa Ancha ini. "Untuk tema intuisi, semua manusia punya intuisi yang berbicara tentang kebenaran," terangnya.

Dalam pagelaran tersebut , Ia  melibatkan 5 orang penari, 5 pemain musik, penata panggung dan tim lighting. Ancha mengaku merasakan kepuasan yang berbeda saat menyaksikan penampilan para penarinya, menurutnya, karya yang telah dipersiapkan selama 2 tahun ini, dibuat semata-mata untuk keberlangsungan seni dan budaya yang ada di Kutai Kartanegara.

Animo penonton yang hadir dalam pagelaran ini memang diluar dugaan, awalnya tiket seharga Rp 10 ribu per lembar hanya tersedia untuk 250 orang."Alhamdulillah sold out, bahkan yang masuk sampai 300 orang," kata Ancha. Ia juga mengungkapkan jika biaya yang digunakan untuk pementasan karyanya berasal dari dana mandiri.

Ancha secara tegas menyatakan, jika kontemporer dance garapannya merupakan karya seni sekaligus kritikan kepada Pemerintah, mengingat hingga kini belum ada gedung khusus untuk pementasan, "Kapan dibuat gedung kesenian, kalau gedung olahraga sangat cepat, tapi gedung kesenian kapan," pungkasnya. (ekn)

Koreografer Gubang Art Community, Hariyansa (tengah) bersama seluruh pendukung pagelaran kontemporer dance
Foto: Endi











Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top